Blemantung: Hidden Gem 3 Air Terjun Cantik dalam Satu Lokasi, Spot Healing Terbaik di Kaki Gunung Batukaru

Healing, begitulah kalangan generasi Z saat ini menyebutnya. Sebuah ungkapan yang mencerminkan kebutuhan untuk meredakan penat dan menemukan ketenangan. Air Terjun Blemantung merupakan salah satu pilihan wisata yang tepat, ketika Anda ingin melakukan healing. Air terjun yang terletak diantara perkebunan kopi di kaki Gunung Batukaru ini tergolong unik. Dimana dalam satu lokasi, tak hanya terdapat satu buah air terjun. Namun, totalnya terdapat tiga buah air terjun sekaligus dengan pesona yang sangat memanjakan mata.

May 20, 2024 - 00:26
Oct 28, 2024 - 08:04
Blemantung: Hidden Gem  3 Air Terjun Cantik dalam Satu Lokasi, Spot Healing Terbaik di Kaki Gunung Batukaru
Air Terjun Blemantung (Sumber: Koleksi Pribadi)

Apakah salah satu dari Anda ada yang tidak suka "healing"? Mustahil rasanya hidup berdampingan dengan generasi Gen Z saat ini membuat Anda tak perlu yang namanya healing. Berhenti sejenak dari hiruk-pirup perkotaan dan bersahabat dengan alam, hampir menjadi dambaan setiap orang. Destinasi wisata air terjun merupakan pilihan wisata yang tepat, ketika Anda ingin melakukan refreshing dengan menikmati pemandangan alam dan mendengarkan deruan suara air yang tentunya sangat menenangkan. Salah objek wisata air terjun yang dapat menjadi pilihan Anda ialah Air Terjun Blemantung.

 

Air Terjun Blemantung atau kerap disebut juga dengan Singsing Blahmantung merupakan sebuah air terjun yang terletak di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Air terjun satu ini tergolong unik dan berbeda dengan air terjun lainnya. Bagaimana tidak? Dalam satu lokasi, Anda tak hanya dapat menemukan satu buah air terjun. Namun, Anda langsung dapat menemukan tiga buah air terjun sekaligus. Air Terjun Blemantung terletak diantara perkebunan kopi, dimana Kecamatan Pupuan sendiri memang merupakan salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Bali.

 

Menurut Perbekel Desa Adat Pujungan, Gede Rimayasa, Air Terjun Blemantung memang sudah diberi nama sejak zaman dahulu oleh penglingsir di Desa Pujungan dan diwariskan hingga sekarang. Sehingga, tak ada yang tau pasti makna tersurat dari pemberian nama tersebut. Namun, jika secara tersirat beliau juga mengatakan "Yen ambilang titiang saking bebaosan kata-kata punika, suku katanya punika blah lan mantung artinya ring belah punika metu toya (air) dadosne blemantung". Uniknya lagi air terjun ini terdiri dari dua buah undag (tangga) yang membagi lokasi ini ke dalam dua lokasi dengan ketinggian yang berbeda. Lokasi pertama terdiri dari dua buah air terjun yakni Air Terjun Rajapala dan Air Terjun Dedari. Sedangkan, lokasi kedua yang lebih tinggi dari lokasi pertama memiliki sebuah air terjun yaitu Air Terjun Blemantung.

 

 

Air Terjun Rajapala (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pernahkan Anda mendengar sebuah satua Bali yang berjudul I Durma? atau mungkin Anda pernah mendengar cerita tentang seorang laki-laki yang mencuri selendang bidadari? Benar, Dia adalah Rajapala. Terinspirasi dari kisah tersebut Air Terjun pertama pada kawasan ini bernama Air Terjun Rajapala. Air Terjun Rajapala merupakan air terjun pertama yang terletak paling dekat dengan pintu utama. Tak perlu waktu lama, hanya dengan berjalan kaki sekitar tiga menit, Anda akan langsung disuguhi dengan indahnya pemandangan dari air terjun pertama pada kawasan ini. Air Terjun Rajapala baru diberi nama setelah kawasan ini menjadi kawasan wisata, tak lain dan tak bukan tujuannya adalah sebagai daya tarik wisatawan.

 

Air Terjun Rajapala terletak tepat diatas sebuah bedungan irigasi yang bernama Bendungan Irigasi "Sabha Hulu". Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter, dengan air yang mengalir diantara hijaunya daun yang tumbuh secara alamiah. Sebenarnya pada bagian atas air terjun ini terdapat satu buah air terjun lagi yang mengalir langsung ke Air Terjun Rajapala. Untuk menuju ke lokasi tersebut Anda harus menaiki anak tangga yang cukup tinggi dan juga curam. Namun, rasa lelah Anda akan terbayarkan karena dari posisi ketinggian tersebut Anda dapat melihat langsung pemandangan Bendungan Sabha Hulu. Pada lokasi ini Anda juga akan menemukan sebuah pancoran, dengan adanya pancoran ini direncanakan tempat tersebut akan dikembangkan kembali untuk menjadi tempat religi. 

 

Air dari air terjun ini berasal dari Tukad Yeh Sabha Hulu, karena letak dari Desa Pujungan sendiri tepat di hulu Gunung Batukaru. Air akan mengalir ke sebuah dam dibagian hulu yang dimiliki dan digunakan oleh Subak Bantiran yang sudah ada sejak zaman dahulu. Bantiran sendiri merupakan nama dari sebuah desa yang ada di Kecamatan Pupuan. Arah aliran airnya berasal dari Desa Pujungan, kemudian melewati Desa Pupuan hingga sampai di Desa Bantiran. Konon katanya, sejarahnya berkaitan dengan Ida Bhatara di Desa Pujungan maupun di Desa Bantiran yang terikat pada historis zaman dahulu. Selain itu, dam ini juga sering digunakan untuk beraktivitas oleh masyarakat lokal karena memiliki air yang sangat bersih.

 

 

Air Terjun Dedari (Sumber: Koleksi Pribadi)

Perjalanan menuju air terjun kedua pada kawasan ini mengharuskan Anda untuk menyebrangi Tukad Yeh Sabha Hulu, kemudian Anda juga akan melewati puluhan anak tangga yang terbentuk secara alamiah sepanjang perjalanan menuju ke air terjun kedua. Berbicara tentang Rajapala yang mengispirasi penamaan air terjun pertama, tak lengkap rasanya jika kita tak membahas mengenai bidadari yang di persunting oleh Rajapala. Terinspirasi kembali dari kisah tersebut Air Terjun kedua pada kawasan ini bernama Air Terjun Dedari. Dimana, “dedari” sendiri merupakan sebutan Bidadari dalam Bahasa Bali.

 

Serupa dengan air terjun pertama, air terjun kedua ini pun baru diberi nama setelah kawasan ini menjadi kawasan wisata.  Air Terjun Dedari memiliki ketinggian yang hampir serupa dengan air terjun pertama. Namun, air terjun satu ini tampak lebih besar dan lebar. Pada air terjun ini terdapat sebuah bale bengong yang dapat Anda gunakan untuk bersantai, sambil menikmati deruan air yang sangat menenangkan. 

 

Keasrian dan keindahan air terjun ini terbentuk karena lokasinya yang diapit dengan “pepayonan (lembah). I Nyoman Yudana, Bendesa Adat Pujungan menjelaskan "Pepayonan niki yen indik klasiran, klasiran niki mewasta klasiran yeh umput (dikanan). Sane niki ring kebot (kiri) puniki kewastanin klasiran selag singsing. Puniki sami Alas Gege, yen ten iwang antuk titiang alas gege puniki Bahasa Belanda perlindungan jurang". Sudah cukup dengan dua air terjun saja? Tentu tidak, masih ada satu buah air terjun lagi yang menjadi "gong" pada kawasan ini.

 

 

Air Terjun Blemantung (Sumber: Koleksi Pribadi)

Perjalanan menuju air terjun ketiga, kembali mengharuskan Anda untuk melewati puluhan anak tangga dan jalan setapak diantara perkebunan kopi warga. Namun, rasa lelah perjalanan ini seketika akan terasa hilang. Setelah Anda sampai pada air terjun ketiga pada kawasan ini. Air Terjun tertinggi diantara dua lainnya inilah yang dinamakan Air Terjun Blemantung, yang terletak secara terpisah pada lokasi bagian atas.

 

Dahulu sebelum ada Air Terjun Rajapala dan Air Terjun Dedari, air terjun inilah yang menjadi objek wisata air terjun satu-satunya di Kecamatan Pupuan. Air terjun dengan ketinggian sekitar 50 meter ini, berbeda dengan dua air terjun sebelumnya yang semata sebagai objek wisata. Air Terjun Blemantung tergolong sakral karena letaknya dekat dengan sebuah pura yang bernama Pura Taman Sari. Pura Taman Sari difungsikan sebagai tempat pesucian Ida Bhatara Puncak Kedaton. Konon katanya, Air Terjun Blemantung dan Pura Taman Sari disakralkan karena dipercaya sebagai tempat memohon keturunan dan penyembuhan penyakit non medis

 

Untuk menuju air terjun ini dari arah Kota Denpasar, waktu yang diperlukan ialah sekitar 2 jam. Sepanjang perjalanan menuju ke tempat ini, Anda akan disuguhi dengan hijaunya persawahan yang masih sangat asri di Kecamatan Pupuan. Terdapat dua rute yang dapat dilalui, rute pertama dari jalan raya utama di Desa Pujungan hingga menemukan sebuah pelang bertuliskan "Air Terjun Blemantung" di sebelah kanan jalan. Jika melewati rute ini tidak ada biaya yang harus Anda keluarkan, karena merupakan rute yang biasa di lalui oleh masyarakat lokal. Sedangkan, untuk rute kedua melalui perempatan Desa Pujungan dengan mengambil arah ke SMA Negeri 1 Pupuan hingga menemukan sebuah gapura pintu masuk dari air terjun ini. Jika melewati rute ini, maka Anda perlu membayarkan biaya tiket hanya sebesar Rp. 5000,- /orang.

 

Jadi, Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi air terjun satu ini? Sedikit tips untuk Anda yang ingin berkunjung, sangat tidak disarankan untuk datang pada musim kemarau. Karena akan mempengaruhi debit aliran air terjun pada kawasan ini. Namun, tentunya Anda tidak akan menyesal. Karena dalam satu kali kunjungan, Anda langsung dapat menikmati tiga pesona air terjun sekaligus.