Balakanda: Kisah Lahirnya Sang Awatara Wisnu

Balakanda menceritakan Raja Dasarata dari Ayodhya yang memiliki tiga istri dan empat putra: Rama, Bharata, Laksamana, dan Satrughna. Rama dan Laksamana membantu Rsi Wiswamitra melawan raksasa, kemudian Rama menikahi Sita melalui sayembara di Mithila, dan mengalahkan Parashurama dalam perjalanan pulang ke Ayodhya.

Mar 1, 2025 - 09:23
Nov 12, 2024 - 05:25
Balakanda: Kisah Lahirnya Sang Awatara Wisnu
Raja Dasaratha dan Permasurinya (sumber : koleksi pribadi)

Kisah ini dimulai dengan Raja Daśaratha, penguasa Ayodhya, yang merasa sangat gelisah karena tidak memiliki keturunan meskipun telah menikahi tiga istri: Kausalyā, Kaikeyī, dan Sumitrā.  Kekhawatiran ini menggerakkannya untuk mencari solusi spiritual dengan melakukan upacara yadnya besar, Aśvamedha (Pengorbanan Kuda) serta Putrakameshti Yadnya, sebuah upacara untuk memohon keturunan dari para dewa. Setelah yadnya selesai, Dewa Agni, dewa api, muncul dari api suci  dengan membawa semangkuk kudapan suci. Dewa Agni memerintahkan Daśaratha untuk membagikan kudapan tersebut kepada ketiga istrinya.

Anugrah Dewa Agni (sumber : koleksi pribadi)

Anugerah Dewa Agni (sumber : koleksi pribadi)

Di saat yang sama, di alam para dewa, para makhluk surgawi, termasuk para rsi, yakṣa, dan gandharwa, merasa tertindas oleh kekuatan  rākṣasa Rahwaṇa. Rahwana telah memperoleh anugerah dari Dewa Brahmā, yang membuatnya kebal terhadap semua makhluk, kecuali manusia. Karena itu, para dewa memohon kepada Dewa Wiṣṇu agar menjelma sebagai manusia untuk mengalahkan Rahwana. Dewa Wiṣṇu kemudian memutuskan untuk lahir sebagai putra Daśaratha, menjelma sebagai Rāma, demi membebaskan dunia dari ancaman Rahwana. 

Kausalyā melahirkan Rāma, putra sulung dan pewaris tahta Ayodhya, Kaikeyī melahirkan Bharata, dan Sumitrā melahirkan dua anak kembar, Lakṣmaṇa dan Śatrughna. Rāma, sebagai putra tertua, ditakdirkan unuk mewarisi Kerajaan Ayodhya. Seiring berjalannya waktu, Rāma tumbuh menjadi seorang pemuda luar biasa. Ia dikenal memiliki kekuatan fisik yang mengagumkan, kebijaksanaan yang dalam, dan keberanian hebat.Bersama dengan saudara-saudaranya, Rāma menerima pendidikan di bawah bimbingan Rsi Wasista, Maha Rsi keluarga kerajaan. Di bawah asuhan Rsi Wasista, mereka belajar seni bela diri, agama, dan kebajikan.

Kedatangan Rsi Wiswamitra (sumber: koleksi pribadi)

Suatu hari, seorang Maha Rsi bernama Wiśwāmitra tiba di istana Ayodhya. Ia meminta bantuan Raja Daśaratha untuk mengirim Rāma guna melindungi yadnya suci yang sedang dilakukannya dari gangguan para raksasa. Salah satu musuh utama yang mereka hadapi adalah Tāṭakā, raksasa yang sangat kuat. Awalnya, Daśaratha merasa enggan berpisah dengan Rāma, tetapi setelah diyakinkan oleh Wiswāmitra, Raja Dasaratha akhirnya setuju. Rāma, bersama adiknya Lakṣmaṇa, berangkat menemani Wiśwāmitra.

Selama perjalanan, mereka melewati berbagai hutan yang dihuni makhluk-makhluk berbahaya. Di salah satu hutan tersebut, Rāma bertemu dengan Tāṭakā dan berhasil mengalahkannya dengan satu tembakan panah. Atas keberhasilannya, Rsi Wiśwāmitra memberi Rāma berbagai senjata sakti, termasuk panah-panah yang memiliki kekuatan luar biasa. Senjata ini kelak akan sangat berguna dalam petualangan Rāma. 

Setelah mengalahkan Mārīca dan Subāhu, dua raksasa lainnya yang mengganggu upacra yadnya suci Rsi Wiśwāmitra, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kerajaan Mithilā. Di Mithilā, Raja Janaka sedang mengadakan sayembara untuk menemukan suami bagi putrinya, Sītā. Syarat sayembara tersebut adalah calon pengantin pria harus mampu mengangkat dan membentangkan busur Dewa Siwa yang sangat berat, sebuah tugas yang telah gagal diselesaikan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan.

Keberhasilan Rama dalam Sayembara (sumber : koleksi pribadi)

Rāma dan rombongan tiba di Mithilā tepat pada saat sayembara sedang berlangsung. Meskipun banyak pangeran yang telah mencoba, tak satu pun yang berhasil membentangkan busur tersebut. Namun, Rāma, dengan kekuatannya, dengan mudah mengangkat dan membentangkan busur itu. Bahkan, busur itu patah di tangannya. Karena keberhasilan ini, Rāma memenangkan sayembara dan menikahi Sītā, putri Raja Janaka. Pernikahan mereka menandai awal dari kisah yang  akan menjadi inti dari Ramayana.

Tidak hanya Rāma yang menikah, tetapi juga saudara-saudaranya. Bharata, Lakṣmaṇa, dan Śatrughna menikahi saudara-saudara dan sepupu Sītā, mempererat ikatan keluarga di antara kedua kerajaan. Suasana bahagia memenuhi kerajaan Mithilā setelah pernikahan massal ini.

Pertemuan dengan Parashurama (sumber : koleksi pribadi)

Setelah perayaan pernikahan, Rāma dan Sītā, bersama rombongan, kembali ke Ayodhya. Dalam perjalanan pulang, mereka bertemu dengan Parashurama, seorang ksatria sakti yang menantang Rāma dalam sebuah pertarungan untuk membuktikan siapa yang lebih unggul dengan mengangkat busur panah suci yang lain. Meskipun demikian, setelah Rāma berhasil mengangkat busur yang lain, Parashurama mengakui kekuatannya dan mundur dengan hormat.

Balakanda berakhir dengan kembalinya Rāma ke Ayodhya bersama Sītā. Mereka disambut dengan sukacita oleh rakyat dan keluarga kerajaan. Kemenangan Rāma dalam sayembara dan pernikahannya dengan Sītā membawa kebahagiaan dan perayaan  di Ayodhya, mengawali babak baru dalam hidup sang pangeran dan awal mula dari cerita Ramayana.

Files