Belajar Nilai Hidup: Kisah di Balik Tembang Juru Pencar
Tembang Juru Pencar merupakan salah satu tembang rare yang diwariskan secara turun-temurun sebagai hiburan sekaligus media pendidikan nilai. Tembang ini berkisah tentang seorang nelayan yang bekerja dengan menggunakan jaring ke laut, mencerminkan tanggung jawab dan kerja keras dalam menghadapi hasil tangkapan yang tidak menentu. Selain menggambarkan perjuangan individu, tembang ini juga menonjolkan nilai gotong royong khas masyarakat pesisir Bali. Meski berasal dari tradisi lisan masa lampau, Juru Pencar tetap relevan hingga kini karena menyampaikan pesan universal.
Tembang Juru Pencar adalah salah satu warisan tembang rare atau lagu anak-anak tradisional Bali yang hingga kini tetap lestari. Tembang rare pada dasarnya bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana pendidikan nilai, budi pekerti, serta pengenalan budaya sejak dini. Dari sekian banyak tembang rare yang berkembang, Tembang Juru Pencar memiliki tempat istimewa karena kisahnya yang begitu dekat dengan kehidupan masyarakat pesisir. Lagu ini berkisah tentang seorang nelayan yang menjala ikan dengan menggunakan jaring tradisional bernama pencar. Sosok nelayan inilah yang disebut juru pencar, yakni orang yang menebarkan jaring ke laut.
Nelayan melemparkan jala saat matahari terbit, ilustrasi AI (Sumber: Koleksi Pribadi)
Tembang Juru Pencar menceritakan sosok nelayan yang hidup penuh dengan tanggung jawab. Ia berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk keluarga yang menunggu di rumah. Hasil tangkapannya tidak selalu banyak terkadang melimpah, bahkan kosong. Apa pun hasilnya, ia menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, nelayan sering berbagi hasil tangkapannya dengan tetangga atau menjualnya di pasar demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari kisah ini, tersirat nilai gotong royong, keikhlasan, dan kepedulian sosial yang menjadi ciri khas masyarakat Bali. Berikut merupakan lirik lagu Tembang Juru Pencar:
Juru pencar, juru pencar
Mai jalan mencar ngejuk ebe
Be gede-gede, be gede-gede
Disawani ajake liu
Be gede-gede, be gede-gede
Disawani ajake liu
Pemandangan pesisir pantai (Sumber: Koleksi Pribadi)
Selain itu, tembang ini juga menggambarkan kehidupan desa-desa pesisir Bali dengan suasana kebersamaan para nelayan. Dalam tembangnya disebutkan bagaimana juru pencar berjalan menebar jaring untuk menangkap ikan besar. Aktivitas itu tidak dilakukan sendiri, melainkan bersama-sama, yang mana mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat pesisir. Kebersamaan ini menegaskan bahwa laut adalah anugerah bersama yang harus dikelola dengan bijaksana, sekaligus mencerminkan solidaritas dan gotong royong sebagai fondasi utama kehidupan masyarakat nelayan Bali.
Sejarah kelahiran lagu ini berakar pada tradisi lisan masyarakat Bali. Dari generasi ke generasi, tembang ini diwariskan melalui orang tua, guru, hingga anak-anak yang biasa menyanyikannya saat bermain. Walau berasal dari masa lampau, Juru Pencar tetap hidup hingga kini dan masih relevan. Kehadirannya menjadi pengingat bahwa nilai tradisional tidak pernah usang, bahkan semakin penting di tengah derasnya modernisasi dan pengaruh budaya global.
Anak-anak menyanyikan tembang (Sumber: Koleksi Pribadi)
Tembang Juru Pencar disampaikan dengan lirik yang singkat namun penuh makna. Dari sosok nelayan hingga hasil tangkapan yang tidak menentu, muncul pelajaran tentang kesabaran dan keikhlasan menerima kenyataan hidup. Dari kebiasaan nelayan yang senantiasa berharap laut memberi berkah, tertanam kesadaran spiritual bahwa setiap usaha perlu dibarengi doa dan rasa syukur. Sementara dari tanggung jawab nelayan terhadap keluarga, anak-anak belajar bahwa kerja keras sejati lahir dari kasih sayang kepada orang-orang terdekat.
Dengan demikian, Tembang Juru Pencar ibarat mengajak untuk kembali ke masa kecil, ketika lagu bukan hanya hiburan, tetapi juga pengajaran halus tentang kehidupan. Tembang ini mengingatkan kita bahwa kerja keras tidak boleh ditinggalkan, doa tidak boleh dilupakan, dan rasa syukur harus selalu dijaga. Melestarikan Juru Pencar berarti tidak hanya menjaga warisan budaya Bali, tetapi juga merawat nilai-nilai kehidupan yang universal, seperti kerja keras, kesabaran, tanggung jawab, dan penghormatan kepada alam.