Menelusuri Desa Adat Bualu : Saksi Bisu KTT G20

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai Desa Adat Bualu. Bagaimana Sejarah, budaya, serta fakta menarik seputar Desa Adat Bualu. Bagaimana Ngaben dengan Api gaib yang ada di Desa Adat Bualu? Bukti Toleransi di Bali sangat Tinggi? Silahkan disimak di artikel di bawah ini

Sep 9, 2023 - 07:42
Sep 10, 2023 - 02:01
Menelusuri Desa Adat Bualu : Saksi Bisu KTT G20
Desa Adat Bualu ( Sumber Gambar : Koleksi Redaksi )

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi dunia yaitu KTT G20. Konferensi yang dilakasanankan di Nusa Dua Bali tersebut, tentu menghasilkan dampak positif bagi negara kita. Namun, apakah kalian mengetahui bahwa kawasan Nusa Dua yang menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi tersebut merupakan bagian dari desa adat Bualu? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai Desa Adat Bualu. Bagaimana Sejarah, budaya, serta fakta menarik seputar Desa Adat Bualu yang mungkin kalian belum ketahui.

 

Desa Adat Bualu merupakan desa adat yang terletak di bagian selatan pulau bali. Tepatnya di kabupaten badung, kecamatan kuta selatan. Karena letaknya di bagian selatan pulau bali, desa ini memiliki beberapa pantai pasir putih yang indah. Pantai yang termasuk di dalam wilayah Desa Adat Bualu adalah Pantai Nusa Dua, Pantai Segara Samuh. Karena memiliki wilayah pantai, penduduk lokal desa ini dulunya banyak berprofesi sebagai nelayan dimana hal ini berhubungan dengan sejarah terbentuknya Desa Adat Bualu.

 

Sebagian besar wilayah Desa Adat Bualu adalah wilayah pesisir pantai yang luas sehingga banyak masyarakat Desa Adat Kampial yang mencari tangkapan disana. Sebelum terpecah, Desa Adat kampial dan Desa Adat Bualu merupakan satu wilayah bernama Kampial Benoa. Kemudian banyak penduduk yang mulai menetap di daerah pesisir pantai sehingga berdirinya Desa Adat Bualu. Oleh karena itu, Desa Adat Bualu dan Desa Adat Kampial tetap memiliki satu kuburan atau setra dan pura dalem yang sama tetapi memiliki Pura desa yang terpisah. Pura desa Desa Adat Bualu dibangun pada tahun 1960.

 

Pura Dalem Desa Adat Bualu Lan Kampial ( Sumber Gambar : Koleksi Redaksi )

Letak geografis Desa Adat Bualu yang dekat dengan Pura Luhur Uluwatu menyebabkan  Desa Adat Bualu memiliki tradisi ngaben yang berbeda dari Desa lain di Pulau Bali.  Pura Luhur Uluwatu terletak 15km kearah barat daya dari Desa Adat Bualu. Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu pura yang menjadi salah satu pura dari enam yang  dikenal dengan pura sad kahyangan.  Keenam pura sad kahyangan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan spiritual dari pulau bali.

             

Demi menjaga kesucian Pura Luhur Uluwatu, Desa disekitarnya termasuk Desa Adat Bualu tidak diperbolehkan untuk membakar jenazah pada upacara ngaben pada umumnya. Hal ini dikarenakan asap dari hasil pembakaran jenazah akan terbang lebih tinggi dari Pura Luhur Uluwatu. Pada saat melaksanakan upacara ngaben, masyarakat Desa Adat Bualu melakukan pembakaran jenazah menggunakan api gaib atau api niskala.

             

Pembakaran Jenazah akan dipimpin oleh Ida Pandita, beliau lah yang akan memimpin prosesi kegiatan ngaben. Beliau membakar jenazah atau layon dengan permohonan dari Dewa Siwa sehingga dapat melebur jenazah atau layon dengan api gaib atau niskala. setalah prosesi peleburan jenazah selesai, upacara dilanjutkan dengan proses menguburkan jenazah atau layon di sebidang tanah di dalam Kuburan Setra Adat Bualu Lan Kampial. Prosesi penguburan jenazah dikenal sebagai prosesi mendem.

             

Upacara ngaben sendiri merupakan upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh umat hindu di Bali. Upacara ini bertujuan untuk mempercepat badan kasar dari manusia agar segera menyatu kembali dengan alam. Upacara ngaben dengan menggunakan api sebenarnya atau sekala  pernah dilakukan oleh masyarakat Desa Adat Bualu. Namun, hal itu menyebabkan terjadi wabah di desa ini. Oleh karena itu, pembakaran jenazah di Desa Adat Bualu selalu menggunakan api gaib atau niskala hingga saat ini.

             

Selain memiliki pantai putih yang indah, Desa adat bualu juga memiliki tempat bernama Puja Mandala. Sebuah tempat yang menjadi bukti nyata bahwa toleransi umat beragama di dalam pulau bali sangatlah tinggi. Berbagai sumber mengatakan bahwa puja mandala ini terletak di Desa Adat Kampial. Namun, Paja Mandala sendiri masih berada dalam wilayah Desa Adat Bualu. Di area Puja Mandala sendiri terdapat lima rumah suci dari berbagai agama.

 

 Puja Mandala ( Sumber Gambar : Koleksi Redaksi )

Rumah suci tersebut adalah Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja GKPB Jemaat Bukit Doa, dan Pura Jagatnatha. Kelima rumah suci tersebut secara aktif digunakan oleh masing-masing umat beragama yang bertempat tinggal di daerah kuta selatan.

 

Dalam pegelaran upacara pengrupukan, Banjar ada dari Desa adat Bualu akan membuat ogoh-ogoh kebo iwa secara bergiliran. Kebo iwa merupakan tokoh penting yang menjadi bagian dari pembentukan Nusa Dua itu sendiri. Pada saat itu, patih Kebo iwa membawa dua batu besar. satu batu tersebut diletakkannya di desa kelahiran patih kebo iwa. Satu batu lainnya dibawa menuju ke Kerajaan Majapahit. Namun, batu tersebut terbelah menjadi dua kemudian lama kelamaan terbentuk dua pulau yang dikenal sebagai Nusa Dua.

 

Delapan banjar di Desa Adat Bualu akan diundi untuk menerima kewajiban membuat ogoh-ogoh kebo iwa. Delapan banjar tersebut adalah Banjar Terora, Banjar Celuk, Banjar Peken, Banjar Penyarikan, Banjar Pande, Banjar Balekembar, Banjar Bualu, dan Banjar Mumbul. Kemudian banjar yang menerima kewajiban membuat ogoh-ogoh kebo iwa akan menerima urutan pertama dalam pawai ogoh-ogoh. Pawai ogoh-ogoh akan dilaksanakan di Catuspata Desa Adat Bualu.