Indra Sang Penguasa Langit: Penaklukan Gunung Govardhana dan Sang Raksasa Vritra

Dewa Indra dalam agama Hindu adalah dewa langit dan penguasa hujan, sering digambarkan memiliki kemampuan mengendalikan cuaca dan badai. Ia juga dikenal sebagai pemimpin para dewa dan pelindung para ksatria. Dalam mitologi, Indra biasanya digambarkan membawa petir dan menunggangi seekor gajah putih bernama Airavata.

Apr 15, 2025 - 06:00
Apr 14, 2025 - 20:35
Indra Sang Penguasa Langit: Penaklukan Gunung Govardhana dan Sang Raksasa Vritra
Dewa Indra (Sumber: Koleksi Pribadi)

Kisah Gunung Govardhana ini terjadi di desa Vrindavan, tempat Krishna, yang saat itu masih anak-anak, hidup bersama keluarganya dan para penggembala sapi. Setiap tahun, penduduk desa mengadakan upacara persembahan untuk Dewa Indra, dewa hujan, sebagai rasa syukur atas curah hujan yang melimpah. Hujan sangat penting bagi kehidupan desa karena menyuburkan tanah dan memberi makan ternak mereka. Krishna menentang tradisi ini dengan mengatakan bahwa penduduk Vrindavan seharusnya tidak menyembah Indra, karena kemakmuran desa mereka datang dari alam, khususnya Gunung Govardhana, yang memberikan rumput dan perlindungan bagi ternak mereka. Dia menyarankan agar mereka berhenti memberi persembahan kepada Indra dan mulai memuja Gunung Govardhana sebagai simbol penghormatan kepada alam.

Dewa Indra merasa tersinggung dan marah karena penghormatannya dialihkan ke Gunung Govardhana. Dalam kesombongannya, Indra memutuskan untuk menghukum penduduk Vrindavan dengan mengirimkan badai besar dan hujan deras. Ia berharap bahwa badai ini akan menghancurkan desa dan menunjukkan kekuatannya.

Untuk melindungi penduduk desa Vrindavan dari amukan Dewa Indra, yang marah karena persembahan tahunan untuknya dihentikan, Krishna melakukan tindakan luar biasa. Ketika badai besar menghantam desa, Krishna mengangkat Gunung Govardhana dengan satu jari-Nya, seperti mengangkat payung raksasa. Gunung tersebut menjadi pelindung bagi seluruh penduduk desa, hewan ternak, dan makhluk hidup di Vrindavan.

Ilustrasi Dewa Krishna Mengangkat Gunung Govardhana (Sumber: Koleksi Pribadi)

Selama tujuh hari penuh, Krishna menahan gunung itu, melindungi penduduk dari hujan deras dan badai yang tak kunjung berhenti. Berkat kekuatan ilahi Krishna, seluruh desa aman tanpa cidera sedikit pun. Penduduk desa merasa kagum dan bersyukur atas perlindungan Krishna yang luar biasa. Melihat kekuatan Krishna, Dewa Indra menyadari kesalahannya dan menyesali amarahnya. Indra kemudian meminta maaf kepada Krishna dan mengakui bahwa Krishna adalah inkarnasi Tuhan, sumber kekuatan dan perlindungan sejati.

Ilustrasi Raksasa Vritra (Sumber: Koleksi Pribadi)

Kisah Dewa Indra melawan Vritra merupakan salah satu kisah heroik terbesar dalam mitologi Hindu, menggambarkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, serta peran penting yang dimainkan oleh Dewa Indra sebagai pelindung langit dan penjaga keseimbangan alam.

Vritra adalah raksasa jahat yang dikenal karena kekuatan magis dan kekejamannya. Dalam beberapa teks kuno, Vritra digambarkan sebagai monster raksasa dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Sebagai simbol dari kekuatan negatif dan kekacauan, Vritra memutuskan untuk menguasai semua air yang ada di bumi. Ia menahan aliran sungai, menutup awan-awan, dan menghalangi turunnya hujan, sehingga menyebabkan kekeringan besar-besaran di seluruh dunia.

Kekeringan yang diakibatkan oleh Vritra menyebabkan penderitaan tak terhingga bagi umat manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Ladang-ladang yang tadinya hijau dan subur berubah menjadi tandus, sungai-sungai yang mengalir deras menjadi kering, dan danau-danau menyusut hingga menghilang. Para petani tidak bisa menanam tanaman, ternak mereka sekarat kehausan, dan umat manusia jatuh ke dalam kesedihan dan keputusasaan. Dunia berada di ambang kehancuran karena air, sumber kehidupan, telah ditahan oleh kekuatan gelap yang dimiliki oleh Vritra.

Ilustrasi Pertarungan Dewa Indra dengan Vritra (Sumber : Koleksi Pribadi)

Dengan Vajra di tangannya, Indra siap menghadapi Vritra dalam pertempuran yang sangat menegangkan. Ketika dua kekuatan besar ini bertemu, bumi berguncang dan langit menggelap. Vritra, dengan tubuh raksasanya yang mengerikan, menyerang Indra dengan kekuatan gaibnya, mencoba mempertahankan kendalinya atas air. Sementara itu, Indra dengan kekuatan guntur dan petir, maju dengan penuh semangat untuk menghancurkan musuhnya.

Pertempuran antara Indra dan Vritra adalah simbol dari konflik antara kekuatan alam yang liar dan destruktif melawan kekuatan ilahi yang menjaga harmoni dan keseimbangan. Vritra melepaskan segala macam serangan, menggunakan kekuatan magis untuk mengendalikan angin, menghalangi hujan, dan menciptakan badai yang mengerikan. Namun, Indra tidak mundur. Dengan tekad dan keberanian, ia terus melawan, menggunakan Vajra sebagai senjata utamanya.

Ilustrasi Kembalinya Kehidupan di Bumi (Sumber : Koleksi Pribadi)

Pada puncak pertempuran, Indra mengarahkan Vajra dengan kekuatan penuh ke arah Vritra. Dengan satu serangan yang dahsyat, Indra melemparkan Vajra ke arah raksasa itu, menembus tubuhnya dan akhirnya menghancurkan Vritra. Ketika Vritra jatuh, dunia seketika berubah. Air yang selama ini ditahan oleh Vritra mulai mengalir kembali ke bumi, Sungai-sungai yang kering mulai mengalir deras, awan-awan kembali berkumpul dan menurunkan hujan yang sangat dibutuhkan. Ladang-ladang yang kering mulai menghijau, dan kehidupan di bumi mulai pulih kembali.

Pesan moral dari kisah Dewa Indra melawan Vritra dan kisah Krishna mengangkat Gunung Govardhana sama-sama menekankan pentingnya kerendahan hati dan perlindungan terhadap kehidupan. Dalam kedua kisah ini, kekuatan ilahi digunakan bukan untuk menindas, tetapi untuk melindungi dan mengembalikan keseimbangan alam. Indra, yang belajar dari kesombongannya setelah dihukum oleh Krishna dan setelah mengalahkan Vritra, menyadari bahwa kekuasaan harus digunakan untuk kebaikan, bukan sebagai alat dominasi. Krishna mengajarkan bahwa pengabdian dan keharmonisan dengan alam akan membawa perlindungan, sementara Indra menyadari bahwa kekuatan tanpa kebijaksanaan hanya membawa kehancuran. Kedua kisah ini mengingatkan kita bahwa dengan kerendahan hati, keberanian, dan penghormatan terhadap alam, kita dapat menjaga keseimbangan hidup dan mengatasi segala tantangan.

Files