Garden of Time: Kolaborasi Sanggar Dewata Indonesia dan Seniman Korea Daejeon di Ubud

Pameran "Garden of Time: The Journey of Nature and Man" di Komaneka Gallery, Ubud (17–23 September 2025) mempertemukan 17 seniman Indonesia dan 75 seniman Korea dengan tema hubungan manusia dan alam. Kolaborasi ini menegaskan seni sebagai jembatan diplomasi budaya sekaligus ruang refleksi tentang tanggung jawab lingkungan. Pameran ini menghadirkan dialog lintas budaya yang memperkaya seni kontemporer Asia.

Sep 30, 2025 - 06:15
Sep 30, 2025 - 09:29
Garden of Time: Kolaborasi Sanggar Dewata Indonesia dan Seniman Korea Daejeon di Ubud
Deretan karya seniman yang dipamerkan di Komaneka Gallery, Ubud, dalam pameran “Garden of Time: The Journey of Nature and Man” (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Ubud kembali menjadi ruang penting bagi dialog budaya melalui pameran "Garden of Time: The Journey of Nature and Man". Pameran yang digelar di Komaneka Gallery pada 17–23 September 2025 ini menghadirkan karya-karya seniman dari Sanggar Dewata Indonesia Bali dan Daejeon International Art Exchange Association, Korea Selatan. Kolaborasi ini menjadi simbol persahabatan dan pertukaran seni lintas negara.

Pameran ke-17 dari Daejeon International Art Exchange Association ini menghadirkan tema yang universal namun mendalam tentang hubungan antara manusia dan alam. Melalui medium seni rupa, seniman dari kedua negara berupaya menyampaikan pesan tentang perjalanan waktu, transformasi alam, dan tanggung jawab bersama manusia dalam menjaga Bumi.

Para seniman Indonesia dan Korea saat pembukaan pameran “Garden of Time” di Komaneka Gallery, Ubud (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Momentum Baru Sanggar Dewata Indonesia di Kancah Internasional

Sanggar Dewata Indonesia (SDI) merupakan komunitas seniman yang telah mengukuhkan posisinya dalam percaturan seni rupa nasional Indonesia. Dengan lebih dari 200 anggota yang tersebar di dua kepengurusan berbasis di Yogyakarta dan Bali, SDI telah menjadi jembatan bagi seniman lintas generasi untuk berkarya dan berkolaborasi. Seniman-seniman SDI Bali yang berpartisipasi dalam pameran Garden of Time menunjukkan keragaman teknik dan pendekatan artistik yang mencerminkan kekayaan tradisi seni Bali kontemporer.

Ketua Sanggar Dewata Indonesia Bali, I Made Arya Palguna, menekankan bahwa pameran ini merupakan momentum yang sangat baik untuk kedua komunitas. Sebelumnya, SDI telah menjalin kerjasama dengan seniman Malaysia dalam pameran kolaborasi di Tony Raka Gallery pada Februari 2025, dan kini melanjutkan tradisi kolaborasi internasional dengan seniman Korea.

Seniman-seniman SDI yang berpartisipasi membawa keragaman latar belakang dan pengalaman berkarya. Gusti Ketut Oka Armini, yang lahir di Denpasar tahun 1967, telah aktif berpameran sejak 1986 dan mengembangkan karya grafis dengan eksplorasi medium dan gagasan. I Gusti Agung Bagus Ari Maruta, lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, menampilkan karya dengan pendekatan kontemporer yang memadukan tradisi dan modernitas.

"Intertwined Trails" oleh I Wayan Arnata (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Karya "Intertwined Trails" dari I Wayan Arnata menggunakan benang di atas kain handuk berukuran 120×100cm, menunjukkan eksplorasi medium non-konvensional yang mencerminkan inovasi dalam seni kontemporer Indonesia.

I Wayan Arnata, seniman kelahiran Sukawati 1973 dan alumnus FSR ISI Yogyakarta, merupakan salah satu contoh seniman SDI yang terus berinovasi dengan medium dan teknik. Karya tekstilnya "Intertwined Trails" mendemonstrasikan bagaimana seniman Indonesia mengeksplorasi medium non-konvensional untuk menyampaikan pesan tentang keterkaitan antara jejak-jejak kehidupan. Penggunaan benang sebagai medium utama mencerminkan filosofi tentang benang merah kehidupan yang menghubungkan berbagai aspek eksistensi manusia dengan alam.

Karya seniman Korea dengan teknik beragam, mulai dari lukisan minyak hingga media campuran (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Menghubungkan Generasi Seniman Korea di Panggung Internasional

Daejeon International Art Exchange Association, yang didirikan pada 2007, telah menjadi pioneer dalam diplomasi budaya Korea Selatan melalui seni rupa. Organisasi ini telah menyelenggarakan pertukaran dengan lebih dari 20 negara di berbagai benua, mempromosikan dialog melalui bahasa universal seni. Seniman Korea menampilkan karya dengan beragam teknik dan tema, mulai dari abstrak kontemporer hingga representasi figuratif yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam.

Pameran ini bertujuan menyediakan platform komunikasi dan pemahaman melalui karya seni yang mewujudkan keragaman budaya Korea dan Indonesia. Partisipasi seniman Korea dalam pameran ini mencakup berbagai generasi dan latar belakang artistik yang beragam, mulai dari seniman senior hingga generasi muda dengan pendekatan kontemporer.

Woongtaek Shim, Presiden Daejeon International Art Exchange Association, menegaskan kembali bahwa pameran ini bertujuan menghadirkan platform komunikasi dan pemahaman, serta mempertemukan keragaman generasi dalam satu ruang dialog artistik lintas budaya.

Suasana ruang pameran di Komaneka Gallery yang menampilkan karya-karya dengan beragam teknik dan pendekatan artistic (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Tema "Garden of Time" Sebagai Simbiosis Alam dan Manusia

Tema "Garden of Time: The Journey of Nature and Man" dipilih untuk mengajak pengunjung merenungkan hubungan simbiotik antara manusia dan alam. Tema ini sangat relevan dengan kondisi global saat ini, di mana isu-isu lingkungan dan keberlanjutan menjadi perhatian utama dunia.

Karya-karya yang dipamerkan mencerminkan interpretasi beragam terhadap tema ini. Seniman Indonesia menghadirkan pendekatan yang memadukan tradisi lokal dengan konteks global, sementara seniman Korea menampilkan perspektif yang lebih kontemporer dengan teknik dan medium yang variatif. Keragaman interpretasi ini menciptakan dialog visual yang kaya dan mendalam tentang bagaimana berbagai budaya memahami hubungan manusia dengan alam.

Karya seniman Sanggar Dewata Indonesia (SDI) yang dipamerkan di Komaneka Gallery (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Warisan Budaya dalam Konteks Global

Pameran "Garden of Time: The Journey of Nature and Man" menghadirkan dialog seni antara Indonesia dan Korea dengan tema hubungan manusia dan alam yang relevan dengan isu global. Karya-karya yang ditampilkan menyoroti keragaman interpretasi, sekaligus menjadikan seni sebagai jembatan diplomasi budaya dan refleksi atas tanggung jawab lingkungan.

Melibatkan 17 seniman Indonesia dan 75 seniman Korea, pameran ini memperkaya seni kontemporer Asia dan menunjukkan bagaimana Ubud menjadi ruang ideal bagi pertukaran budaya internasional. Kolaborasi ini menjadi contoh kerja sama lintas budaya yang mampu melampaui batas geografis dan membuka jalan bagi dialog berkelanjutan.