Pura Maspahit : Jajaran Pura Agung Kentel Gumi
Pura Agung Kentel Gumi sebagai salah satu Triguna Pura atau Kahyangan Tiga Bali, memiliki beberapa kelompok pura. Pura Maspahit merupakan bagian dari kompleks Pura Agung Kentel Gumi yang berada di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Apa saja yang dapat kita ketahui dari pura ini?
Pura ini adalah bagian dari tata ruang wilayah religius dan merupakan salah satu situs religius masyarakat Hindu di Bali yang telah ada sejak abad ke XI Masehi. Pura Kentel Gumi ini di bagian jeroan pura ada tiga kelompok pura. Yaitu kelompok Pura Agung Kentel Gumi, kelompok Pura Maspahit, dan kelompok Pura Masceti. Awalnya, pura ini hanya memiliki gedong dan bale pesamuan yang berlokasi di Maos Pahit. Mpu Kuturan adalah orang pertama yang tinggal di sana dan dia membentuk serta mengembangkan berbagai peraturan. Untuk alasan yang tidak diketahui, Mpu Kuturan tidak menambahkan Padmasana ke pura ini. Baru pada era Raja Kresna Kepakisan, Padmasari ditambahkan ke pura dengan lokasi di bagian selatan Maos Pahit.Tuhan dalam manifestasi- Nya selaku Sang Hyang Reka Bhuwana( pencipta alam semesta).
Papan Nama Pura Kentel Gumi (Sumber : Koleksi Pribadi)
Sebagai peninggalan sejarah dari perjalanan Mpu Kuturan ke Bali, Pura agung kentel gumi dinyatakan sebagai Tri Guna Pura atau kahyangan tiga di pulau ini. Di dalamnya, Pura Maspahit memiliki posisi penting dalam filosofi religius Hindu. Pura Maspahit juga dikenal memiliki peranan penting dalam interpretasi kemahakuasaan tuhan sebagai Sang Hyang Sri Sedhana atau dewi kemakmuran.Pura Maspahit terdiri dari lima bangunan suci atau palinggih. Beberapa bentuk pelinggih di Pura Maspahit antara lain: Pelinggih Gedong Penyimpenan, Pelinggih Pesamuhan, Pelinggih Bali Piyasan, Pelinggih Gedong Ratu Maspahit, Pelinggih Gedong Sari, Pelinggih Pangrurah dan Panggungan. Jadi, berbagai palinggih yang dibangun dapat dianggap sebagai tempat perhentian Tuhan dengan semua manifestasinya. Sebagai bentuk penghormatan spiritual kepada Mpu Kuturan, palinggih Manjangan Saluang dibangun. Ada juga palinggih yang berfungsi sebagai tempat pemujaan Batara Brahma, yang disebut palinggih Catur Muka. Tempat pemujaan Tuhan sebagai Parama Siwa, Sadha Siwa dan Siwa (stana Mpu Tri Bhuwana), dikenal sebagai palinggih Sanggar Agung Rong Telu, di samping berbagai palinggih lain yang disebut pasimpangan.
Area Kelompok Pura Maspahit (Sumber : Koleksi Pribadi)
Pada dasarnya, pura merupakan simbol gunung atau alam semesta, tempat suci untuk menghubungkan diri dan memuja kebesaran Hyang Widhi Wasa dengan berbagai prabhawa-Nya. Di sini, Pura Agung Kentel Gumi berfungsi sebagai tempat memuja Tuhan dalam manifestasi-Nya selaku Sang Hyang Reka Bhuwana (pencipta alam semesta).Tuhan pada awal penciptaannya mewujudkan semesta secara seimbang sebelum manusia ikut ambil bagian mencemari dan merusak alam. Manusia dan generasi berikutnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga harmoni dalam masyarakat dan keberlanjutan alam semesta. Setiap individu diharapkan untuk melakukan doa dan meningkatkan spiritualitas mereka kepada Hyang Pencipta, dengan tujuan untuk terus meningkatkan perilaku baik mereka. Tuhan juga dipuja sebagai pemberi keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.
Area Kelompok Pura Maspahit (Sumber : Koleksi Pribadi)
Keberadaan Pura Maspahit di lingkungan Pura Kentel Gumi berdampak pada perkembangan religius masyarakat di Desa Pakraman Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Hal ini berkaitan dengan identitas, perkembangan kebudayaan, dan perekonomian masyarakat yang terus berkembang.
Selain itu, Pura Agung Kentel Gumi dengan berbagai warisan budaya dan keunikan adat istiadatnya, menjaga eksistensinya sebagai salah satu destinasi wisata spiritual di pulau Bali. Meski tidak sepopuler Pura Besakih, Batukaru, Lempuyang, atau Uluwatu, Pura Agung Kentel Gumi tetap menjadi tujuan umat Hindu di seluruh Bali untuk melakukan persembahyangan.
Untuk mendapatkan pengalaman eksplorasi virtual dari Pura Agung Kentel Gumi lebih jelas, silahkan klik tombol "Click Here To See More".