Pura Luhur Mekori: Tempat Sembahyang Umat Hindu Dengan Nuansa Alam Yang Sejuk
Bagi yang sudah pernah ke Bali pasti tahu daerah Tabanan? betul sekali, daerah ini juga memiliki wisata unik yang juga tak kalah dari daerah lain. Wisata paling populer di daerah ini yaitu, Pura Ulun Danu Beratan Bedugul yang berlokasi dekat dengan Danau Beratan. Selain Wisata Pura tersebut, ada hal yang menarik perhatian untuk perlu kita ketahui. Tempat ini memiliki aura spiritualitas yang sangat tinggi dengan desain kuno yang masih terasa hingga sekarang dengan sekitaran alam yang sejuk. Namanya yaitu, Pura Luhur Mekori.

Pura Luhur Mekori merupakan pura yang terletak di Jalan Antosari Pupuan, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, kabupaten Tabanan. Jaraknya 56 Km dari Denpasar yang memakan waktu 1 jam lebih dan dari Jimbaran berjarak 65 km yang memakan waktu 2 jam lebih. Pura ini berdekatan dengan sekolah SMP Negeri 2 Pupuan dan berada dekat dengan jalan raya yang merupakan jalan lintas Pupuan-Tabanan. Dihalaman utama terdapat Pelinggih yaitu sebuah bangunan suci yang selalu ramai didatangi untuk memohon atau meminta keselamatan.
Halaman Pura Luhur Mekori (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pura Luhur Mekori merupakan tempat suci bagi umat Hindu yang berada di Bali yang memiliki daya tarik menarik pengunjung karena pura ini disuguhkan spiritual yang besar. Mekori berasal dari kata “Mekori” yang terdiri dari kata “kori“ artinya “Gapura” dan ditambahkan di awalan “me” yaitu “ber” jika digabungkan “Mekori” yang artinya tempat yang bergapura. Menurut masyarakat desa adat setempat, Mekori itu serapan dari kata “Mas Kori” yang dimana seseorang memiliki kekuatan supranatural yang bisa melihat bahwa bangunan Pura Luhur Mekori tersebut dibuat dari emas.
Area dalam Pura Luhur Mekori (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pura Luhur Mekori ini juga memiliki sejarah dan legenda yang cukup menarik loh. ada beberapa versi menyatakan bagaimana bangunan ini dibangun. Menurut lontar kuno dan cerita turun-temurun, ketika Danghyang Dwijendra atau Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta agung yang sangat dihormati di Bali dan dikenal sebagai penyebar agama Hindu di Nusantara beliau merasakan getaran spiritual yang sangat kuat. Di tempat ini, beliau kemudian melakukan tapa brata (meditasi). Melalui tapa brata yang dijalaninya dalam hitungan hari, sang Danghyang memperoleh petunjuk dari Yang Maha Kuasa untuk membangun pura sebagai tempat pemujaan bagi para pemeluk Hindu.
Versi legenda mengatakan, Keberadaan Pura Luhur Mekori berkaitan erat dengan mitologi peperangan antara Naga Gombang dan Naga Rarik. Berkat kesetiaan adiknya Ayu Mas Sari, Naga Rarik berhasil menaklukkan lawannya. Setelah kemenangan itu, kedua bersaudara mencapai moksa (Kebebasan) di area yang dinamakan Puser Jagat (Pusat Semesta). Tempat suci ini kemudian ditandai dengan munculnya pohon soka oranye (Soka Bang), yang saat ini menjadi lokasi Pura Luhur Mekori.
Jalan menuju Pura Kahyangan Jagat, komplek dari Pura Luhur Mekori (Sumber: Koleksi Pribadi)
Setelah itu, ada jalan disebelah kiri dari bangunan Pura tersebut. Jalan ini merupakan arah menuju Pura Kahyangan Jagat yang merupakan satu komplek dengan Pura Luhur Mekori. Arah jalannya agak mendaki yang ditempuh sekitar 2-3 menit untuk sampai di atas. Jalanan menuju Pura Kahyangan ini dihiasi Hutan Tropis dengan alam nuansa yang sejuk dan tenang serta banyak dijumpai beberapa ekor kera. Menurut kepercayaan umat Hindu, kera dianggap suci karena kera dianggap melindungi area pura dari roh jahat.
Area Pura Kahyangan Jagat (Sumber: Koleksi Pribadi)
Maksud dari Pura Kahyangan Jagat yaitu, tempat suci dengan konsep Sanga-Mandala atau Dewata Nawa Sanga. Dapat diartikan Pura Kahyangan Jagat dikenal sebagai sembilan pura utama yang menjadi sthana (tempat) sembilan Dewa Penjaga Arah Mata Angin.
Keindahan budaya Bali dengan nuansa alam sejuk ditengah Hutan Tropis terpancar sempurna dalam arsitektur Pura Luhur Mekori. Mengikuti konsep sakral Tri Mandala, kompleks pura tersusun dari tiga tingkatan: Nista Mandala di bagian luar, Madya Mandala di area tengah, dan Utama Mandala sebagai ruang paling suci. Setiap area dihiasi dengan relief rumit yang menghadirkan cerita-cerita spiritual dari lontar warisan leluhur. Sebuah Meru monumental dengan sebelas tingkat mendominasi halaman utama pura, berperan sebagai tempat suci Ida Bhatara - perwujudan illahi yang diagungkan dalam ritual. Struktur megah ini dikelilingi oleh berbagai pelinggih yang masing-masing mengandung filosofi spiritual tersendiri.
Setiap enam bulan sekali, ketika hari Purnama Kedasa menurut kalender Bali, lebih tepatnya jatuh setiap Rabu Kliwon Wuku Gumbreg atau 35 hari menjelang Hari Raya Galungan, Ribuan canang sari berwarna-warni dan asap dupa yang mengepul menciptakan lautan warna di Pura Luhur Mekori saat upacara Piodalan berlangsung, sementara lantunan gamelan menambah keindahan suasana spiritual dengan menampilkan Tari Rejang Renteng sebagai pertunjukan yang akan mengelilingi area utama pura dengan membawa lelontekan, tombak dan pengawin.
Pelinggih Kahyangan Jagat Pura Luhur Mekori (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pura ini menghadirkan Pelinggih istimewa bagi Ida Ratu Bagus Made Mentang Yuda, yang dikenal sebagai representasi spiritual Sang Naga Rarik pasca pertarungan heroiknya melawan Naga Gombang. Berdekatan dengan Pelinggih tersebut, terdapat Pelinggih Ayu Mas Sari dan para kerabat yang turut mendampingi.
Pura Luhur Mekori tidak hanya sekadar bangunan suci, tetapi juga merupakan bukti sejarah yang hidup dari perkembangan agama Hindu dan budaya Bali.