Khasiat Tersembunyi dari Kayu Cendana Selain Keharumannya
Sejak dahulu, masyarakat telah dikelilingi oleh berbagai kekayaan alam yang memiliki sejumlah manfaat yang begitu banyak dan luar biasa. Sebagai Masyarakat patut bersyukur karena memiliki keanekaragaman yang melimpah khususnya pada flora. Keanekaragaman flora yang melimpah memberikan manfaat dalam dunia pengobatan yang tidak ternilai harganya. Salah satu flora yang memiliki manfaat dalam hal pengobatan tersebut yaitu kayu cendana. Mari kita eksplorasi lebih jauh tentang khasiat tersembunyi dari kayu cendana.
Kayu cendana termasuk ke dalam usadha Bali. Usadha Bali adalah istilah yang berasal dari "ausadhi" (bahasa sansekerta) artinya tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. Usadha Bali adalah sebutan untuk tata cara pengobatan tradisional yang ada dan berkembang di Bali. Usadha Bali bukan hanya tentang pengobatan fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang kuat. Hal ini sejalan dengan keyakinan Bali yang sangat dipengaruhi oleh agama Hindu. Dalam pandangan Bali, penyakit tidak hanya bersumber dari ketidakseimbangan fisik, tetapi juga berasal dari ketidakseimbangan spiritual.
Kayu cendana atau yang biasa dipanggil taru cenana oleh masyarakat Hindu Bali merupakan kayu yang memiliki karakteristik yang khas, yang dimana kayu tersebut mengeluarkan aroma harum dan juga sangat disakralkan oleh masyarakat Bali. Bagi umat Hindu, semerbak harum wangi dari cendana dapat memancarkan vibrasi kesucian, serta mengantarkan puja sang pemuja dengan pujaannya. Kayu cendana selalu eksis dikalangan masyarakat Hindu Bali. Selain dikenal sebagai bahan untuk media penghantar persembahyangan, kayu cendana juga biasanya digunakan sebagai bahan bangunan suci dan pratima (simbol keagamaan dalam Hindu yang disucikan dengan upacara serta ditempatkan pada tempat suci).
Kayu cendana digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit, meliputi pengobatan kulit, gangguan pernapasan, masalah pencernaan seperti masuk angin dan gangguan perut, memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang membantu tubuh melawan berbagai penyakit. Dalam pengobatan kulit, kayu cendana digunakan guna mengatasi masalah kulit seperti ruam, gatal-gatal, luka, dan infeksi. Gosokkan air dari kayu cendana dibalur ke kulit yang sedang mengalami permasalahan kulit tersebut. Pada pengobatan gangguan pernapasan dilakukan dengan cara inhalasi (pemberian obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap kedalam saluran pernafasan) untuk dapat membantu pasien bernapas lebih lega.
Gosokkan Air dari Kayu Cendana (Sumber Photo: Koleksi Penulis)
Menurut lontar Usadha Buduh, terdapat beberapa jenis penyakit gila dengan cirinya masing-masing dan ada yang menggunakan kayu cendana sebagai sarana pengobatannya, yaitu penyakit gila dengan ciri berkata tidak karuan dan sering mengambil barang yang tidak berguna serta penyakit gila dengan ciri badan panas. Pada penyakit gila dengan ciri berkata tidak karuan dan sering mengambil barang yang tidak berguna, pengobatannya dengan menggunakan sarana meliputi merica (Piper nigum L.) putih diulek dengan air jeruk, remasi semut hitam. Air beningannya teteskan pada mata, telinga, pada hidung. Setelah obat yang pertama diberikan, tambahi lagi dengan obat tetes untuk hidung, sarananya meliputi 2 biji bawang putih, 2 butir merica putih (Allium sativum L. ), air dari gosokan kayu cendana (Santalum album L.), air jeruk yang bening, banyaknya berimbang. Diamkan sejenak, kemudian air beningannya itu yang diteteskan pada hidungnya. Dan untuk penyakit gila dengan ciri badan panas, pengobatannya dengan menggunakan sarana meliputi daun kenanga yang kuning-kuning, sari lungid, kemenyan madu, dan kerokan kayu cendana. Bahan-bahan pengobatan tersebut disemburkan pada dahi sampai sisi seluruh rambutnya.
Selain menurut lontar Usadha Buduh, adapun lontar lainnya yang menggunakan kayu cendana untuk sarana pengobatannya, yaitu lontar Usadha Tiwang yang dimana membahas tentang penyakit tiwang. Tiwang adalah penyakit yang mempunyai gejala badan terasa meluang, sakit dan ngilu, gelisah, mata mendelik, otot kaku bahkan sampai pingsan. Jenis tiwang dicirikan berdasarkan gejala yang muncul. Jenis penyakit tiwang yang pengobatannya menggunakan kayu cendana sebagai sarana pengobatannya adalah tiwang bantang ketungan, batuk, dekah, mewatuk, mokan amacek, dan bahu sakit terasa meluang. Tiwang bantang ketungan memiliki gejala badan terasa sakit, tengkurep di kaki, dan tidak mampu berbicara. Campuran bahan pengobatannya yaitu asaban cendana (Santalum album L.) dan air jeruk linglang (Citrus aurantifolia), digunakan sebagai obat minum.
Untuk penyakit batuk, campuran pengobatannya yaitu lampuyang (Zingiber zerumbet), isen (Alpinia galangal), daun pule (Alstonia scholaris (L.) R. Br.), ketumbar (Coriandrum sativum L.), dan air cendana (Santalum album L.), dipakai sebagai bedaknya. Campuran pengobatan untuk penyakit dekah meliputi katik pule (Alstonia scholaris (L.) R. Br.), miana cemeng (Coleus scutellarioides), temu tis (Curcuma purpurascens Blume), air cendana (Santalum album L.), jeruk linglang (Citrus aurantifolia), dipakai sebagai obat minum. Pada penyakit mewatuk, bahan campuran pengobatannya ada galih beras putih (Oryza sativa), air cendana (Santalum album L.), dan jeruk linglang (Citrus aurantifolia). Campuran bahan pengobatannya tersebut diminum.
Mokan amacek, bahan campuran pengobatannya meliputi sulasih arum (Ocimum tenuiflorum), menyan madu (Styrax benzoin), air cendana (Santalum album L.), jeruk linglang (Citrus aurantifolia), dan diobati dengan cara puhakena. Dan untuk bahu sakit terasa meluang, bahan campuran pengobatannya meliputi tabia bun (Piper retrofractum, Piper longum L), beras barak (Oryza nivara), cendana (Santalum album L.), jeruk (Citrus maxima (Burm.f.) Merr), diobati dengan cara dipakaikan sebagai bedak.
Penting untuk dipahami bahwa kayu cendana kaya akan manfaat khususnya dalam berbagai macam pengobatan penyakit. Kayu cendana juga adalah contoh sempurna dari kekayaan alam yang dimanfaatkan secara bijak dalam tradisi pengobatan Bali. Usadha Bali memiliki fokus pada keseimbangan antara tubuh dan jiwa, menunjukkan betapa pentingnya kayu cendana dalam menyembuhkan penyakit fisik dan memelihara kesehatan mental. Dengan menjaga dan menghormati tradisi seperti ini, kita dapat memahami lebih baik bagaimana alam dapat memberikan kesejahteraan bagi kita semua. Mari kita terus menghargai pengetahuan warisan nenek moyang ini dan menjaga kelestarian salah satu tradisi pengobatan Usadha Bali yang unik ini, yang terus membawa manfaat bagi masyarakat Bali dan dunia.