Beji Patirthaan Yeh Gangga: Tirta Keselamatan dan Ceruk Sakral di Tebing Tabanan

Beji Patirthaan Yeh Gangga di Desa Perean, Tabanan, merupakan tempat suci yang sangat berarti bagi masyarakat. Airnya digunakan dalam prosesi melukat, upacara keagamaan, dan juga kebutuhan sehari hari. Keunikan Beji ini terlihat dari ceruk sakral di tebing, arca naga penjaga air, serta relief leluhur yang menambah kekuatan spiritualnya. Hingga kini, Beji menjadi simbol keharmonisan antara manusia, alam, dan tradisi suci Bali.

Oct 28, 2025 - 06:00
Sep 11, 2025 - 09:20
Beji Patirthaan Yeh Gangga: Tirta Keselamatan dan Ceruk Sakral di Tebing Tabanan
Ceruk di Tebing Sekitar Area Beji (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Beji Patirthaan Yeh Gangga adalah salah satu sumber air suci yang terletak di Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Sejak dahulu, air dari Beji ini dimanfaatkan dalam upacara keagamaan, ritual penyucian diri (melukat), irigasi sawah, hingga kebutuhan sehari-hari warga. Keyakinan masyarakat menyebutkan bahwa air suci ini mampu membawa keselamatan, berkah, dan kesejahteraan bagi siapa pun yang menggunakannya.

Keunikan Beji ini terletak pada ceruk sakral di tebing sekitar area patirthaan. Ceruk tersebut bukan sekadar rongga alam, melainkan tempat pertapaan dan simbol perwujudan roh leluhur yang diyakini bersemayam dari Gunung Agung, Gunung Batur, hingga Puncak Lempuyang. Lingga-lingga yang ditempatkan di dalam ceruk menjadi lambang kesuburan sekaligus media spiritual bagi masyarakat yang berdoa memohon keselamatan.

Arca Naga di Sekitar Area Beji (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Di kawasan Beji Patirthaan Yeh Gangga, terdapat pula arca naga yang memiliki makna mendalam. Dalam tradisi Hindu Bali, naga dipandang sebagai lambang kesuburan dan penjaga sumber air, sehingga keberadaannya dipercaya menjaga tirta tetap murni dan penuh berkah. Air yang dijaga oleh naga ini diyakini akan membawa keselamatan, kesejahteraan, dan kelestarian hidup bagi masyarakat yang memanfaatkannya.

Menariknya, organisasi subak setempat juga turut berperan penting dalam menjaga dan melestarikan Beji. Dengan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun, mereka memastikan agar patirthaan tetap lestari, sehingga fungsi sakral maupun praktis Beji dapat terus dinikmati oleh generasi berikutnya.

Relief pada Ceruk di Sekitar Area Beji  (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Selain air sucinya, keistimewaan Beji Patirthaan Yeh Gangga juga tampak pada relief dan ukiran di ceruk. Dinding ceruk dihiasi goresan dan pahatan yang menggambarkan simbol-simbol alam serta roh leluhur. Hiasan ini bukan sekadar ornamen, melainkan media spiritual yang memperkuat nuansa sakral, sekaligus mengingatkan akan hubungan erat antara manusia, alam, dan dunia spiritual.

Keberadaan relief dan ukiran ini menjadikan Beji tidak hanya sebagai sumber air, tetapi juga warisan budaya bernilai tinggi yang menyimpan pesan tentang keseimbangan hidup yang dijaga hingga kini.

Pancoran Air di Sekitar Area Beji  (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Beji Patirthaan Yeh Gangga bukan hanya sakral, tetapi juga berfungsi praktis bagi warga Tabanan. Sebagai sumber air suci, Beji ini digunakan untuk upacara melukat (penyucian diri secara fisik dan spiritual), ritual keagamaan, serta irigasi sawah dan kebutuhan sehari-hari. Air dari Beji ini dipercaya membawa keselamatan, berkah, dan kesejahteraan, sekaligus menjaga keseimbangan alam dan sosial. Dengan demikian, Beji Patirthaan Yeh Gangga menghubungkan aspek spiritual dengan kehidupan praktis masyarakat Desa Perean, menjadikannya pusat harmoni antara manusia, alam, dan aspek spiritual.