Mengungkap Keajaiban Desa Adat Piling: Sejarah dan Kearifan Lokal
Bali, dikenal sebagai Pulau Dewata, terkenal dengan keindahan alamnya dan warisan budaya yang kaya. Salah satu desa yang menarik perhatian adalah Desa Adat Piling. Desa ini memiliki sejarah yang kaya dan unik, mencerminkan perjalanan panjang masyarakatnya dari krisis abad ke-18 hingga perkembangan agama Kristen dan Katolik pada abad ke-20. Dan artikel ini menyajikan pengungkapan mendalam tentang Desa Adat Piling, memaparkan sejarahnya yang kaya dan kearifan lokal yang melekat. Dengan menyoroti tradisi, nilai-nilai, dan peristiwa bersejarah, pembaca akan memahami keunikan dan keajaiban yang menjadikan Desa Adat Piling istimewa.

Perjuangan Awal Desa Adat Piling
Desa Adat Piling bermula dari desa kuno di Penebel, yang awalnya berasal dari Desa Sarin Buana di daerah Bajra ke utara. Pada abad ke-15 hingga ke-16 Masehi, para pendahulu desa ini diberi tugas oleh Jro Subangnya, Puri Tabanan, untuk ngempon pura di pucak kedaton, termasuk Pura Pucak Kedaton, Pura Manik Celaka, Linggar Sari, dan Pura Jero Tengah.Pindahnya desa ini dipicu oleh inisiatif para tetua desa untuk mendekatkan diri ke pucak dan pura-pura tersebut. Pada awalnya, desa ini berada di sebelah utara dengan nama Tagel Sepit, merujuk pada wilayah yang sempit dan memanjang. Di sana, mereka membangun Pura Khayangan Tiga dengan Sarkofagus, Linggayoni, yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Pintu Masuk Desa Adat Piling(Sumber Photo : Koleksi Redaksi)
Kehadiran Misionaris dan Dampaknya
Gereja Tertua Desa Adat Piling (Sumber : Koleksi Redaksi)