Khasiat Mesui dalam Lontar Usadha Bali: Rahasia Penyembuhan Alami dari Tradisi Leluhur
Mesui (Cryptocarya massoy) adalah bahan penting dalam pengobatan tradisional Bali yang tercantum di Lontar Usadha Tiwang. Lontar ini membahas penyakit tiwang dengan gejala seperti gelisah dan sakit. Kulit kayu mesui dipercaya memiliki sifat antiinflamasi dan analgesik, serta digunakan dalam ritual spiritual di Bali. Pengolahan mesui untuk mengobati tiwang utara melibatkan bahan lain seperti gamongan, kesuna, jangu, dan tain seksek. Penggunaan mesui memperkaya warisan budaya Bali dan berpotensi sebagai solusi kesehatan alami.
Mesui (Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm) termasuk salah satu bahan yang digunakan dalam pengobatan tradisional Bali dalam Lontar Usadha Tiwang. Lontar Usadha Tiwang adalah pengetahuan mengenai pengobatan tradisional Bali yang tertulis dalam lontar dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Lontar Usadha Tiwang utamanya membahas mengenai penyakit tiwang. Tiwang adalah penyakit yang mempunyai gejala badan terasa meluang, sakit dan ngilu, gelisah, mata mendelik, otot kaku bahkan sampai pingsan. Jenis tiwang dicirikan berdasarkan gejala yang muncul, seperti tiwang utara memiliki gejala gelisah (meunyang-anyingan), mata mendelik. Tiwang tojos dicirikan dengan gejala gelisah (meunyang-anyingan), mata mendelik, serta tangan tidak mau diam (pati grèpè). Tiwang udang memiliki gejala tangan dan tungkai bergerak-gerak seperti gerakan udang, mata melotot. Di samping itu, Lontar Usadha Tiwang menyebutkan penyakit lainnya seperti batuk, mokan yaitu penyakit dengan gejala bengkak dan terasa sakit.
Dalam pengobatan Usadha Bali, mesui biasanya dimanfaatkan bagian kulit kayunya. Kulit kayu mesui sering digunakan untuk keperluan pengobatan karena dipercaya memiliki sifat antiinflamasi dan analgesik (pereda nyeri). Selain untuk pengobatan fisik, mesui juga digunakan dalam konteks spiritual dan ritual di Bali. Mesui terkadang disertakan dalam upacara atau pengobatan yang berkaitan dengan penyucian diri dan keseimbangan energi tubuh, yang juga sejalan dengan filosofi Usadha Bali yang memadukan antara kesehatan fisik dan spiritual.
Mesui (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Pengolahan Mesui dalam Usadha Bali
1. Persiapkan alat dan bahan.
Siapkan bahan-bahan seperti Gamongan (Zingiber zerumbet), Kesuna (Allium sativum L), Jangu (Acorus calamus), Mesui (Cryptocarya massoy), dan Tain Seksek (serbuk kayu dari serangga pemakan kayu). Lalu untuk alatnya, persiapkan cobek dan ulekan ataupun blender.
Alat dan Bahan Obat Tiwang Utara (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
2. Haluskan bahan.
Haluskan semua bahan hingga menjadi pasta atau bubuk, dan jika perlu, potong – potong bahan terlebih dahulu lalu haluskan. Anda bisa menggunakan alat tradisional seperti ulekan atau alat modern seperti blender.
Bahan - Bahan yang Sudah Dihaluskan (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
3. Campurkan bahan.
Campurkan semua bahan yang sudah dihaluskan hingga merata. Pastikan campuran ini memiliki konsistensi yang mudah dioleskan.
Obat Tiwang Utara (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
4. Penggunaan obat tiwang utara.
Oleskan atau urapkan obat tiwang utara pada bagian tubuh yang mengalami gejala penyakit tiwang utara.
Sebagai salah satu bahan penting dalam pengobatan tradisional Bali, mesui memiliki peran yang signifikan dalam menjaga kesehatan fisik dan spiritual. Dalam Lontar Usadha Tiwang, mesui diolah dengan bahan-bahan lainnya untuk mengatasi berbagai jenis penyakit tiwang, termasuk tiwang utara. Penggunaan mesui dalam konteks ini tidak hanya memperkaya warisan budaya Bali, tetapi juga memperlihatkan potensi bahan alam sebagai solusi kesehatan yang lestari dan berkelanjutan.