Pura Geger Dalem Pemutih: Getaran Spiritual dan Ketenangan Alam yang Mendamaikan
Pura Geger Dalem Pemutih, yang terletak di Pulau Bali, Indonesia, adalah salah satu pura yang menonjol dengan lokasi indahnya di atas tebing batu karang yang menawarkan pemandangan matahari terbit yang memukau. Tempat ini memiliki makna spiritual yang kaya, terkait dengan perjalanan Dang Hyang Nirartha, seorang tokoh spiritual terkemuka di Bali. Selain itu, Pura Beji yang terletak dekat dengan Pura Geger Dalem Pemutih adalah tempat suci tersembunyi yang penting dalam tradisi Bali, tempat orang datang untuk memohon kesuburan dan melakukan ritual melukat. Keseluruhan kompleks ini merupakan bagian integral dari kehidupan spiritual dan budaya Bali yang kaya.
Pantai Pura Geger Dalem Pemutih (Sumber Foto : Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Pura Geger Dalem Pemutih, sebuah tempat suci yang terletak di Pulau Bali, Indonesia, adalah salah satu dari banyak pura yang tersebar di pulau ini. Bali terkenal dengan keberagaman puranya, dan beberapa di antaranya termasuk dalam kategori pura Sad Kahyangan, Kahyangan Tiga, dan pura Dang Kahyangan. Salah satu yang menonjol adalah Pura Geger Dalem Pemutih, yang berlokasi di jalan Pura Geger, desa adat Peminge, Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Pura Geger Dalem Pemutih memiliki daya tarik yang unik. Berdiri tegak di atas tebing batu karang, pura ini menawarkan pemandangan yang memukau, terutama saat pagi hari ketika matahari terbit. Dengan latar belakang alam laut yang indah, pengunjung dapat menyaksikan keindahan alam sunrise.
Di sebelah utara pura ini, terbentang pantai berpasir putih dengan air laut yang tenang, sementara di sebelah selatannya, terdapat pemandangan pantai dengan tebing-tebing karang cantik. Bahkan, di kawasan ini, terdapat Pura Beji, tempat untuk melukat, yang berada dalam satu kawasan dengan Pura Geger Dalem Pemutih.
Salah satu hal menarik tentang banyak pura di Bali adalah lokasinya yang seringkali terletak di pinggir pantai, di tengah hutan, atau di wilayah pegunungan yang jauh dari keramaian manusia. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini. Pertama, tempat-tempat ini seringkali dianggap memiliki aura spiritual yang tinggi. Kedua, jauh dari keramaian, tempat-tempat ini memberikan kedamaian dan ketenangan bagi mereka yang datang untuk sembahyang atau bermeditasi.
Terakhir, keindahan alam sekitarnya menciptakan lingkungan yang indah dan nyaman, memungkinkan pikiran untuk lebih bersih dan segar. Pura Geger Dalem Pemutih dengan lokasinya yang mengesankan di pinggir pantai di atas tebing karang adalah salah satu contoh yang mempesona dari pilihan lokasi pura di Bali.
Pohon Sawo Kecik (Sumber Foto : Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Pura Geger Dalem Pemutih di Pulau Bali adalah sebuah situs suci yang memancarkan sejarah yang kaya. Menurut cerita dari masyarakat setempat, asal usul pura ini memiliki kaitan erat dengan perjalanan spiritual Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra.
Konon, sebelum mencapai destinasi akhirnya di Uluwatu, Dang Hyang Nirartha beristirahat sejenak di Pura Geger Dalem Pemutih. Pesona keindahan dan ketenangan pura ini membuat Dang Hyang Nirartha terpikat, sehingga Dang Hyang Nirartha memilih untuk mendalami diri dan bersemadi di bawah pohon Sawo Kecik. Menariknya, pohon Sawo Kecik tersebut masih tumbuh subur hingga saat ini dan menjadi bagian yang penting dalam kompleks pura, dimana pohon ini terletak di Madya Mandala (halaman tengah) pura.
Sejarah Pura Geger Dalem Pemutih juga tercatat dalam babad Dalem Pemutih atau Dalem Petak Jingga, sebuah naskah sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa penting.
Menurut naskah ini, pada tahun 1652 ISaka, terjadi pemberontakan di kerajaan Gelgel yang dipimpin oleh Dalem Petak Jingga. Pemberontakan ini dipicu oleh sengketa dengan Raja Gelgel, Ida Dalem Made. Dalam perjalanannya, Dalem Petak Jingga dan para pengikutnya sampai di sebuah karang di tepi pantai Geger, di mana Dalem Petak Jingga berlatih yoga samadi dan menerima anugerah spiritual. Tempat ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan hidupnya. Setelahnya, Dalem Petak Jingga melanjutkan perjalanan hingga mencapai alas Jimbar, yang sekarang dikenal sebagai Jimbaran.
Pura Geger Dalem Pemutih adalah tempat yang penuh makna dan penting dalam tradisi Bali. Nama "Pemutih" merujuk pada "Dalem Segara" atau "Dalem Pamutih," yang merupakan pelinggih yang dihormati di pura ini.
Ida Batara Dalem Segara atau Ida Batara Dalem Pamutih diyakini memiliki kekuatan atau sifat yang melambangkan Tuhan dalam bentuk warna putih yang murni dan suci. Oleh karena itu, pura ini dikaitkan dengan pemujaan terhadap Dewa Siwa atau Iswara yang seringkali dilambangkan dengan warna putih yang tak ternoda. Tempat ini menjadi tempat yang penting untuk memohon kesuburan, keselamatan, kerahayuan, serta untuk menggelar Nangluk Merana, sebuah upacara sakral dalam tradisi Bali.
Di bagian utama (Utama Mandala) dari Pura Geger Dalem Pemutih, terdapat beberapa pelinggih yang mencakup berbagai elemen penting. Salah satunya adalah pelinggih Padmasana, yang berdiri di bagian tengah dan merupakan tempat suci untuk sembahyang. Di sebelah kanan Padmasana, terdapat bangunan meru tumpang tiga yang berfungsi sebagai stana Ida Batara Dalem Pamutih, sementara di sebelahnya lagi terdapat pelinggih gedong Pasadegan.
Tak jauh dari sana, ada juga Tugu Penyarikan yang digunakan sebagai stana Ida Dalem Gunung Raung, yang dipercayai sebagai tempat persemayaman Dang Hyang Dwijendra. Di sebelah barat Padmasana, sisi utara, terdapat bangunan meru tumpang tiga yang digunakan sebagai tempat sungsungan warga dari Puri Satria.
Pada halaman tengah pura (Madya Mandala), di sisi timur tumbuh pohon Sawo Kecik yang lebat dan kokoh. Dahulu, tempat ini digunakan oleh Dang Hyang Nirartha untuk melakukan samadi, dan sekarang di situs tersebut telah didirikan pelingguh berupa tugu yang digunakan untuk memuja Ida Batara Ratu Gde Panataran dalam Ped Nusa Penida.
Pura Geger Dalem Pemutih memiliki hari suci atau piodalan pada saat Purnama Keenem Panglong Apisan (sehari sebelum purnama). Pura ini dikelola oleh dua Banjar, yaitu Banjar Peminge dan Sawangan. Setiap hari, terdapat seorang Pemangku yang memimpin upacara persembahyangan di Pura ini, menjadikannya tempat yang aktif secara spiritual dalam kehidupan masyarakat setempat.
Sekitar 100 meter ke arah selatan dari Pura Geger Dalem Pemutih terdapat tempat suci tersembunyi yaitu Pura Beji. Terletak di tepi pantai, Pura Beji adalah tempat yang istimewa dan penuh makna. Tanda khas dari pura ini adalah dua buah tudung (payung) putih kuning yang menjulang di atas batu karang.
Di dalamnya, terdapat pelinggih yang didirikan di atas batu karang, yang menampilkan patung Ganesha dan Lingga-Yoni. Keberadaan Lingga-Yoni di sini melambangkan purusa pradana, yang merupakan lambang kesuburan. Oleh karena itu, tempat ini diyakini sebagai tempat untuk memohon anak atau keturunan.
Pura Beji memiliki lorong yang menghubungkannya dengan pantai. Pantainya sendiri, meskipun tidak begitu luas, menawarkan pesona pasir putih dan keindahan alam laut yang tenang serta damai. Dari lorong ini, bisa juga menemukan akses ke mata air tawar yang keluar dari bebatuan karang.
Mata air ini adalah tempat untuk melukat, sebuah praktik ritual suci dalam tradisi Bali. Pada pagi hari, mata air ini akan tertutup oleh air laut, sehingga tidak dapat diakses. Namun, saat air laut surut, terutama pada sore hari atau beberapa hari setelah bulan mati (Tilem), mata air tawar ini dapat ditemukan oleh para pemedek yang datang untuk sembahyang dan membersihkan diri mereka.
Pura Geger Dalem Pemutih dan keberadaan Pura Beji yang tersembunyi di dekatnya menjadi sebuah kompleks yang lengkap dan kaya makna. Banyak pemedek atau orang yang datang untuk bersembahyang ke tempat ini, terutama pada hari-hari suci seperti Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem, dan Banyupinaruh. Keberadaan Lingga-Yoni dalam pura ini memberikan tambahan keyakinan bagi warga Bali untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon berkah serta kesuburan dalam kehidupan mereka.