Nguntab: Ritual Nawur Sesangi di Desa Adat Tegal

Nguntab adalah ritual sakral di Desa Adat Tegal Darmasaba yang dilakukan saat hari raya Galungan dan Kuningan. Tradisi ini menjadi momen bagi masyarakat untuk memenuhi janji spiritual (sesangi) kepada sesuhunan atau petapakan yang melancaran mengelilingi desa. Dengan makna mendalam seperti pengingat akan janji, rasa syukur, dan penghormatan, ritual ini mencerminkan kekayaan budaya Bali yang harmonis antara manusia dan kekuatan spiritual.

Feb 20, 2025 - 19:00
Jan 14, 2025 - 05:04
Nguntab: Ritual Nawur Sesangi di Desa Adat Tegal
Ritual Nawur Sesangi di Desa Adat Tegal (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Tradisi Bali telah lama dikenal karena kekayaan budaya dan nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Salah satu tradisi unik yang menjadi bagian penting dari masyarakat Bali, khususnya di Desa Adat Tegal Darmasaba, adalah Ritual Nguntab. Ritual ini hanya dilaksanakan saat hari raya Galungan dan Kuningan, menjadi momen sakral untuk naur sesangi atau membayar hutang spiritual kepada sesuhunan atau petapakan yang melancaran mengelilingi desa. Keunikan tradisi ini tidak hanya terletak pada prosesi yang penuh khidmat, tetapi juga pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Sejarah dan Asal Usul Ritual Nguntab

Tradisi Nguntab sudah ada sejak zaman leluhur dan diwariskan secara turun-temurun. Dalam kepercayaan Hindu Bali, sesangi adalah janji yang diucapkan seseorang kepada kekuatan suci sebagai bentuk permohonan atau rasa syukur. Ritual Nguntab menjadi sarana untuk memenuhi janji tersebut, memperkuat hubungan spiritual antara manusia dan kekuatan ilahi yang diwujudkan melalui sesuhunan. Desa Adat Tegal Darmasaba mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari upaya melestarikan kearifan lokal.

Tradisi Nguntab di Desa Adat Tegal  (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Makna dan Pelaksanaan Ritual Nguntab

Ritual Nguntab memiliki makna mendalam yang mencakup pengingat akan pentingnya menepati janji, wujud rasa syukur, dan penghormatan kepada kekuatan suci. Prosesi ini dilakukan dalam rangkaian hari raya Galungan dan Kuningan, saat sesuhunan atau petapakan dari pura-pura desa melakukan melancaran, yang dikenal dengan istilah ngelawang. Melalui prosesi ngelawang ini, sesuhunan mengelilingi desa untuk memberikan berkah kepada masyarakat. 

Ritual Nguntab di Desa Adat Tegal  (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Pelaksanaan Ritual Nguntab melibatkan beberapa tahapan penting:

  1. Persiapan Banten Sebelum ritual dimulai, keluarga yang melaksanakan Nguntab menyiapkan banten khusus yang dirancang sesuai dengan janji yang pernah diucapkan. Setiap banten memiliki bentuk dan isi yang berbeda, mencerminkan karakter dan maksud dari sesangi tersebut. Persiapan ini dilakukan dengan penuh perhatian untuk memastikan semua elemen sesuai dengan aturan adat.

  2. Penghaturan Banten kepada Sesuhunan Saat sesuhunan tiba di depan rumah, pemangku atau pemimpin spiritual membantu menghaturkan banten kepada sesuhunan. Prosesi ini dilakukan dengan suasana penuh khidmat, diiringi doa-doa yang dipimpin oleh pemangku. Doa ini mencerminkan rasa syukur dan penghormatan kepada sesuhunan yang diyakini sebagai perwujudan kekuatan suci.

  3. Penerimaan Berkat Setelah banten dihaturkan, sesuhunan memberikan berkat kepada keluarga yang melaksanakan Nguntab. Berkat ini dipercaya membawa kedamaian, keberkahan, dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga.

  4. Melanjutkan Perjalanan Setelah memberikan berkat, sesuhunan melanjutkan perjalanan melancaran ke rumah berikutnya. Proses ini berlanjut hingga semua rumah yang terdaftar untuk melaksanakan Nguntab telah dikunjungi.

Keunikan dan Nilai Filosofis Ritual Nguntab

Ritual Nawur Sesangi di Desa Adat Tegal  (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Salah satu keunikan Ritual Nguntab adalah pelaksanaannya yang eksklusif, hanya dilakukan oleh keluarga yang memiliki janji atau hutang spiritual kepada sesuhunan. Hal ini menciptakan suasana yang sangat personal dan sakral, karena setiap ritual memiliki makna khusus yang hanya diketahui oleh keluarga bersangkutan. Selain itu, prosesi ini hanya dilakukan saat sesuhunan melancaran, menambah nilai spiritual karena momen tersebut dianggap sebagai saat yang paling tepat untuk menyampaikan rasa syukur dan memenuhi janji.

Secara filosofis, Ritual Nguntab mengajarkan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual. Tradisi ini juga memperkuat nilai kejujuran dan tanggung jawab, mengingatkan setiap individu untuk menepati janji yang telah diucapkan.

Ida Sesuhunan dalam Ritual Nguntab (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Ritual Nguntab di Desa Adat Tegal Darmasaba adalah cerminan kekayaan budaya Bali yang tak ternilai. Tradisi ini bukan sekadar prosesi, melainkan simbol dari hubungan harmonis antara manusia dan kekuatan spiritual yang menjaga keseimbangan desa. Pelaksanaannya yang hanya dilakukan pada hari raya Galungan dan Kuningan menambah keistimewaan ritual ini. Melalui Nguntab, masyarakat diajak untuk introspeksi, menepati janji, dan bersyukur atas segala anugerah yang telah diterima.

Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, Desa Adat Tegal Darmasaba tidak hanya melestarikan budaya leluhur tetapi juga memberikan teladan tentang pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.