Tradisi Upacara Adat Tanpa Alas Kaki, Aci Usaba Sambah Desa Adat Sengkidu

Siapa yang tidak kenal dengan Bali? Sebuah pulau yang menyajikan keindahan alam, seni, tradisi, dan Upacara Agamanya. Salah satu Upacara Agama yang ada di Bali yaitu "Aci Usaba Sambah" di Desa Adat Sengkidu, Karangasem. Upacara ini tidak hanya menggambarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Desa Adat Sengkidu, tetapi juga menunjukkan keindahan dan keunikan budaya Bali yang kaya.

Nov 30, 2023 - 06:42
Sep 27, 2023 - 13:22
Tradisi Upacara Adat Tanpa Alas Kaki, Aci Usaba Sambah Desa Adat Sengkidu
Aci Usaba Sambah (Source : Koleksi Pribadi)

Purnama sasih Kalima, saat dimana masyarakat Desa Adat Sengkidu, Karangasem menyelenggarakan "Aci Usaba Sambah". Upacara ini merupakan salah satu upacara besar di Desa Adat Sengkidu yang berlangsung satu tahun sekali, yang disertai dengan tarian keris (Daratan) selama tiga hari dan diakhiri dengan Ngelebar pada hari terakhir dan yang paling unik adalah para pemedek yang mau tangkil harus melepas alas kaki.

Sambah ini persis seperti sebuah jempana, yang terbuat dari janur muda yang dihias dan dibentuk menyerupai asagan (tempat banten). Sambah juga diyakini sebagai tempat beristana Dewa Segara dan Ida Bhatara Majapahit oleh masyarakat Desa Adat Sengkidu. Dalam penghiasan Sambah ada palagantung (sebuah unsur dari pepohonan) kemudian ada beberapa sesajen. Upacara ini setiap tahun dilaksanakan dan uniknya pada saat pelaksanaan Aci Usaba Sambah para pemedek atau masyarakat yang tangkil dilarang menggunakan alas kaki. Sebab, wewalen (tarian) dan Daratan disana tidak menggunakan alas kaki sama sekali.

Lokasi Pura Puseh Desa Sengkidu cukup strategis di pinggir jalan raya Amlapura –Klungkung dan berada di areal kawasan Candidasa dan sekitar 5 Km dari obyek wisata Tenganan Pegringsingan. Banyak wisatawan mancanegara yang kebetulan mengunjungi Candidasa menikmati proses ritual unik itu. Wisatawan pun tidak diperkenankan memakai alas kaki.

Dalam urutan pelaksanaan Aci Usaba Sambah ini, pada hari pertama dilaksanakan Upacara Nedunang (turunnya) Ida Bhatara, yang diisi dengan ngias (menghias) dan Masuciang (pembersihan) berupa Pratima dan Sesuhunan yang ada di Pura Puseh.


Pada saat Masuciang ini, seluruh Pratima dan Sesuhunan akan diiring menuju ke Pantai. Di desa adat Sengkidu untuk pelaksanaan Masuciang akan menuju Pantai Segara, di sana seluruh Pratima dan Sesuhunan akan disucikan dan sekaligus untuk nedunang Ida Bhatara Majapahit.

Aci Usaba Sambah (Source : Koleksi Pribadi)


Pada Hari kedua, merupakan momen dimana masyarakat menghaturkan sesangi (membayar utang), sekaligus Nyujukang (mendirikan) Sambah di jaba Tengah Pura Puseh. Krama yang mesesangi ini akan menghaturkan sesuatu ketika segala permohonan dan permintaan sudah terkabulkan. Kemudian saat itulah warga menghaturkan semua jenis sesajen sesangi apa saja yang mereka janjikan.

Sedangkan tiga hari selanjutnya, adalah pelaksanaan Daratan (tarian keris), semua pemedek yang mau nangkil ke pura wajib melepaskan alas kaki. Ini berlaku hanya ketika pelaksanaan Aci Usaba Sambah. Pada hari ketiga ini dinamai Panyuud (penyelesaian), hari terakhir dari pelaksanaan Aci Usaba Sambah.

Penari keris atau yang biasa disebut Daratan/walen, merupakan orang-orang yang dipilih berdasarkan garis keturunan. Mereka seperti orang kesurupan yang akan secara spontan meminta keris pada para pecalang dan beberapa yang warga bertugas menjaga Daratan. Keris digunakan untuk ngurek dan mengiris-iris tangannya (biasanya bagian lengan dan dada). Umumnya para penari keris ini adalah seorang laki-laki. Mereka mengenakan pakaian kamben, saput poleng, dan bertelanjang dada alias tanpa baju.

Daratan ini akan diiringi dengan seperangkat gamelan dengan tempo dinamis untuk memacu para penari keris untuk lebih atraktif menggunakan kerisnya. Sekilas kalau dilihat dari sisi penonton mereka seakan-akan tidak merasakan sakit sama sekali walaupun tangan dan dada mereka meneteskan darah.

Di tengah tarian Daratan ini, Teruna-Teruni dan beberapa warga Desa Adat Sengkidu akan bergantian untuk menari Pendet (Mendet) dengan membawa bokor berisikan canang di tangan. Setelah semua prosesi tersebut persembahyangan dilanjutkan dengan Tri Sandya dan Panca Sembah tidak lupa tirta dan bisa yang diberikan oleh para Pemangku Desa.

Pada hari terakhir dalam Upacara Aci Usaba Sambah Desa Adat Sengkidu, tepatnya pada waktu malam diadakan tradisi Ngelebar. Ngelebar ini dilakukan di malam hari tepat di hari terakhir dari rentetan upacara Aci Usaba Sambah. Ngelebar ini merupakan prosesi mengarak Sang Hyang Sambah menuju ke lapangan Pemanton yang ada di Desa Sengkidu. Selain itu, Sang Hyang Sambah dan Pratima lain dari Pura Segara juga diarak menuju lapangan tersebut.