Mengulik Bawang Hitam : Bawang dengan Segudang Khasiat untuk Kesehatan
Bali selain terkenal dengan segala macam keindahannya, baik dari alam hingga budayanya, masih menyimpan sistem pengobatan tradisional yang termuat dalam lontar usadha bali. Salah satunya, yaitu dengan bawang hitam. Bawang hitam yang merupakan hasil fermentasi dari bawang putih (Allium sativum L.) memiliki kandungan gizi beragam yang mampu untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengenali lebih dalam mengenai bawang ini.
Bali yang terkenal akan sejuta keindahannya, baik dari segi alam, tradisi, maupun budayanya, juga memiliki keragaman lainnya, yaitu keberagaman akan sistem pengobatan tradisionalnya untuk menjaga kesehatan tubuh dan juga keharmonisan jiwa. Keberagaman sistem pengobatan tradisional ini salah satunya berasal dari beragamnya jenis tanaman yang tersedia. Tanaman yang memiliki kemampuan sebagai obat tradisional ini sudah dipercayai oleh masyarakat selama bertahun-tahun akan khasiatnya.
Salah satu yang akan dibahas yaitu mengenai bawang hitam. Bawang hitam atau yang biasa dipanggil black garlic ini sudah terkenal akan khasiatnya yang digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, baik dari penyakit ringan hingga yang berat. Bawang hitam juga telah dikenal dan dikonsumsi oleh sebagian penduduk Asia sejak ratusan tahun lalu sebagai bumbu masakan. Bawang hitam sebenarnya merupakan bawang putih (Allium sativum L.) yang telah difermentasi. Proses fermentasi bawang putih menjadi bawang hitam ini mengalami perubahan pada keseluruhan penampilannya setelah dipanaskan selama kurang lebih satu bulan. Proses fermentasi tersebut menyebabkan perubahan warna, bau, dan rasa dari bawang putih menjadi bawang hitam akibat dari reaksi Mailard.
Proses fermentasi pada bawang hitam dipengaruhi oleh waktu, suhu, dan kelembapan tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dosen Poltekkes Denpasar, Dewi dan Wayan pada jurnal berjudul "Nutrition Content and Antioxidant Activity of Black Garlic", proses fermentasi bawang hitam dilakukan pada suhu 70°C dengan lama fermentasi yang berbeda-beda. Lama fermentasi tersebut mempengaruhi bawang hitam yang dihasilkan. Dalam proses fermentasi dari bawang putih menjadi bawang hitam ini mengalami reaksi Mailard, yaitu reaksi yang terjadi antara gula pereduksi dengan komponen amino karena perubahan suhu dan kadar air yang cepat. Reaksi inilah yang menyebabkan perubahan pada bawang.
Bawang Hitam (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Berbagai sistem pengobatan tradisional telah berkembang di masing-masing daerah di Indonesia sejak zaman dahulu. Sama halnya seperti di Bali, keberagaman sistem pengobatan tradisional termuat dalam lontar usadha. Lontar usadha adalah manuskrip atau naskah yang mengandung sistem pengobatan tradisional di Bali. Bawang hitam yang sejatinya merupakan hasil fermentasi dari bawang putih ini banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal tradisional karena kandungan yang terdapat di dalamnya. Hal ini termuat ke dalam tiga lontar usadha, yaitu usadha rare, usadha tiwang, dan usadha netra.
Usadha rare memuat mengenai sistem pengobatan tradisional untuk penyakit bayi hingga anak-anak. Dalam lontar ini, terdapat beberapa penyakit yang dapat diobati, salah satunya adalah obat untuk bayi yang sedang batuk serta obat untuk perut kembung. Kemudian, dalam lontar usadha tiwang membahas tentang penyakit tiwang. Tiwang adalah penyakit yang mempunyai gejala badan terasa meluang, sakit dan ngilu, gelisah, mata mendelik, otot kaku bahkan sampai pingsan. Dalam lontar ini terdapat beberapa penyakit yang dapat diobati, seperti tiwang desti, batuk, dan jampi gantung. Tiwang desti adalah badan terasa sakit meluang sampai ke kaki. Sedangkan, usadha netra merupakan ilmu pengobatan untuk penyakit mata dan termasuk juga penyakit perut, penyakit kepala, serta penyakit dalam dengan gejala letih. Dalam lontar ini terdapat beberapa penyakit yang dapat diobati, yaitu seperti sakit mata dan sakit tuju, yaitu rasa sakit pada otot-otot dan sendi-sendi tulang.
Berdasarkan jurnal yang sama pada penelitian yang dilakukan oleh dosen Poltekkes Denpasar, Dewi dan Wayan, bawang hitam memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bawang putih, sehingga dapat menyembuhkan penyakit dengan lebih efektif. Selain itu, dilihat dari kandungan zat gizi yang terdapat di dalamnya, bawang hitam juga bermanfaat untuk pengobatan berbagai macam penyakit, seperti mencegah penyakit jantung, menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan otak, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengontrol kadar gula darah, melindungi hati, diabetes, darah tinggi, hingga stroke.
Kandungan seng yang terkandung di dalamnya dapat mengaktifkan sel darah putih, sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kandungan kalium dan zat besi juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah serta dapat mencegah dan mengatasi anemia. Kemudian, terdapat kandungan fosfor untuk pemeliharaan otot dan sistem saraf. Kandung selenium dan tembaga yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh dan mendukung kinerja pembuluh darah. Dan terakhir terdapat kandungan antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas, sehingga dapat mencegah penyakit kanker.
Sebenarnya, bawang hitam dan bawang putih memiliki kandungan yang hampir sama, namun hanya berbeda pada berapa banyak jumlah kandungan yang terkandung di dalamnya. Contohnya seperti kandungan antioksidan yang terdapat di bawang hitam lebih tinggi dibandingkan yang terdapat di bawang putih. Sama seperti bawang hitam, bawang putih juga memiliki banyak manfaat dalam pengobatan tradisional serta digunakan sebagai bahan dasar dalam masakan. Namun, dalam penggunaannya, bawang putih memiliki bau yang lebih menyengat dan terasa panas di kulit saat digunakan. Biasanya bawang putih dapat digunakan secara langsung maupun diolah terlebih dahulu, sedangkan pada bawang hitam biasanya dapat digunakan secara langsung.
Isi Bawang Hitam (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Walaupun keduanya memiliki beberapa kesamaan, namun terdapat perbedaan utama diantara kedua bawang ini. Pertama, bawang putih dengan kondisi yang segar memiliki warna yang putih, baik kulit luarnya dan juga bagian daging di dalamnya pun berwarna putih. Sedangkan, untuk bawang hitam ini berwarna coklat kehitaman, yang dimana hal ini terjadi karena adanya proses oksidasi. Dari segi rasa, bawang putih memiliki rasa pedas dan tajam, sedangkan bawang hitam memiliki rasa yang lebih ringan dan terdapat sedikit rasa asin dan manis. Bawang hitam tidak mengeluarkan rasa yang kuat jika dibandingkan dengan bawang putih karena kandungan allicin yang terdapat di bawang hitam berkurang. Hal ini juga berpengaruh pada bau yang dihasilkan oleh bawang hitam karena tidak semenyengat yang dihasilkan oleh bawang putih. Kemudian, dari segi tekstur, bawang putih memiliki tekstur yang keras dan renyah, sedangkan untuk bawang hitam memiliki tekstur yang lebih lunak dan lengket daripada bawang putih.
Meskipun bawang hitam memiliki banyak manfaat sebagai pengobatan tradisional dan baik bagi kesehatan, tetapi tetap ada anjuran untuk mengkonsumsinya. Anjuran mengkonsumsi bawang hitam ini maksimal tiga kali dalam sehari sebanyak dua sampai tiga siung setelah makan. Jika bawang hitam dikonsumsi melebihi jumlah tersebut, dapat menimbulkan dampak seperti gangguan pencernaan, meningkatkan kadar asam lambung, menimbulkan gejala alergi, dan bau mulut.
Terakhir, bawang hitam adalah bahan yang sangat bermanfaat baik sebagai bahan masakan, dan juga sekaligus sebagai bahan untuk pengobatan tradisional. Walau terbuat dari bawang putih yang difermentasi, baik bawang putih maupun bawang hitam pun memiliki kandungan gizi yang banyak dan bermanfaat dalam mengobati berbagai macam penyakit, seperti yang termuat dalam lontar usadha. Dengan demikian, bawang hitam perlu dikembangkan lagi sebagai bahan pengobatan tradisional agar tetap eksis di tengah perkembangan bahan pengobatan yang lebih modern.