Menulusuri Indahnya Tukad Bindu Jika Dengan Kepedulian Manusia
Sungai besar yang berlokasi di Desa Kesiman, Denpasar, Bali ini mengalir membentangi sebagian wilayah Timur dari Kota Denpasar. Menurut warga lokal sekitar, sungai ini terkenal angker bagi mereka hingga pada tahun 2013, warga lokal melihat sebuah potensi tersembunyi dari sungai angker ini dan mulai berinisiatif untuk mengerahkan seluruh kreativitasnya yang kemudian memunculkan wajah baru dari sungai angker ini yang diberi nama "Tukad Bindu" sebagai hasilnya. Tukad Bindu terkenal akan multi-rekreasinya yang selalu beragam, dimulai dari sungai, bendungan, jogging track, taman bermain, tempat makan, dan masih ada yang lainnya. Sungguh sebuah keajaiban bagaimana Tukad Bindu bisa diberi banyak rekreasi yang menakjubkan ini dalam tempat yang dulunya angker dan dipenuhi rimbunan tanaman liar yang membuatnya sempit. Ini menunjukkan betapa pentingnya kepedulian manusia bisa membuat lingkungan semakin menjadi baik.
Tukad Bindu merupakan sebuah sungai yang mengalir tenang di tengah kota Denpasar, tidak sekadar menjadi aliran air biasa. Dengan penuh kearifan lokal, masyarakat setempat memberinya sebutan akrab, "Tukad Bindu," yang di mana "tukad" berasal dari bahasa Bali yang berarti "sungai". Konon, sungai ini sudah dibentuk sejak dahulu kala dan jauh sebelum bangunan - bangunan yang ada seperti sekarang. Oleh karena itulah Tukad Bindu awalnya seperti sungai angker dikarenakan rimbunnya tumbuhan yang memberi kesan hawa menakutkan ditambah lagi dengan suasana sepinya.
Taman rekreasi (sumber : pribadi)
Namun sekarang, Tukad Bindu bukanlah hanya sungai biasa. Sungai ini telah berkembang pesat menjadi daya tarik wisata yang memikat hati para wisatawan. Terletak di tengah padatnya lingkungan perkotaan, Tukad Bindu menonjol sebagai destinasi yang unik dan istimewa. Keindahan alamnya dipadukan dengan sentuhan kreativitas, menciptakan ruang rekreasi yang begitu mempesona. Dan tidak lupa juga warga lokal membangun sarana pemujaan orang Hindu yaitu Pura pada beberapa tempat untuk beribadah dan memberi persembahan. Hal ini bertujuan agar kita bisa menjalin hubungan yang baik dengan penunggu maupun leluhur yang turut juga menjaga kelestarian lingkungan Tukad Bindu.
Pesona Tukad Bindu tidak hanya memikat warga Denpasar, tetapi juga menarik perhatian masyarakat Bali secara keseluruhan. Sungai multi-rekreasi ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga menyajikan pengalaman yang nyaman bagi pengunjung. Namun, keunikan Tukad Bindu tidak berhenti di sini. Tukad Bindu bukan sekadar destinasi wisata biasa, melainkan hasil inovasi luar biasa dari kota Denpasar. Dengan memasuki kawasan Tukad Bindu, pengunjung akan dihadapkan pada sebuah gang/jalan kecil yang tersembunyi, menjadi pintu gerbang menuju keajaiban alam yang tersimpan dengan melewati tangga menurun menuju ke sungai.
Sungai ini seringkali menjadi ladang kreativitas bagi para mahasiswa dalam memberikan inovasi terbaiknya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sekitar. Sedangkan di sisi lain, banyak sungai yang terdesak dan terlupakan di tengah pembangunan maupun perkembangan hingga ujung-ujungnya berakhir menjadi tempat pembuangan limbah. Maka dari itu, Tukad Bindu sebagai panutan utama dalam pengelolaan daerah aliran sungai berbasis komunitas, menunjukkan bahwa kita dapat menyelamatkan sungai-sungai ini.
Pepohonan Bagian Dalam Taman Rekreasi (sumber : pribadi)
Namun, Tukad Bindu juga akhirnya menghadapi tantangan terutama dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Kawasan ini ditutup sementara yang menyebabkan penurunan kualitas fisik dan kekhawatiran akan kunjungan wisatawan. Untuk menghadapi tantangan ini, Yayasan Tukad Bindu bersama dengan tim pengabdian masyarakat Universitas Ngurah Rai telah menawarkan solusi inovatif.
Mulai dari desain backdrop panggung hingga pelaksanaan sosialisasi eco enzyme, semua kegiatan dilakukan secara kolaboratif dengan masyarakat. Langkah-langkah ini tidak hanya menjaga keberlanjutan lingkungan Tukad Bindu tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat. Dukungan dan apresiasi dari berbagai pihak telah membuktikan keberhasilan upaya ini, menandai bahwa Tukad Bindu bukan sekadar destinasi wisata, melainkan cermin dari kearifan lokal dan inovasi berkelanjutan.
Dan kini kelestarian Tukad Bindu sudah cukup baik untuk disaksikan. Warga lokal sekitarnya juga sudah sepakat bahwa Tukad Bindu perlu dijaga kebersihan dan kenyamanannya untuk mengembangkan potensi pariwisata yang menurun akibat Covid-19. Tantangan untuk mempertahankan sesuatu yang berharga akan selalu ada setiap saat, dengan harapan besar agar Sungai yang penuh makna dan berekreasi ini tetap terjaga dan terus berkembang hingga kedepannya.