Tape Ketan: Kelezatan Fermentasi yang Menjadi Sesajen di Hari Raya Galungan
Bali, memiliki banyak sekali keberagaman kuliner yang menggugah selera. Dari beragamnya kuliner tersebut, terdapat kuliner atau makanan khas yang biasanya hadir dalam setiap upacara hari raya besar agama Hindu, yaitu Hari Raya Galungan. Tape Ketan kerap hadir dalam setiap perayaan Hari Raya Galungan bukan hanya sebagai sebuah cemilan biasa, namun masyarakat Bali sering menggunakannya sebagai sebuah sesajen.

Tape Ketan, atau istilah lainnya yaitu Tapai Ketan, adalah sebuah makanan atau cemilan fermentasi beras ketan dengan ragi yang memberikan rasa manis saat dimakan. Di Indonesia, sering kita temui makanan tape tersebut, namun kebanyakan yang sering dijual adalah Tape Singkong, bukan Tape Ketan. Tape Ketan ini memiliki tekstur yang lunak dan berair, serta memiliki bau menyengat alkoholik. Walau memiliki bau khas alkoholik, Tape Ketan ini memiliki segudang manfaat bagi tubuh kita yaitu meningkatkan kesehatan pencernaan dan melancarkan pencernaan. Namun, sebaiknya mengkonsumsi tape ketan ini tidak dilakukan secara berlebihan.
Proses pembuatan Tape Ketan ini dibuat secara tradisional dan sangat mudah. Untuk pembuatan Tape Ketan HIjau, langkah-langkah yang harus dilakukan itu sangat mudah untuk dilakukan dirumah. Berikut merupakan tahapan-tahapan pembuatan Tape Ketan Hijau:
- Cuci bersih beras ketan setelah itu ditiriskan.
- Cuci daun suji atau daun pandan, lalu dihaluskan dengan air untuk mendapatkan warna hijau alami. Setelah dihaluskan, saring air agar tidak terdapat ampas daunnya.
- Rendam beras ketan dengan air yang sudah ditiriskan. Tiriskan air beras tersebut dan kukus hingga setengah matang atau sekitar 15-20 menit.
- Angkat beras dari kukusan. Ratakan hasil beras kukusan dalam wadah dan biarkan hingga benar-benar dingin.
- Ambil sedikit kukusan beras ketan tersebut dan ditaruh pada tempat yang sudah diisikan daun pisang yang telah dibersihkan.
- Setelah itu, taburkan campuran ragi dan gula sedikit demi sedikit. Lakukan langkah-langkah tersebut dengan rapat dan wadah itu ditaruh di tempat yang sejuk dan tidak terpapar matahari.
- Tutup tempat tersebut dengan rapat dan wadah itu ditaruh di tempat yang sejuk dan tidak terpapar matahari.
- Tunggu hingga 2-3 hari, maka tape ketan akan siap dihidangkan.
Tape Ketan Hijau (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Di Bali, Tape Ketan memiliki banyak keberagaman warna, yaitu terdapat Tape Ketan Injin (beras ketan hitam) dan Tape Ketan Hijau. Tape Ketan Hijau ini sangat aman dikonsumsi karena pembuatannya itu menggunakan bahan-bahan alami untuk membuatnya berwarna hijau dengan menggunakan daun suji atau daun pandan. Dan di Bali, biasanya masyarakat mengkonsumsi Tape Ketan itu didampingi oleh Jaje Uli (Jajan Uli). Jajan ini terbuat dari tepung beras dan ketan yang dicampur menjadi satu kemudian ditumbuk dan dibungkus dengan kulit jagung.
Proses pembuatan Tape Ketan Hitam itu sangat mudah dibuat dibandingkan dengan pembuatan Tape Ketan Hijau. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan Tape Ketan Hitam tidak memerlukan pewarna alami, namun pembuatan tape tersebut dengan menggunakan beras ketan hitam saja. Berikut merupakan proses pembuatan Tape Ketan Hitam.
- Cuci beras ketan dan tiriskan. Lalu rendam beras tersebut dengan air bersih.
- Tiriskan air beras tersebut dan kukus hingga setengah matang atau sekitar 15-20 menit.
- Angkat beras dari kukusan.
- Ratakan hasil beras kukusan dalam wadah dan biarkan hingga benar-benar dingin.
- Ambil sedikit kukusan beras ketan tersebut dan ditaruh pada tempat yang sudah diisikan daun pisang yang telah dibersihkan.
- Setelah itu, taburkan campuran ragi dan gula sedikit demi sedikit.
- Lakukan langkah-langkah tersebut dengan rapat dan wadah itu ditaruh di tempat yang sejuk dan tidak terpapar matahari.
- Tutup tempat tersebut dengan rapat dan wadah itu ditaruh di tempat yang sejuk dan tidak terpapar matahari.
- Tunggu hingga 2-3 hari, maka tape ketan akan siap dihidangkan.
Tape Ketan Injin atau Hitam (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Dalam budaya Bali, Tape Ketan memiliki peran yang lebih dari sekedar kuliner. Masyarakat Bali memandang Tape Ketan sebagai wujud persembahyangan yang penuh makna spiritual, sehingga proses pembuatannya dilakukan dengan penuh ketulusan dan rasa hormat. Pada hari Penyekeban, tiga hari sebelum Galungan, keluarga-keluarga di Bali dengan cermat memulai fermentasi Tape Ketan, mengikuti tradisi yang telah berlangsung turun-temurun. Proses fermentasi ini diyakini memberi energi positif pada tape, membuatnya tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai simbol kesucian yang membawa berkah bagi keluarga. Kehadiran Tape Ketan dalam persembahan Galungan merupakan bentuk rasa syukur kepada leluhur, sekaligus menjaga keseimbangan spiritual antara manusia dan alam semesta.
Selain perannya dalam ritual, Tape Ketan juga menyatukan keluarga besar Bali dalam momen kebersamaan selama perayaan Galungan. Setelah upacara, Tape Ketan menjadi salah satu hidangan khas yang dinikmati bersama di meja makan, ditemani oleh Jaje Uli yang menambah kesan istimewa. Cita rasa Tape Ketan yang khas manis dan segar membawa kebahagiaan tersendiri, menjadi pengikat bagi keluarga yang mungkin jarang berkumpul di hari-hari biasanya. Galungan tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan kemenangan dharma, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan merawat nilai-nilai warisan budaya yang memperkaya kehidupan masyarakat Bali.
Hidangan Tape Ketan dan Jaja Uli (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Tape ketan bukan hanya makanan atau cemilan yang dinikmati saat Galungan, tetapi juga melambangkan ikatan manusia dengan tradisi, dan juga alam yang terjaga secara turun-temurun. Di setiap keluarga, generasi muda diajarkan proses pembuatan Tape Ketan oleh generasi yang lebih tua sebagai bagian dari pelestarian tradisi. Dengan demikian, Tape Ketan tidak hanya memperkaya momen kebersamaan pada hari raya, tetapi juga menguatkan nilai-nilai kebudayaan Bali.
Di balik keistimewaannya, Tape Ketan memiliki makna filosofis yang dalam bagi masyarakat Bali. Kehadirannya di setiap upacara keagamaan mencerminkan simbol persembahan dan penghormatan terhadap leluhur. Proses fermentasi dalam pembuatan tape ketan, yang memerlukan kesabaran dan perhatian, melambangkan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Dalam tradisi Bali, keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta atau yang dikenal dengan Tri Hita Karana, juga tercermin dalam kuliner seperti Tape Ketan. Melalui pembuatan dan penyajiannya, nilai-nilai spiritual ini dapat terus diwariskan dan dihidupi.
Tape Ketan juga dianggap sebagai wujud kearifan lokal yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Di tengah moderinisasi dan perubahan zaman, masyarakat Bali tetap memepertahankan cara tradisional dalam membuat tape ketan, baik dari penggunaan bahan hingga proses pembuatannya. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kerjasama, dan penghormatan terhadap tradisi melekat dalam setiap langkah-langkah pembuatan tape. Hal ini menjadikan tape ketan bukan hanya makanan yang istimewa, tetapi juga media untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya melestarikan warisan budaya Bali.