Pura Dalem Nyuhaya Desa Adat Delod Tukad Batubulan: Simbol Spiritualitas dan Kearifan Lokal

Pura Dalem Nyuhaye di Banjar Kapal, Batubulan, adalah pusat spiritual yang disucikan dengan aura mistis. Di dalamnya, pratima Mepinda Naga melambangkan dewa-dewi, dan Lingga Yoni sebagai simbol kesuburan. Setiap enam bulan, upacara piodalan diadakan pada Sukra Paing Dungulan. Masyarakat berkumpul untuk menghormati dan memohon berkah. Pura ini melambangkan hubungan manusia dengan dunia spiritual dan merupakan warisan budaya Bali.

Dec 3, 2024 - 16:00
Nov 12, 2024 - 17:50
Pura Dalem Nyuhaya Desa Adat Delod Tukad Batubulan: Simbol Spiritualitas dan Kearifan Lokal
Pura Dalem Nyuhaya Desa Adat Delod Tukad Batubulan: Simbol Spiritualitas dan Kearifan Lokal

Pura Dalem Nyuhaye terletak di Banjar Kapal, Desa Adat Delod Tukad, Batubulan. Pura ini memiliki keunikan tersendiri dalam tradisi masyarakat Bali. Bagi masyarakat setempat, Pura Dalem Nyuhaye bukan hanya sekadar tempat pemujaan, melainkan juga pusat spiritual yang memiliki aura mistis yang kuat. Masyarakat di sekitar mempercayai bahwa pura ini dikenal sebagai pura gamang atau tempat bagi roh-roh halus, yang dalam kepercayaan Bali disebut dengan istilah “dedemit.”

Kepercayaan ini membuat Pura Dalem Nyuhaye menjadi sangat dihormati, terutama karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya energi gaib yang menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia spiritual. Tradisi adat di pura ini memiliki hubungan yang erat dengan nilai-nilai spiritual yang diwariskan turun-temurun. Ketika seseorang mengunjungi pura ini, mereka akan merasakan suasana yang berbeda, seakan-akan sedang masuk ke dalam dimensi lain yang penuh dengan energi spiritual. Inilah yang menjadikan Pura Dalem Nyuhaye sebagai pusat spiritual yang dipenuhi dengan aura mistis dan kerap kali dikunjungi oleh umat Hindu yang datang untuk memohon keselamatan dan perlindungan.

Pura Dalem Nyuhaya Batubulan Pratima mapinda Naga (Sumber: Koleksi Penulis)

Salah satu keunikan dari Pura Dalem Nyuhaye adalah adanya pratima atau arca suci yang disebut Mepinda Naga. Di dalam pratima ini terdapat simbolisasi yang menggambarkan perwujudan dewa-dewi atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Arca-arca ini ditempatkan dengan hati-hati dalam bangunan khusus yang disebut gedong pengimpenan, di mana dewa-dewi tersebut diyakini bersemayam dan memberikan berkah serta perlindungan bagi umat yang datang bersembahyang.

Pratima Mepinda Naga ini dipercaya sebagai simbol keagungan dan kebesaran dewa-dewi yang menjaga keseimbangan alam semesta. Arca-arca tersebut tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga dianggap memiliki energi dan kekuatan spiritual. Oleh karena itu, masyarakat yang datang berdoa di pura ini sering melakukan upacara khusus untuk menghormati pratima ini. Setiap ritual yang diadakan di depan pratima ini memiliki makna yang mendalam, mulai dari memohon perlindungan, keselamatan, hingga meminta bimbingan dari para dewa-dewi dalam menjalani kehidupan. Bagi masyarakat Banjar Kapal dan sekitarnya, pratima ini menjadi simbol hubungan antara manusia dan dunia spiritual, di mana keduanya saling berkaitan dalam menjaga keharmonisan alam.

Pratima Lingga Yoni dan Simbol Dewa Ganesha Pura Dalem Nyuhaye (Sumber: Koleksi Penulis)

Selain pratima Mepinda Naga, terdapat pula Lingga Yoni di Pura Dalem Nyuhaye. Lingga Yoni adalah sebuah simbol yang sangat sakral dalam agama Hindu, melambangkan kekuatan penciptaan dan kesuburan. Batu yang berbentuk lonjong dan lempeh ini ditempatkan dalam tedong yang merupakan bangunan suci di dalam pura. Lingga Yoni dianggap sebagai simbol persatuan antara Siwa dan Shakti, dua aspek yang melambangkan keseimbangan alam semesta.

Di dalam tedong tersebut, terdapat pula pratima lainnya yang berwujud Dewa Ganesha. Dewa Ganesha merupakan dewa yang dikenal sebagai pelindung dan pemberi kecerdasan. Bagi umat Hindu di Bali, Dewa Ganesha memiliki peran penting dalam memberikan petunjuk dan membimbing mereka dalam menjalani kehidupan. Pratima Dewa Ganesha ini ditempatkan dengan penuh kehormatan di dalam tedong, sebagai simbol dari perlindungan dan kebijaksanaan yang melindungi Pura Dalem Nyuhaye dari pengaruh negatif. Pratima ini diyakini memiliki kekuatan untuk menghalau segala bentuk bahaya serta memberikan bimbingan bagi masyarakat yang datang bersembahyang.

Upacara Suci yang Diadakan Setiap Enam Bulan pada Pura Dalem Nyuhaye (Sumber: Koleksi Penulis)

Setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Sukra Paing Dungulan atau Paing Galungan, masyarakat Banjar Kapal mengadakan upacara piodalan di Pura Dalem Nyuhaye. Upacara ini merupakan perayaan besar yang menjadi waktu di mana umat Hindu berkumpul untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur dan dewa-dewi yang bersemayam di pura ini. Piodalan ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat Banjar Kapal, namun juga umat Hindu dari berbagai daerah di Bali yang datang untuk ikut serta dalam persembahyangan.

Pada saat piodalan, berbagai rangkaian upacara dilakukan, mulai dari ngaturang banten atau persembahan, mepandes, hingga berbagai ritual lainnya yang penuh dengan simbolisasi keagamaan. Masyarakat percaya bahwa piodalan ini adalah waktu yang tepat untuk memohon berkah dan keselamatan bagi keluarga serta masyarakat luas. Suasana pura menjadi sangat sakral dan dipenuhi dengan energi spiritual yang luar biasa. Semua arca dan pratima yang ada di pura ini dihias dengan kain kuning dan putih sebagai simbol kesucian. Persembahan bunga, buah, serta sesajen lainnya disusun rapi di depan pratima, sebagai simbol rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Pura Dalem Nyuhaye adalah contoh nyata dari kearifan lokal masyarakat Bali yang sangat menghormati hubungan antara dunia manusia dan dunia spiritual. Melalui pratima-pratima yang ada di dalam pura ini, masyarakat Banjar Kapal, Desa Adat Delod Tukad, dan sekitarnya, bisa merasakan kedekatan dengan para dewa-dewi. Tradisi dan upacara yang dilakukan di pura ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keharmonisan alam serta menghormati leluhur.

Dengan aura mistis yang menyelimuti, Pura Dalem Nyuhaye tidak hanya menjadi tempat persembahyangan, namun juga menjadi saksi bisu dari nilai-nilai spiritual yang terus dilestarikan oleh masyarakat Bali. Bagi siapa saja yang datang berkunjung, pura ini menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam, di mana setiap langkah di dalamnya seakan mengingatkan kita akan hubungan suci antara manusia dan Sang Pencipta.