Pura Sabang Daat : Puri Utama Ida Bhatara Rsi Markandeya di Bali

Pura sabang daat, mendengar kata pura pasti pikiran kalian akan tertuju pada sebuah tempat yang meiliki bangunan suci. Namun, berbeda dengan pura satu ini yang keberadaannya di Tengah hutan. Yang menjadi hal unik adalah di pura ini tidak terdapat bangunan sama sekali, yang ada hanya sebuah asagan yakni tempat yang digunakan untuk meletakan banten atau sesajen. Namun, konon Pura Sabang Daat menjadi puri utama Ida Bhatara Rsi Markandeya Ketika melakukan perjalanan ke Bali. Pura Sabang Daat terletak di Desa Pakraman Puakan, Desa Taro, Tegallalang, Gianyar

Oct 13, 2023 - 06:08
Sep 23, 2023 - 11:53
Pura Sabang Daat : Puri Utama Ida Bhatara Rsi Markandeya di Bali
Pura Sabang Daat ( Sumber Photo : Koleksi Redaksi )

Diketahui, Ida Bhatara Rsi Markandeya adalah seorang Maha Yogi yang juga menjadi tokoh penting dalam perkembangan umat Hindu di Jawa, Bali, dan Lombok. Ida Bhatara Rsi Markandeya sosok penting dibalik berdirinya Pura Besakih yang merupakan ibu dari semua pura yang ada di Nusantara. Selain pura, Ida Bhatara Rsi Markandeya juga mengenalkan sistem pengairan yang disebut Subak. Salah satu pura tertua yang Ida Bhatara Rsi Markandeya tinggalkan adalah Pura Sabang Daat karena di pura itulah pemberhentian pertama dan pertama kali Ida Bhatara Rsi Markandeya mengadakan pesamuhan dengan para pengiringnya.

Pura Sabang Daat ( Sumber Photo : Koleksi Redaksi )

 

Pura Sabang Daat terdiri atas dua kata. “Sabang bermakna Saba, yaitu pertemuan orang penting, sedangkan Daat itu berarti pingit atau sakral. Jadi, Sabang Daat berarti pura yang diperuntukan pertemuan pingit. Konon dahulu sebelum upacara dilakukan, disinilah dilaksanakan pertemuanterlebih dulu oleh para sulinggih, pemangku, dan orang penting lainnya

 

Pura Sabang Daat merupakan pura  tanpa ada bangunan palinggih yang dibuat seperti zaman sekarang. Melainkan masih mempertahankan yang ada sejak dahulu, yakni sebuah asagan di tengah-tengah hutan. Sehingga dikenal dengan pura yang tanpa palinggih. Pura tersebut berdiri sejak 2000 sebelum masehi, dan sampai saat ini masih dipertahankan utuh. Keunikan pura yang memiliki luas dua hektare ini tidak hanya terletak pada palinggih-palinggihnya yang berupa asagan batu, namun juga terdapat aturan-aturan yang harus ditaati oleh para pengemponnya. Sebesar apapun upacaranya, tidak boleh menggunakan gamelan dan genta, juga tidak boleh dipuput oleh sulinggih, melainkan cukup dijalankan oleh jro mangku setempat. Hal ini dikarenakan keyakinan masyarakat terhadap keberadaan pura linggih Ida Bhatara Rsi Markandeya di Pura Sabang Daat. Sebesar apapun  upacara di sini, tidak ada sulinggih yang muput, Yang muput hanya pemangku saja. Karena keyakinan masyarakat di sini semuanya sudah ada, tinggal nunas tirta saja di Pura Sabang Daat kemudian dihaturkan oleh pemangku

Jeroan Pura Sabang Daat ( Sumber Photo : Koleksi Redaksi )

 

Sementara itu, petirtaan atau odalan pura yang diempon oleh Desa Pakraman Puakan itu jatuh pada Buda Kliwon Wuku Ugu. Pura Sabang Daat hanya memiliki jeroan dan jaba sisi dengan dipagari oleh turus-turus hidup. Dalam pura tersebut terdapat lingga yoni yang berhadapan dengan linggih Ida Bhatara Rsi Markandeya. Terkait dengan tidak dibangunnya wujud pura seperti bangunan pura pada umumnya di Pura Sabang Daat ini, Jro Mangku Sabang Daat mengaku kurang paham dengan keputusan itu. 

 

Pura Sabang Daat diempon  35 desa pakraman. Selain dari Desa Taro sendiri, dari wilayah Ubud dan Kintamani juga  ikut menjadi pangempon. Sehingga semua sasuhunan  dari 35 desa tersebut nangkil  untuk matur piuning sebelum ngunya di desanya masing-masing. “Sebelum sasuhunan nangkil ke Pura Sabang Daat ini tidak boleh ngunya. Istilahnya  ini sebagai tempat untuk nunas panugerahan saat Galungan. Ketika itu dilanggar, maka ada saja halangan, mungkin akan turun hujan dan kehilangan sarana upacara. Selama ini tidak ada satupun yang berani melanggar pantangan tersebut. Meskipun ada harus segara menghaturkan upacara guru piduka, mohon maaf atas kekeliruan yang  dilakukan.

 

 

Jabe Sisi Pura Sabang Daat ( Sumber Photo : Koleksi Redaksi )

 

Lokasi pura yang berada di tengah hutan dipercaya hanya orang yang berjodoh saja yang bisa sampai ke pura ini. Sebagian masyarakat meyakini bahwa Pura Sabang Daat merupakan tempat untuk memohon berkat hingga berobat. Ada masyarakat yang datang memohon untuk dikaruniai keturunan, jodoh, bahkan ada pula calon-calon pejabat yang memohon agar jalannya dilancarkan untuk menduduki kursi pemerintahan. Warga di lingkungan Desa Pakraman Puakan ini sudah banyak membuktikan. Ada yang sakit tidak sembuh-sembuh, setelah nunas tamba di pura ini bisa sembuh. Begitu juga yang lama belum memiliki anak, berhasil juga setelah nunas di sini. Nunas tamba dan keturunan itu biasanya berawal dari firasat dan petunjuk secara niskala.