Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari: Sakralitas yang Menyatu dengan Lanskap Pegunungan
Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari merupakan salah satu pura suci di Bali yang memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi sejarah maupun letak geografisnya. Terletak di kawasan pegunungan yang asri, pura ini tidak hanya menjadi tempat pemujaan bagi umat Hindu, tetapi juga menawarkan pemandangan alam yang memukau.
Di tengah kesejukan pegunungan yang ada di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, berdirilah sebuah pura yang memiliki nilai sakral dan sejarah yang mendalam bagi umat Hindu, yaitu Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari. Pura ini tidak hanya menjadi tempat suci untuk melakukan berbagai ritual keagamaan, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Dengan arsitektur yang megah dan lanskap alam yang memukau, Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari memberikan pengalaman spiritual yang menghubungkan pengunjungnya dengan kekuatan alam dan tradisi Hindu.
Nista Mandala Pura Gunung Sari (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Sejarah dan Fungsi Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari
Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari diyakini sebagai salah satu pura yang dibangun untuk menghormati dan memuja para leluhur serta tokoh spiritual Hindu di Bali, khususnya golongan Bhujangga Waisnawa. Bhujangga Waisnawa merupakan salah satu kawitan Hindu di Bali yang memiliki peran penting dalam menyebarkan ajaran Weda dan mendirikan berbagai tempat suci. Pura ini menjadi simbol kesucian, tempat meditasi, serta tempat pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Wisnu, Sang Pelindung.
Menurut pemangku yang ditemui, pura ini telah ada selama beberapa abad, meskipun tanggal pasti pendiriannya masih sulit ditentukan. Namun, beliau mengisahkan bahwa pura ini merupakan salah satu pura kuno yang digunakan sebagai tempat bertapa para leluhur dan pemuka agama Hindu untuk mencari pencerahan spiritual.
Pura ini awalnya berupa sebuah palinggih sederhana berbentuk padma yang dikelilingi oleh alam alami, dengan pagar batu dan pepohonan seperti Temen dan Sudhamala. Seiring waktu, para tetua adat dan warga Bhujangga Waisnawa dengan dedikasi penuh memperluas area pura hingga menjadi seperti sekarang.
Madya Mandala Pura Gunung Sari (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Keunikan Lanskap dan Sakralitas Alam
Salah satu daya tarik utama Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari adalah lokasinya yang berada di tengah pegunungan. Pemandangan alam di sekitar pura ini sangat menakjubkan, dengan hutan yang lebat dan pegunungan yang menjulang tinggi di sekitarnya. Lanskap alam yang indah ini menciptakan suasana yang damai dan tenang, memperkuat aura kesucian dan spiritualitas pura.
Kehadiran pura di tengah alam yang asri ini tidak hanya memberikan pengalaman religius yang mendalam bagi para penganut Hindu, tetapi juga menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Sakralitas Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari semakin terasa dengan keberadaan berbagai elemen alam, seperti sumber mata air yang mengalir tenang di dekat pura, pepohonan rimbun, serta udara pegunungan yang sejuk. Semua elemen ini berkolaborasi untuk menciptakan suasana yang mendukung kontemplasi dan koneksi spiritual.
Utama Mandala Pura Gunung Sari (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Keindahan Arsitektur Bangunan
Pura Luhur Bhujangga Waisnawa Gunung Sari tidak hanya menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam tetapi juga menyajikan keindahan arsitektur yang berpadu sempurna dengan lanskap alam pegunungan. Pura ini dibangun mengikuti konsep Tri Mandala, yang membagi area pura menjadi tiga bagian sesuai tingkat kesakralannya. Bagian paling luar atau Nista Mandala berfungsi sebagai area persiapan dan sering digunakan untuk aktivitas umum sebelum memasuki zona yang lebih sakral. Madya Mandala, area tengah pura, menjadi tempat pelaksanaan ritual keagamaan yang lebih formal. Di bagian ini terdapat beberapa struktur penting seperti Gedong Kawitan dan Bale Agung, serta pelinggih Hyang Guru, yang digunakan untuk pemujaan guru spiritual yang memberikan pencerahan bagi umat. Bagian paling dalam dan tersakral, Utama Mandala, adalah pusat utama pemujaan di pura ini. Di sini terdapat dua Meru utama, yaitu Meru Tumpang Pitu dan Meru Tumpang Solas, yang menjadi tempat pemujaan tertinggi bagi Dewa dan leluhur.
Pura Beji di Area Pura Gunung Sari (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Selain itu, terdapat pula Pura Beji yang merupakan bagian suci yang berfungsi sebagai tempat pembersihan spiritual melalui air. Di sini terdapat sebuah kolam suci yang digunakan untuk upacara penyucian, khususnya selama pujawali, ketika arca-arca dan perlengkapan suci dimandikan. Penyucian di Pura Beji dianggap sebagai langkah awal penting dalam mencapai kesucian spiritual sebelum melaksanakan ritual yang lebih besar di area utama pura.
Keindahan arsitektur pura ini semakin diperkaya oleh lanskap alami yang mengelilinginya. Terletak di dataran tinggi, Pura Gunung Sari dikelilingi pemandangan hijau dengan udara sejuk khas pegunungan, menjadikannya tempat ideal untuk meditasi dan refleksi diri. Suara alam seperti kicauan burung dan angin pegunungan memperkuat suasana damai dan sakral. Kombinasi arsitektur tradisional yang megah dan harmoni dengan alam inilah yang membuat Pura Bhujangga Waisnawa Gunung Sari begitu istimewa, menjadikannya tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai situs budaya yang menyatu dengan keindahan alam.