Mengenal Desa Bayung Gede, Leluhur Desa Penglipuran!
Tersembunyi di balik keramaian dan popularitasnya, desa dengan budaya yang kaya dan pesona alamnya yang memesona, memiliki sisi autentik Bali yang jarang terjamah oleh wisatawan. Dari pura-pura kuno hingga kehidupan sehari-hari yang masih dipengaruhi oleh tradisi yaitu, Desa Bayung Gede
Desa Bayung Gede terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Desa Bayung Gede merupakan sebuah permata tersembunyi di Indonesia yang menawarkan pengalaman rekreasi yang luar biasa. Terletak di tepi hutan yang rimbun dan berdekatan dengan sungai yang mengalir tenang, desa ini memiliki daya tarik alam yang luar biasa dan budaya yang kaya.
Desa ini merupakan salah satu desa tua yang mempertahankan nilai-nilai adatnya. Luas wilayahnya adalah 10,24 km2, berada di dataran tinggi pegunungan sekitar 900 mdpl dan terdiri dari desa dinas, desa pakraman, banjar dinas, dan banjar pakraman. Desa ini memiliki 2 banjar, yaitu Banjar Peludu dan Banjar Bayung Gede. Batas wilayahnya adalah Desa Batur (Utara), Bonyoh dan Sekaan (Selatan), Desa Sekardadi (Timur), dan Desa Belancan (Barat).
Desa Bayung Gede tergolong Desa Kuno di Bali. sebelum bernama Desa Bayung Gede, dahulu merupakan tempat pemukiman kecil di Bali yang disebut sebagai padukuhan yang letaknya ditenggah hutan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil. Padukuhan ini dipimpin dan dikelola oleh suatu struktur pemerintahan adat yang disebut “Ulu Apad” atau kepala suku dengan tugas pokok dan fungsinya dari penyelenggaraan kegiatan dan kepentingan pelaksanan upacaran dan upakara adat. Diantara pura-pura yang dibangun sebagai tonggak peringatan peristiwa “padukuhan” adalah pura dukuh yang sampai sekarang masih ada.
Menurut penuturan para Desa Adat sesepuh atau penglingsir. Penglipuran merupakan serpihan dari Desa Bayung Gede di Kintamani, atau dapat dijelaskan bahwa pendahulu atau leluhur. Desa Pengelipuran berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Kata Penglipuran berasal dari kata “Pengeling dan Pura” yang artinya Pengeling = Eling = Ingat/mengingat dan Pura artinya tempat, benteng atau tanah leluhur. Jadi Pengelipuran artinya ingat kepada tanah leluhur/tempat asal mula Desa Bayung Gede (Prayogi, 2011).
Kebun Jeruk Desa Bayung Desa (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Desa Bayung Gede memiliki daya tarik alamnya yaitu hamparan sawah yang ditanami pohon jeruk. Dalam perjalanan menuju desa ini, hamparan sawah dengan pohon jeruk menghiasi di sisi kiri dan kanan jalan raya. Desa Bayung Gede sendiri berhawa sejuk, seperti kawasan Kintamani pada umumnya. Berbagai jenis tanaman tropis bisa hidup dengan baik di kawasan ini.
Kebanyakan penduduk dari desa Bayung Gede hidup sebagai petani, hasil kebun yang cukup populer di kawasan ini adalah jeruk. Desa Bayung Gede merupakan salah sentra produksi jeruk Kintamani, yang sudah dikenal baik masyarakat lokal, regional maupun internasional, luas perkebunan jeruk mencapai 478 hektar dengan rata-rata produksi per tahun mencapai 970 ton/hektar.
Tari Baris Gede (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Desa ini mempertahankan tradisi dan budaya Bali yang khas, yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan upacara adat. Upacara adat Bali sering kali diadakan di desa ini, sehingga pengunjung dapat menyaksikan kehidupan religius dan budaya Bali secara mendalam.
Desa Bayung Gede memiliki beberapa tarian sakral yang seringkali dipentaskan pada upacara keagamaan, salah satunya Tari Baris Gede. Tari Baris Gede merupakan tarian sakral yang diperkirakan telah ada sejak abad ke- 8. Tarian ini bisa dipentaskan saat upacara di pura dan mejadi bagian pelengkap dari upacara. Menurut Prof. Dr. Wayan Dibia, tari Baris Gede ditarikan secara berkelompok dalam jumlah tertentu sesuai arti di masing-masing daerah. Jumlah satu kelompok ada yang delapan orang sampai dengan empat puluh orang penari, biasanya terikat dengan simbol-simbol tertentu. Senjata yang digunakan dalam tari Baris Gede juga beragam, ada yang menggunakan tombak, cakra, atau tamiang (tameng). Tari Baris Gede menggambarkan Widiadara atau pengawal yang mengiringi para dewa serta menyambut para dewa. Di sisi lain tari Baris Gede juga dapat diartikan sebagai tarian prajurit perang.
Desa Bayung Gede (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Salah satu hal yang paling mencolok dari Desa Bayung Gede adalah keindahan alamnya. Dikelilingi oleh pegunungan hijau yang menjulang tinggi, desa ini merupakan tempat yang sempurna bagi para pecinta alam, dapat melakukan trekking di sekitar desa untuk menikmati pemandangan alam yang menakjubkan.
Pura (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Warisan leluhur mencakup budaya tradisional Bali Aga yang masih dilestarikan oleh masyarakat. Terdapat keunikan dari Tradisi Bali Aga, yaitu Tradisi Perang Suren menjadi keunikan yang kerap dilakukan oleh para pemuda desa, saat melalui proses karantina Ngusaba Lampuan. Perang ini menjadi ritual yang digelar sebagai bentuk penghormatan dewa Indra sebagai Dewa Perang. Warga desa memiliki kebiasaan melakukan penanggalan khusus menggunakan kalender bali yang terbuat dari kayu untuk menentukan hari baik kegiatan upacara dan Saat ada kelahiran bayi, ari-ari yang biasanya ditanam atau dikubur diperlakukan berbeda di dalam desa Bayung Gede Kintamani, ari-ari tersebut ditempatkan dalam batok kelapa, sebagai sebuah kuburan yang khusus.
Melalui eksplorasi warisan leluhur, desa ini ingin memperkenalkan aspek-aspek tersebut serta membangun kesadaran masyarakat setempat terhadap identitas budaya mereka. Desa Wisata Bayung Gede, dengan memanfaatkan warisan leluhur, desa ini memiliki pengalaman budaya autentik. Desa Bayung Gede adalah tempat yang sempurna untuk rekreasi yang menggabungkan keindahan alam, kebudayaan yang kaya, dan keberlanjutan lingkungan.