Pura Siwa : Keajaiban Arsitektur dan Keberagaman Kepercayaan di Pulau Dewata
Pura Siwa, yang terletak di Banjar Margasari, Tabanan, Bali, adalah sebuah destinasi spiritual dan keajaiban arsitektur yang menarik ribuan pengunjung dari berbagai latar belakang keagamaan.
Pura Siwa, yang terletak di Banjar Margasari, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, dahulu merupakan hutan yang dianggap keramat. Meskipun jaraknya cukup jauh dari Kota Tabanan, akses menuju Pura Siwa tidak sulit. Dari Kota Tabanan, pamedek dapat mengambil arah Jalan Raya Gilimanuk dan mengikuti petunjuk menuju Pupuan. Setelah sampai di simpang empat Desa Pujungan, pamedek belok kanan menuju arah SMAN 1 Pupuan. Dalam sekitar 20 kilometer dari SMAN 1 Pupuan, pamedek akan menemukan Pura Siwa setelah melewati kawasan hutan.
Sejarah Pura Siwa
Awalnya, Pura Siwa merupakan wilayah hutan yang dianggap memiliki aura keramat oleh penduduk lokal. Seiring berlalunya waktu, Pura Siwa mengalami perkembangan menjadi tujuan spiritual yang diminati oleh ribuan pamedek (bakta) dari berbagai penjuru, termasuk Bali, Jawa, bahkan luar negeri. Pendirian pura ini dipicu oleh penemuan arca yang berrepresentasi Dewa Siwa berbahan perunggu pada tahun 1993. Jero Mangku Wayan Sutarjana, yang menjabat sebagai pemangku Pura Siwa, merasakan panggilan rohaniah untuk mendirikan pura di lokasi tersebut. Pada tahun 2008, dengan mengorbankan dana pribadinya, Pura Siwa berdiri kokoh di lereng Gunung Batukaru di sebelah barat.
Pura Siwa tidak hanya diakui sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi juga membuka pintunya untuk pengunjung dari berbagai latar belakang keagamaan. Keberagaman keyakinan ini menjadikan Pura Siwa sebagai pusat spiritualitas yang menyatukan berbagai aliran kepercayaan. Pamedek yang mengunjungi tempat ini tidak hanya bermaksud untuk melakukan ritual bersembahyang, tetapi juga untuk mencari kedamaian melalui meditasi, menjalani proses malukat (pembersihan diri), dan memohon kesembuhan.
Lingga Yoni (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Keunikan Arsitektur dan Patung di Pura Siwa
Keistimewaan Pura Siwa tidak hanya tercermin dalam keelokan alam sekitarnya, melainkan juga terwujud dalam arsitektur unik dan beragam patung yang mengandung makna spiritual mendalam. Setelah melewati Pura Malen, pengunjung akan disambut oleh dua patung tentara yang dilengkapi dengan senjata dan meriam. Di antara patung-patung tersebut, tampaklah patung seorang lelaki tua yang duduk bersila, diberi nama Budha Wiku Budi Dharma, yang diawasi oleh macan tutul dan macan hitam.
Ketika melangkah lebih dalam, pamedek memasuki wilayah utama Pura Siwa yang dipenuhi dengan Lingga-Yoni, Bale Pasandekan, dan palinggih pangayat Betara ring Gria Mas. Patung Dewa Siwa yang menjulang setinggi 10,5 meter menjadi pusat perhatian di Utama Mandala, dikelilingi oleh patung Ganesha, Budha, Siwa, Lembu Nandini, dan Dewi Parwati. Kehadiran sumber mata air alami di Patung Dewi Parwati menambah daya magis Pura Siwa.
Patung Buddha (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Kebersihan dan Kesucian Wilayah Pura Siwa
Saat memasuki Madya Mandala, setiap pengunjung diwajibkan melepaskan alas kaki dan menjalani ibadah dengan bertelanjang kaki selama berada di dalam wilayah Pura Siwa. Kebijakan ini bukan semata untuk menjaga kebersihan, melainkan juga sebagai upaya untuk memelihara kesucian pura. Jero Mangku Sutarjana secara konsisten mengingatkan tentang pentingnya mematuhi norma-norma keagamaan dan etika selama kunjungan di Pura Siwa.
Keberagaman dalam Upacara Malukat dan Kepercayaan
Pura Siwa tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat pelaksanaan upacara malukat. Pamedek dapat melakukan proses pembersihan diri dengan membawa Bungkak Nyuh Gading dan beberapa jenis bunga. Tidak jarang, pamedek datang dengan maksud memohon kesembuhan atas penyakit yang tengah dihadapinya atau mencari obat tambahan (nunas tamba).
Pura Siwa di Pulau Dewata bukan hanya sebuah tempat ibadah semata, melainkan juga sebuah keajaiban arsitektur yang mencerminkan keberagaman kepercayaan di Bali. Dengan sejarahnya yang kaya dan daya tarik arsitekturnya yang memukau, Pura Siwa menjadi panggilan bagi kita untuk merenung dan menyatukan diri dengan dimensi spiritual yang mendalam. Diterimanya keberagaman kepercayaan dengan tangan terbuka menjadikan Pura Siwa sebagai destinasi unik dan sangat berharga di Pulau Dewata.