Menggapai Kesucian: Ritual Pewintenan sebagai Langkah Awal Spiritual
Pada 6 Oktober 2024, diadakan upacara yadnya Nunas Pewintenan di Bali, dipimpin oleh Ida Pedanda Oka Watulumbang dan diikuti oleh sekitar 90 krama. Upacara ini bertujuan untuk pembersihan diri secara lahir dan batin, mempersiapkan peserta dalam mempelajari pengetahuan dan keahlian tertentu, serta menandai langkah awal dalam pengembangan spiritual. Pewintenan, yang berarti "bersinar seperti permata," mencakup berbagai tingkatan dan jenis sesuai dengan kondisi peserta dan tugas hidup.
Sehari setelah puncak karya agung Ngenteg Linggih, Ngusabha Desa, dan Mahayu Nini Pura Desa Puseh Mengwitani, tepatnya pada tanggal 6 Oktober 2024, dilaksanakan upacara yadnya Nunas Pewintenan. Upacara ini dimulai sekitar pukul 14.00 dan dipimpin oleh Ida Pedanda Oka Watulumbang dari Griya Magelung Baha. Pewintenan kali ini juga dirangkaikan dengan upacara Nganyarin.
Sekitar 90 orang krama (masyarakat) mengikuti Pewintenan, termasuk anggota Prajuru Desa, pemangku, calon pemangku, juru pundut, dan sebagian besar adalah masyarakat umum. Tujuan mereka mengikuti upacara ini adalah untuk mempersiapkan diri dalam mempelajari pengetahuan atau keahlian tertentu, terutama dalam konteks keagamaan, menjalankan tugas tertentu, serta sebagai komitmen untuk langkah awal dalam pengembangan spiritual.
Krama menjalankan prosesi Pewintenan
Pewintenan atau Mawinten adalah upacara yadnya dalam tradisi Hindu-Bali yang berfungsi untuk pembersihan diri secara lahir dan batin. Pembersihan lahir dilakukan dengan memandikan diri menggunakan air yang dicampur dengan berbagai bunga. Sedangkan pembersihan batin dilakukan dengan memohon kepada Hyang Widhi untuk mendapatkan penyucian dan bimbingan dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang suci.
Istilah "Mawinten" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "bersinar seperti permata", mencerminkan tujuan upacara ini untuk menjadikan peserta suci dan bermanfaat bagi orang lain. Terdapat berbagai tingkatan dan jenis upacara Mawinten, tergantung pada kondisi peserta, tahapan, dan tugas hidup yang diemban. Dari segi tingkatan, terdapat pawintenan sederhana, pawintenan menengah, dan pawintenan utama. Dalam jenis pawintenan, ada pawintenan Sari, pawintenan Saraswati, pawintenan Dasa Guna, pawintenan Ganapati, dan pawintenan Panca Rsi.
Secara umum, Pawintenan mencakup berbagai aspek, seperti; spiritual, pendidikan, dan tanggung jawab sosial dalam komunitas Hindu.