Melacak Warisan Spiritual Pura Indrakila: Tempat Bersemedi Raja Bali Kuno
Pura Indrakila, terletak di Dausa, Kintamani, Bali, adalah tempat suci yang menjadi tempat meditasi para raja Bali. Terletak di ketinggian, pura ini menawarkan ketenangan dan kedamaian di tengah pemandangan alam yang megah. Tempat suci ini adalah tempat di mana orang mencari makna spiritual dan koneksi yang mendalam.
Pura Indrakila terletak di Desa Dausa, Kecamatan Kintamani, sekitar 40 kilometer di utara kota Bangli, di atas sebuah bukit kecil. Meskipun belum ada sumber tertulis yang jelas tentang sejarah pura ini, ada indikasi dari prasasti yang mengacu pada masa pemerintahan Raja Jayasakti Bali pada tahun 1133-1150 Masehi sebagai waktu pembangunan Pura Indrakila dengan tujuan sebagai tempat meditasi Para Raja Bali kuno. Menurut cerita rakyat turun-temurun, Pura Indrakila terkait dengan episode Mahabharata yang melibatkan pertapaan Arjuna, salah satu tokoh Pandawa, di Gunung Indrakila.
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan dalam menjalankan tugas beratnya untuk memberikan banyak manfaat bagi rakyatnya. Mantra Yajurveda menekankan pentingnya pemimpin untuk memiliki kesadaran diri yang kuat dan hati yang teguh. Pemimpin yang memiliki kesadaran diri dan hati yang teguh akan mendapatkan dukungan ilahi untuk meningkatkan kehidupan rakyatnya, baik secara fisik maupun spiritual, mirip dengan bagaimana Arjuna melakukan tapa sebelum menghadapi Bratayudha.
Pura Indrakila mungkin didirikan dengan latar belakang ini. Raja ingin mempersiapkan dirinya untuk tugas dan tanggung jawab beratnya sebagai pemimpin dengan melakukan olah tapa. Sebagai seorang pemimpin, ia akan menghadapi berbagai gangguan, tantangan, godaan, dan hambatan dalam menjalankan tugasnya, terutama sebagai seorang raja dengan kekuasaan besar dan wilayah yang luas.
Utama Mandala Pura Indrakila (Sumber : Koleksi Penulis)
Pura Indrakila memiliki tiga bagian utama atau tri mandala dalam strukturnya. Bagian terdalam atau jeroan adalah tempat di mana terdapat pohon beringin besar yang memberikan naungan yang lebat. Di sampingnya, ada pohon cempaka seliwah yang unik karena satu pohon ini memiliki dua jenis bunga, menciptakan atmosfer yang sangat magis. Di bawah naungan pohon-pohon tersebut, ada rangkaian pelinggih yang membentuk bentuk huruf "U" terbalik.
Bagian utama ini juga mencakup pelinggih Padmasana yang memiliki tiga ruang yang digunakan untuk menyembah Ida Betara Tiga Wisesa. Di sebelah selatan, terdapat pelinggih berbentuk stupa yang digunakan untuk menyembah Ida Betara Ciwa Bhuda. Selain itu, terdapat Lingga Yoni yang merupakan simbol kesuburan dan kemakmuran.
Pada bagian madya mandala atau jaba tengah, terdapat dua jajaran bangunan balai gong yang dibagi menjadi sembilan bagian oleh sekat-sekat. Ruang lapang yang cukup besar memisahkan dua jajar bangunan balai gong ini. Bagian terluar atau jabaan adalah daerah yang mengelilingi lokasi pura dan menawarkan pemandangan yang indah.
Sepertinya cerita tentang Arjuna yang melakukan tapa di Gunung Indrakila telah mengilhami pendirian Pura Indrakila sebagai tempat bagi seorang raja untuk bermeditasi. Pura Indrakila ini dibangun di atas bukit untuk menciptakan replika Gunung Indrakila di India, tempat Arjuna melakukan tapa. Pelinggih utama di Pura Indrakila adalah Padmasana dengan tiga ruang, yang melambangkan penghormatan kepada Sang Hyang Tiga Wisesa atau Sang Hyang Tri Purusa, sebagai jiwa agung Tri Loka.
Pemujaan terhadap Tuhan sebagai Sang Hyang Tiga Wisesa bertujuan untuk memperkuat dimensi spiritual, agar manusia yang tinggal di Bhur Loka tidak melakukan tindakan yang merusak keseimbangan di Bhuwah dan Swah Loka. Pada saat itu, telah terdapat pemahaman bahwa kesalahan dalam cara manusia mengatur kehidupan di Bhur Loka dapat mengganggu keadaan di Bhuwah dan Swah Loka.
Ternyata pada zaman modern ini, hal itu sudah dapat dibuktikan dengan nyata. Seperti menggunakan alat-alat hidup berbagai mesin yang mengeluarkan asap mengotori ruang angkasa. Angkasa yang penuh polusi sudah terbukti menimbulkan berbagai penyakit dan sangat mengganggu kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia di bumi ini.
Pemujaan Tuhan sebagai Sang Hyang Tri Purusa mencerminkan keyakinan bahwa Tuhan hadir di seluruh lapisan alam, yaitu Bhur Loka, Bhuwah Loka, dan Swah Loka. Dia dianggap sebagai jiwa agung yang disebut sebagai Batara Siwa di Bhur Loka, Batara Sada Siwa di Bhuwah Loka, dan Paramasiwa di Swah Loka.
Pura Indrakila awalnya sangat rusak secara fisik dan telah mengalami beberapa kali perbaikan, perluasan, dan penambahan pelinggih. Perbaikan pertama kali dilakukan pada tahun 1961-1963, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan upacara sesuai dengan tradisi yang berlaku untuk pura yang mengalami perbaikan dan perluasan.
Madya Mandala Pura Indrakila (Sumber : Koleksi Penulis)
Menurut penjelasan dari pemangku pura, Pura Indrakila adalah Pura Dang Kahyangan yang termasuk dalam kategori Kahyangan Jagat. Fungsi utama Pura Dang Kahyangan adalah sebagai tempat untuk belajar dan berlatih rohani di bawah bimbingan guru spiritual, dengan tujuan memperkuat jati diri dalam menjalankan swadharma sesuai dengan Asrama dan Varna masing-masing individu. Upacara piodalan di Pura Indrakila diadakan setiap Purnama Sasih Kapat.
Pura Indrakila telah mengalami beberapa kali perbaikan, dan sekarang memiliki banyak pelinggih yang berasal dari berbagai Pura Kahyangan Jagat di Bali, seperti Gedong Limas Catu dan Limas Mujung yang menggambarkan hubungan dengan Batara di Besakih dan Batur. Di pura ini juga terdapat beberapa Meru Tumpang Tiga dan Pelinggih Gedong yang masih perlu dipelajari lebih lanjut tentang fungsinya.
Meskipun begitu, peran utama Pura Indrakila tetap sebagai Pura Dang Kahyangan yang digunakan oleh raja dan pemimpin sebagai tempat untuk berlatih dan memperkuat diri mereka melalui olah tapa, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam memajukan kesejahteraan rakyat mereka, baik secara fisik maupun spiritual.