Pura Arya Brangsinga: Kisah Sekretaris Kerajaan Bali

Pura arya brangsinga merupakan pura kawitan yang terletak di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Pada bagian utama mandala pura terdapat beberapa pelinggih dan juga beberapa bale. Bagian madya mandala atau jaba Tengah yang hanya terdapat satu bangunan yaitu bale yang biasa dinggunakan untuk membuat banten. Dan juga pada bagian Nista mandala pura terdapat gapura jalan manuju masuk ke pura. Pura ini terletak di dalam gang dan dikelilingi perumahan.

Jul 1, 2024 - 06:23
Jun 27, 2024 - 23:36
Pura Arya Brangsinga: Kisah Sekretaris Kerajaan Bali
Pura Arya Brangsinga (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)

Kisah perjalanan arya brangsinga di ceritakan pada buku yang berjudul Babad Arya Kanuruhan yang di terbitkan oleh warga arya kanuruhan. Arya brangsinga merupakan putra pertama atau putra tertua dari arya kanuruhan dan memiliki dua adik yaitu arya tangkas dan juga arya pegatepan. Putar beliau seperti memiliki ilmu yang sama dalam pemerintahan negara, oleh karena itu semua putra beliau dijadikan sebagai pendamping raja. Sedangakan putra beliau yang tertua diangkat oleh raja sebagai pengganti ayahanda Arya Kanuruhan sebagai mentri sekretaris negara. Yang sangat menyukarkan bagi Arya Brangsinga dalam pemerintahan, karena sang raja yang bergelar Dalem Hile kurang waras, sehingga akhirnya banyak yang mengadap dari jawa tidak puas, oleh karena itu Arya Brangsinga mengadakan sidang Kerajaan untuk mengambil keputusan untuk mengangkat Dalem Ketut Ngelesir menjadi raja.

Dalem Ketut Ngelisir, setiap hari pergi ke desa-desa untuk berjud. Berkat kebijaksanaan para mantri maka akhirnya beliau di temukan di desa pandakan oleh bendesa Gelgel dan disini beliau dimohon untuk menjadi raja, sehingga berdirilah Kerajaan baru, yaitu Kerajaan Gelgel, pada tahun caka 1305.

Di dalam menjalankan pemerintahannya, Dalem Ketut Ngelesir mengangkat beberapa pendamping yaitu, Kryan Patandakan yang diangkat menjadi Tanda Mantri, Arya Kubon Tubuh diangkat sebagai Patih, dan Arya Brangsinga diangkat menjadi mentri sekretaris negara. Arya Brangsinga yang berkedudukan sebagai mentri sekretaris negara memiliki 2 anak yang Bernama Kiyayi Brangsinga Pandita yang merupakan anak pertama dan adiknya Bernama Kiyayi Madya Kanuruhan.

Kedua putra beliau ini sangat tampan dan memilki ilmu pemerintahan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu salah satu putra beliau yang Bernama Kiyayi Brangsinga Pandita, dipercayakan sebagai pendamping Raja Dalem Ketut Smara Kepakisan (Dalem Ketut Ngulesir). Saat beliau diundang untuk menghadap kepada Sri Maha Raja Hayam Wuruk di kerajaan Majapahit, pada waktu raja Hayam Wuruk akan melakukan upacara Caradha, yaitu Upacara yang dilakukan setiap 12 tahun sekali dengan tujuan untuk menghormati arwah nenek moyang raja-raja Majapahit, disamping upacara ini sebagai upacara keagamaan maka upacara ini mengandung pula arti politik dimana pada upacara ini menghadaplah para adipati dan raja-raja bawahan dengan membawa upeti sebagai tanda patuh, sehingga raja Hayam Wuruk, martabatnya menjadi naik.

Pura Arya Brangsinga (Sumber Photo: Koleksi Redaksi)

Pada saat menghadapnya raja Bali dihadapan Sri Baginda Hayam Wuruk, maka raja Bali mendapat petuah di dalam pemerintahan hendaknya berpegang teguh pada Menawa Dharma Sastra, yang merupakan pedoman hukum didalam menjalankan roda pemerintahan disamping itu maka Sri Baginda Maha Raja Majapahit juga menganugrahkan keris kepada Raja Bali.

Pada saat pemerintahan Dalem Watu Renggong di Gelgel, tersebutlah beliau Kiyayi atau Arya Brangsinga telah menjadi tua dan akhirnya beliau diganti oleh putra beliau yang tertua yaitu Arya (Kiyayi) Brangsinga Pandita sebagai Manteri Sekretaris Negara. Karena mahirnya beliau di dalam ilmu ke Tata Negaraan maka beliau diberikan anugrah atau piagam oleh raja Dalem Waturenggong yang disaksikan oleh Brahmana -brahmana keturunan Ida Pendanda Sakti Wawu Rauh.

Keluarga arya brangsinga mendapatkan piagam yang diberikan oleh raja, yang di terima langsung oleh Kryan Brangsinga Pandita, dengan ucapan terimkasih dibawah duli tuanku raja semoga piagam tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan oleh prati sentanan atau turunan hamba. Setelah sekian lama Kiyayi Arya Brangsinga pun Meninggal.