Selama berabad-abad, kekayaan alam telah menjadi sumber pengobatan yang sangat berharga bagi nenek moyang kita. Pengetahuan tentang beragam tumbuhan obat telah diteruskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Seperti banyak daerah di Indonesia, masyarakat Bali juga memiliki pemahaman mendalam tentang kegunaan tumbuhan sebagai ramuan obat. Kekayaan budaya masyarakat Bali dalam pengobatan tradisional tertuang dalam lontar usada Bali. Lontar usada Bali merupakan manuskrip yang mengandung sistem pengobatan, bahan obat, dan cara pengobatan tradisional di Bali.
Usadha Bali terdiri dari 20 macam lontar yang berharga, dimana salah satunya adalah Lontar Usadha Mala. Lontar Usadha Mala diyakini ditulis sekitar abad ke-11 hingga ke-12 Masehi atau pada masa pemerintahan Raja Udayana Warmadewa. Lontar ini merupakan karya dari para pendeta Hindu di Bali. Isinya mengungkapkan kekayaan pengobatan tradisional Bali yang menggunakan bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, tumbuhan, dan hewan. Semua komponen ini diolah menjadi ramuan obat yang bisa digunakan baik secara internal maupun eksternal. Dalam 9 lembar halamannya, lontar ini memperkenalkan 29 jenis tanaman obat, dengan salah satunya yang terkenal, yaitu Cekuh.
Cekuh, atau yang juga dikenal dengan nama ilmiahnya Kaempferia Galanga, adalah tanaman herbal yang tumbuh di berbagai daerah pelosok di Indonesia. Cekuh adalah salah satu rempah-rempah yang sangat populer dan sering digunakan dalam berbagai hidangan di Indonesia. Cekuh memiliki akar rimpang yang mirip dengan jahe, tetapi lebih kecil dan biasanya berwarna putih atau merah muda. Rimpangnya berbentuk seperti jari yang berlipat dan memiliki kulit yang kasar. Aroma khasnya yang harum adalah karakteristik utama dari rempah ini. Rasa pedas, hangat, dan sedikit pahitnya memberikan dimensi rasa yang unik pada masakan. Cekuh sering diolah diolah dengan cara diiris tipis atau dihaluskan, kemudian digunakan sebagai salah satu komponen dalam pembuatan berbagai jenis bumbu rempah seperti bumbu bali.
Tak hanya memberikan sentuhan dan aroma pada masakan, cekuh juga sering menjadi bagian penting dalam dunia kesehatan. Cekuh mengandung berbagai senyawa aktif, termasuk minyak atsiri, gingerol, zingiberen, serta berbagai senyawa fenolik. Salah satu keunggulan cekuh yang paling mencolok adalah kemampuannya dalam meredakan peradangan. Selain itu, senyawa-senyawa ini juga memiliki kemampuan antioksidan yang dapat menghambat kerusakan sel dan berbagai masalah kesehatan. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Food Chemistry" pada tahun 2013 yang menunjukkan bahwa ekstrak cekuh dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tubuh manusia. Cekuh juga dikenal memiliki kemampuan antimikroba yang bermanfaat dalam melawan infeksi dan menjaga kesehatan tubuh.
Dalam dunia pengobatan tradisional, cekuh telah menjadi pilihan utama untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan yang sering mengganggu kesehatan. Salah satu manfaat utama cekuh adalah kemampuannya dalam mengatasi mual, gangguan perut, atau kembung. Senyawa-senyawa alami dalam cekuh dapat membantu meredakan ketidaknyamanan dalam sistem pencernaan dan mempromosikan keseimbangan yang lebih baik. Tidak hanya dalam masalah pencernaan, cekuh juga telah menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi gejala batuk dan pilek. Minyak atsiri dalam cekuh memiliki sifat yang dapat membantu meredakan saluran pernapasan yang teriritasi dan memfasilitasi pernapasan yang lebih mudah.
Ramuan Cekuh (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)
Dalam Lontar Usadha Mala, terdapat 11 resep berbasis cekuh yang efektif dalam mengatasi berbagai jenis penyakit mala yang dijelaskan dalam lontar tersebut. Salah satunya adalah penyakit mala jenis Jampi. Jampi adalah adalah jenis penyakit yang berasal dari pengaruh buruk dari lingkungan, seperti udara yang kotor atau air yang tercemar. Gejala Jampi biasanya mencakup demam, menggigil, batuk dan pilek. Menurut isi Lontar Usadha Mala, penyakit jenis ini dapat disembuhkan dengan ramuan yang menggunakan cekuh sebagai bahan utamanya. Untuk meracik ramuan tersebut diperlukan tiga iris cekuh, serta kombinasi isinrong, isen, kunir, gamongan, dan beberapa bahan tambahasan seperti mica gundil dan cabe jawa. Resep ini bertujuan untuk mengobati, menghambat perkembangan penyakit, menetralkan dampak negatifnya, dan bahkan menjaga agar kita tidak terkena penyakit mala jenis Jampi.
Selain penyakit jenis Jampi, cekuh juga dapat digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit Upas. Menurut Lontar Usadha Mala, Upas adalah penyakit yang dipicu oleh gigitan binatang berbisa, seperti ular. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa demam, menggigil, mual, muntah, dan rasa sakit pada daerah yang terkena gigitan. Kandungan kurkumin dalam cekuh memiliki sifat antiinflamasi yang bisa membantu meredakan peradangan di lokasi gigitan. Selain itu, cekuh yang kaya akan antioksidan juga dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh bisa. Lontar Usadha Mala mengindikasikan bahwa mengoleskan cekuh yang telah dihaluskan pada area yang digigit atau mengonsumsi air rebusan cekuh dapat membantu meredakan gejala penyakit Upas.
Dalam Lontar Usadha Mala juga dinyatakan bahwa cekuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit dengan sifat sebaha. Sebaha adalah jenis penyakit yang timbul akibat pengaruh negatif dari benda-benda tertentu seperti jimat, aji-aji, mantra, atau cetik. Penyakit jenis ini dapat memunculkan gejala seperti gangguan mental, perilaku yang aneh, dan bahkan kelumpuhan. Untuk mengobati penyakit semacam ini, digunakan ramuan yang terbuat dari campuran beberapa bahan seperi cekuh, jahe, daun jeruk, dan madu. Penting untuk diingat bahwa pengobatan jenis penyakit Sebaha adalah masalah yang sangat sensitif, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengobatinya dengan efektif, terutama karena penyakit jenis ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Penggunaan cekuh dan warisan pengetahuan dalam Lontar Usadha Mala mengungkapkan kedalaman budaya dan pengobatan tradisional masyarakat Bali. Kekayaan alam yang digunakan dalam pengobatan ini telah membantu mereka merawat kesehatan fisik dan mental selama berabad-abad. Cekuh, dengan segala kandungan senyawa dan manfaatnya, telah menjadi elemen penting dalam resep-resep pengobatan yang tercatat dalam lontar ini. Dengan demikian, Lontar Usadha Mala dan penggunaan cekuh mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan memahami nilai-nilai warisan budaya serta kekayaan alam dalam merawat kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit. Ini adalah perpaduan unik antara tradisi, pengetahuan alam, dan kesejahteraan yang tetap relevan hingga saat ini.