Beji Golok Sebagai Patirtan Suci dan Tempat Melukat di Kediri
Pura Beji Golok di Desa Buwit, Kediri, Tabanan bukan sekedar tempat ibadah, melainkan juga simbol harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Keberadaan air suci yang mengalir abadi dari goa misterius menjadi sumber kehidupan, baik sebagai media ritual melukat maupun sebagai air minum utama warga. Keyakinan masyarakat terhadap khasiat air ini, mulai dari menjaga kesehatan hingga dipercaya membawa berkah bagi bayi. Menunjukkan bahwa Beji Golok tidak hanya berperan sebagai patirtan, tetapi juga sebagai warisan budaya dan spiritual yang terus dijaga kesuciannya oleh generasi penerus.
Di Banjar Kelakahan, Desa Buwit, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, berdiri sebuah pura yang menyimpan kisah mistis sekaligus spiritual, Pura Beji Golok. Lokasinya cukup jauh dari jalan utama desa sehingga pengunjung perlu menuruni puluhan anak tangga untuk tiba di area utama. Perjalanan menuruni tangga itu sering dipandang sebagai bagian dari prosesi, mengajarkan kerendahan hati dan kesiapan batin sebelum memasuki kawasan suci.
Area utama Pura Beji Golok di Desa Buwit, Kediri, Tabanan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Bagi masyarakat, Beji Golok bukan sekadar pura untuk bersembahyang, melainkan juga patirtan suci atau tempat melukat. Setiap piodalan pada hari Soma Kliwon Krulut, pura ini dipenuhi umat Hindu Bali yang datang untuk memohon doa dan melakukan penyucian diri.
Keistimewaan Beji Golok terletak pada sumber airnya yang berasal dari sebuah goa alami. Meski jalur awal alirannya pernah tertutup longsoran batu, air tetap mengalir deras hingga kini. Air dari goa ini diyakini sebagai anugerah suci yang tak pernah kering, melambangkan keabadian hidup. Banyak pemedek percaya bahwa setelah melukat, tubuh dan pikiran terasa lebih ringan serta bebas dari beban batin.
Sumber air Beji Golok yang keluar dari goa alami (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Di dalam pura terdapat enam pancoran suci. Dua pancoran berada di bagian bawah, menjadi titik awal pembersihan sebelum prosesi utama. Setelah itu, pemedek akan didoakan dan dimandikan dengan air dari beji. Tradisi ini dipercaya menyembuhkan penyakit, menenangkan pikiran, hingga membersihkan diri dari keluhan batin.
Selain untuk ritual, air Beji Golok juga dipercaya sebagai "air ajaib" yang bermanfaat bagi bayi dan warga desa. Orang tua kerap memandikan anak mereka dengan air ini agar tumbuh sehat dan kuat. Bahkan, hingga kini warga sekitar lebih memilih air Beji Golok untuk diminum dibanding air PAM. Seorang warga lanjut usia, I Wayan Tangre (70), rutin mengambil air dari beji karena diyakini menyehatkan tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.
Salah satu pancoran suci di Pura Beji Golok (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Beji Golok menjadi simbol harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Sumber air yang terus mengalir mencerminkan hubungan abadi dengan alam semesta, sementara tradisi melukat menegaskan keyakinan akan kekuatan suci. Lingkungan pura yang hijau, tebing yang tenang, dan suara gemericik air menambah kesakralan tempat ini, membuat banyak orang datang bukan hanya untuk berdoa, tetapi juga mencari ketenangan batin.
Sebagai warisan budaya dan spiritual, Pura Beji Golok memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Air sucinya bukan hanya menjaga tradisi keagamaan, tetapi juga memberi kesehatan dan kesejahteraan bagi warga sekitar.