Mitologi Kalpataru, pohon yang disucikan oleh para Dewa

Dalam Mitologi Hindu ada sebuah pohon yang disucikan oleh para dewa - dewa yang dipercaya sebagai pohon yang dapat mengabulkan keinginan manusia dan juga dipercaya sebagai simbol dari kekayaan, kesuburan, dan kesucian

Sep 8, 2023 - 06:04
Sep 8, 2023 - 21:31
Mitologi Kalpataru, pohon yang disucikan oleh para Dewa
Pohon Hayat (Koleksi redaksi)

Misteri dan keajaiban alam semesta telah diungkap melalui cerita-cerita mitologi yang telah diceritakan oleh berbagai peradaban. Cerita – cerita mitologi ini masih terus dipercaya sebagai salah satu budaya yang kita miliki hingga saat ini. Pada artikel ini saya akan membahas salah satu mitologi yaitu Kalpataru sebuah pohon yang disucikan oleh para dewa. Sebelum menjelaskan lebih lanjut, apa sih itu mitologi?. Mitologi merupakan ilmu dalam bentuk sastra yang mengandung konsep mengenai kehidupa para dewa – dewa dan mahluk halus dalam suatu kebudayaan dan biasanya latar kejadiannya pada saat manusia sudah ada dan dikaitkan dengan sejarah dan asal mula suatu tempat.

Mitologi Kalpataru adalah sebuah pohon suci yang dipercaya telah disucikan oleh para dewa – dewa sebagai tempat tinggal para roh halus. Kalpataru berasal dari kata klp yang artinya ingin dan taru yang artinya pohon, secara harfiah pohon yang memenuhi semua keinginan. Menurut mitologi Hindu dikatakan bahwa pohon Kalpataru ini memiliki kemampuan untuk memenuhi keinginan – keinginan manusia dan memberikan kekayaan, kesuburan, dan kebahagiaan. Pohon Kapataru ini digambarkan sebagai pohon yang besar yang memiliki cabang – cabang yang luas dengan dedaunan hijau. Daun – daunnya yang lebat memberikan perlindungan serta keteduhan yang menyegarkan kepada mahluk – mahluk yang berada pada lindungan pohon Kalpataru ini. Dikatakan juga pada setiap bagian dari pohon ini memiliki kekuatan dan energi yang dipercaya dapat menyembuhan dan penghidupan. Legenda hindu mengisahkan bahwa ketika para dewa – dewa dan para raksasa  Bersatu untuk mencari Sang Ramayana, mereka berkumpul dibawah pohon Kalpataru ini untuk membahas rencana mereka yang menyediakan tempat yang nyaman untuk mereka berdiskusi.

Pohon Kalpataru tidak memilliki kisah terlalu spesifik yang menjelaskan asal usulnya namun dalam beberapa relief baik berupa cerita dan ragam hias, pohon Kalpataru ini disimbolkan sebagai pohon yang disucikan. Para pakar masih menduga konsep ini dikaitkan dengan konsep yang berasal dari konsep Dewi Ibu. Masyarakat kuno mempercayai “ibu” dianggap sebagai lambang dari kesuburan. Pohon dipandang tidak ubahnya seperti seorang ibu, selain konsep “ibu” ini Adapun konsep “dunia atas” dan “dunia bawah”. Di antara kedua dunia ini berdiri satu dunia yang disebut “dunia tengah” yang dilambangkan sebagai pohon sebagai penghubung antara kedua dunia ini. Menurut mitologi Hindu pohon Kalpataru ini merupakan salah satu dari lima pohon suci di surga Dewa Indra sebagai pohon pemberi harapan yaitu ada Mandara, Parijata, Samtana, Kalpataru, dan Haricandana.

Dalam kesusastraan India, pohon Kalpataru amat populer terutama pada masa Gupta yaitu pada masa keemasa India dalam ilmu pengetahuan, matematika, astronomi, agama, dan filsafat. Simbol Kalpataru ini digunakan dalam beberapa hiasan dengan ragam bentuk variasinya seperti relief dengan motif daun - daunan menjalar dengan ujung daun yang saling menjalin, sebagai perhiasan serta dandanan bagi kaum wanita di Alaka, sebagai jimat yang terbuat dari ranting pohon untuk melindungi kelahiran bayi dan mengusir musuh serta roh – roh jahat.

Di Indonesia tersendiri istilah Kalpataru disebut dengan pohon Hayat. Dapat ditemukan sebagian besar dalam bentuk prasasti – prasasti peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai, yang memiliki lima ciri – ciri utama yaitu, binatang pengapit sebagai simbol dari pohon agar tetap suci, jambangan bunga sebagai simbol kekayaan, manik – manik atau mutiara sebagai simbol kesuburan, payung sebagai simbol kesucian, dan burung atau kinnara – kinnari (mahluk

Ukiran Kinara - Kinari (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)

yang berwujud setengah manusia dan setengah burung) sebagai simbol penjaga pohon serta penjaga kehidupan. Era modern sekarang ini Kalpataru dikenal sebagai gelar atau penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasa jasa mereka dalam melestarikan lingkungan hidup yang ada di Indonesia serta pada tanggal 5 Juni diperingati sebagai hari lingkungan hidup sedunia.

Di luar aspek keagamaan dan simbolisme, Kalpataru mengambil peran yang lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan. Pohon ini menjadi filosofi yang mendalam dalam pencapaian tujuan dan pemenuhan keinginan, menginspirasi individu untuk mengejar ambisi dan kemakmuran dalam berbagai bidang. Dalam seni dan desain, Kalpataru sering ditemukan sebagai elemen estetis yang memikat, memberikan pesan inspiratif tentang kekuatan tekad dan usaha. Lingkungan juga menemukan makna dalam Kalpataru, mengingatkan akan pentingnya menjaga alam dan hutan yang memberi kehidupan. Konsep ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, bisnis, dan pengembangan karir, menggambarkan nilai pembelajaran berkelanjutan, pertumbuhan perusahaan, atau pengembangan pribadi yang berkelanjutan. Dengan demikian, Kalpataru melewati batas keagamaan menjadi simbol universal untuk aspirasi, kemakmuran, dan pertumbuhan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

Kalpataru. Pohon Sumber Segala Keinginan dalam mitologi Hindu, melampaui waktu dan ruang sebagai simbol potensi yang tak terbatas dan pencerahan spiritual. Akarnya merentang dalam budaya Hindu, mengingatkan penganutnya akan kekuatan keyakinan, aspirasi, dan pemenuhan keinginan yang dalam. Saat kita terus menavigasi kompleksitas kehidupan, Kalpataru melayani sebagai pengingat abadi bahwa keinginan dan aspirasi terdalam kita bisa berbuah dengan dedikasi dan keyakinan yang tepat.