Pondok Jaka: Menelusuri Keunikan dan Kearifan Lokal Rumah Bali Kuno di Desa Sangeh
Pondok Jaka adalah sebuah rumah Bali kuno yang telah berdiri kokoh selama hampir dua abad. Pondok Jaka tidak hanya menjadi destinasi yang menarik perhatian pengunjung dengan keunikan arsitektur dan suasana Bali tempo dulu, tetapi juga menghadirkan pengalaman rekreasi yang tak terlupakan. Artikel ini mengulas perjalanan Pondok Jaka sejak awal pengelolaan hingga menjadi pusat daya tarik wisata dan dokumentasi favorit di Bali.
Di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, keberadaan rumah Bali kuno yang berusia hampir 200 tahun masih dapat dijumpai. Lokasi ini dikenal sebagai Pondok Jaka, sebuah kawasan wisata outbound yang dikembangkan oleh kelompok warga Sangeh sejak tahun 2015. Rumah ini, yang berasal dari salah satu keluarga di Sangeh, telah menjadi pusat perhatian sejak dikelola bersama dengan pengembangan wisata sekitarnya.
Keberadaan Pondok Jaka di Abiansemal ini memang terlihat begitu unik. Apalagi, konsep rumah tradisional yang ada sangat kontras jika dibandingkan dengan rumah-rumah konvensional masyarakat Bali. Dengan daya tarik seperti itu, cukup masuk akal kalau keberadaannya begitu menarik bagi para wisatawan. Mereka yang datang ke tempat ini kerap menghabiskan waktunya untuk berkeliling serta berfoto di area bangunan yang terlihat otentik.
Dipimpin oleh kelompok warga yang tergabung dalam Sangeh Traditional Activity (STA), Pondok Jaka memulai penataan dan pengelolaan rumah tradisional Bali ini sejak 2015. Rumah tersebut dulunya dihuni oleh dua generasi warga Desa Sangeh, namun seiring perubahan waktu, keturunan keluarga tersebut memilih untuk tinggal di luar desa. Pada tahun 1992, rumah itu diwariskan kepada Nyoman Merta Rinawan, generasi terakhir keluarga tersebut, yang kemudian menyerahkan pengelolaannya kepada kelompok STA.
Penamaan rumah dengan nama Pondok Jaka Sangeh juga bukan sembarangan. Penamaan itu diberikan karena rumah ini berada tak jauh dari hutan wisata Sangeh. Dengan luas mencapai 75 are, kawasan rumah ini dikelilingi oleh beberapa pohon aren yang disebut masyarakat Bali sebagai pohon jaka dengan beragam usia. Oleh karena itu, masyarakat setempat kemudian sepakat menyebut rumah ini sebagai Pondok Jaka.
Rumah Bali Kuno (Sumber Photo: Koleksi Penulis)
Meski terdapat beberapa bagian yang telah mengalami perbaikan, konstruksi utama rumah dengan bahan dasar tanah dan campuran kotoran sapi masih tetap kokoh. Keberadaan Pondok Jaka menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin menyaksikan suasana Bali tempo dulu. Ada empat bangunan utama di dalam satu area, termasuk bale daja, bale dangin, dapur, dan bale dauh, masing-masing memiliki fungsi tersendiri.
Pondok Jaka Sangeh ini bisa dibilang merupakan tempat wisata terbaru yang ada di Bali. Keberadaannya tidak lepas dari pikiran kreatif yang dimiliki oleh pemuda dan pemudi Desa Sangeh. Apalagi, ketika mereka melihat keberadaan rumah tua yang memiliki potensi wisata budaya dan sejarah begitu tinggi. Ditambah lagi, lokasi pondok juga berada sangat dekat dengan Objek Wisata Sangeh yang merupakan salah satu destinasi wisata populer di Bali.
Pondok Jaka bukan hanya menyajikan pengalaman melihat rumah kuno, tetapi juga menawarkan aktivitas rekreasi seperti outbound, tempat kemah, dan warung makan. Pengunjung dapat merasakan suasana Bali tradisional dengan melihat detail rumah yang masih mempertahankan plesteran dinding cetakan tanah liat, lantai tanah, dan peralatan tradisional seperti tengala dan kisa.
Dengan kunjungan yang stabil, Pondok Jaka tidak hanya menjadi destinasi untuk pengalaman sejarah, tetapi juga menjadi lokasi dokumentasi untuk berbagai keperluan seperti film pendek, konten video hiburan, dan sesi prewedding. Meskipun pihak pengelola hanya meminta donasi sukarela dari pengunjung, mereka juga menarik tarif tertentu untuk keperluan dokumentasi.
Rumah Bali kuno di Pondok Jaka, Desa Sangeh, memikat pengunjung dengan atmosfer sejarahnya yang jarang ditemui di tempat lain. Sejak dimulainya pengelolaan oleh kelompok STA pada 2015, Pondok Jaka mengalami perkembangan pesat, menjadi destinasi yang booming sejak tahun 2019.
Pondok Jaka menawarkan suasana Bali tempo dulu melalui rumah tua yang terdiri dari empat bangunan dengan fungsi yang berbeda. Dari bale daja sebagai tempat tidur hingga bale dangin untuk kegiatan keagamaan, setiap bagian rumah memiliki ciri khasnya sendiri. Keberadaan dapur dengan tungku tradisional dan peralatan makan klasik juga menambah daya tarik tersendiri.
Pengunjung tidak hanya dapat menikmati atmosfer sejarah, tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi seperti outbound dan menikmati warung makan di sekitar area. Kunjungan yang stabil, terutama pada akhir pekan dan musim liburan, mencapai puluhan hingga ratusan orang per hari.
Daya tarik Pondok Jaka tidak hanya berhenti pada pengunjung lokal, tetapi juga menjadi tempat favorit untuk dokumentasi berbagai keperluan. Dengan tarif tertentu untuk pengambilan foto dan video, pengelola menciptakan suasana yang mendukung kelestarian rumah kuno Bali sekaligus memberikan pengalaman berharga bagi pengunjung.
Rumah Bali Kuno (Sumber Photo : Koleksi Penulis)
Dengan konstruksi utama yang tetap kokoh meskipun berusia hampir 200 tahun, Pondok Jaka memainkan peran penting dalam melestarikan sejarah dan tradisi Bali. Pengelolaan yang cermat oleh STA telah mengubahnya menjadi destinasi yang berkembang pesat, menarik pengunjung dari berbagai kalangan. Dengan suasana yang autentik dan keberagaman kegiatan yang ditawarkan, Pondok Jaka menjadi perwakilan yang hidup dari Bali tempo dulu.
Jika Anda ingin menyelami atmosfer sejarah dan keindahan rumah Bali kuno yang masih terjaga, Pondok Jaka adalah pilihan yang sempurna. Nikmati pengalaman unik dengan mengunjungi empat bangunan bersejarah, terlibat dalam kegiatan rekreasi seperti outbound, dan menikmati hidangan lezat di warung sekitar. Dengan tarif yang terjangkau, Pondok Jaka menawarkan lebih dari sekadar destinasi wisata, tetapi juga perjalanan melintasi waktu ke Bali tempo dulu. Mari saksikan dan rasakan keindahannya sendiri.