Taman Beji Paluh Penarungan: Mata Air Suci dengan 11 Pancoran yang Diyakini dapat Menyembuhkan Penyakit

Taman Beji Paluh menghadirkan perpaduan keindahan alam dan kekayaan budaya yang masih terjaga. Di balik kesejukan pancuran airnya, mata air ini dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang mampu membersihkan raga sekaligus menenangkan jiwa. Gemericik air yang jatuh dari pancuran seolah menjadi alunan alam yang menghadirkan rasa damai, menyatu dengan suasana asri dan tenang di sekelilingnya.

Oct 18, 2025 - 06:07
Sep 11, 2025 - 09:10
Taman Beji Paluh Penarungan: Mata Air Suci dengan 11 Pancoran yang Diyakini dapat Menyembuhkan Penyakit
Gapura Taman Beji Paluh (Sumber: Koleksi Pribadi)

Taman Beji Paluh merupakan salah satu mata air suci yang berada di Bali. Dikenal tidak hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai pusat spiritual dan budaya. Tempat ini memadukan keindahan alam serta kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Taman Beji Paluh terletak di Banjar Dauh Peken, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung. Lokasinya berada di kawasan subak yang masih terjaga, sehingga nuansa pedesaan dan kesejukan alam menjadi daya tarik tersendiri.

Tampak Atas Kawasan Taman Beji Paluh (Sumber: Koleksi Pribadi)

Menurut cerita turun-temurun yang disampaikan oleh para pemangku, pengempon pura, dan pengelingsir desa, kisah Taman Beji Paluh sudah ada sejak zaman dahulu kala. Awalnya, aliran air dari mata air ini menyatu dengan Sungai Tukad Yeh Penet dan Bebengan. Namun, karena subak di Desa Kapal membutuhkan pasokan air untuk sawah, masyarakat berusaha mengarahkan aliran tersebut. 

Dari situlah sejarah Taman Beji Paluh bermula, hingga akhirnya muncul kisah pengorbanan seorang pangliman (petugas pengatur air) yang dipercaya menjadi tumbal agar aliran air bisa berjalan lancar. Sejak saat itu, urugan yang dibuat untuk mengatur aliran air tidak lagi mengalami masalah. Bekas urugan yang jebol tersebut membuat tanah menjadi tidak rata atau mepaluh-paluh, dan dari situlah nama Taman Beji Paluh lahir.

Kawasan Belakang Taman Beji Paluh (Sumber: Koleksi Pribadi)

Masyarakat Desa Penarungan menjadi penjaga utama kelestarian Taman Beji Paluh. Mereka tidak hanya memanfaatkan airnya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadikannya sebagai bagian penting dari ritual keagamaan. Penduduk lokal percaya bahwa kucuran air di tempat ini memiliki energi penyucian yang bermanfaat untuk penglukatan atau pembersihan diri. Selain masyarakat setempat, banyak pula pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang datang untuk melukat, mencari ketenangan batin, atau sekadar menikmati kesejukan alamnya.

Penglukatan untuk Memohon Berkat kepada Bhatara Wisnu (Sumber: Koleksi Pribadi)

Secara sekala (nyata), mata air ini penting sebagai sumber pengairan. Namun secara niskala (spiritual), Taman Beji Paluh diyakini memiliki khasiat penyembuhan, khususnya untuk penyakit seperti sakit mata dan kulit. Seperti dijelaskan oleh salah satu penjaga Taman Beji Paluh, sejak lama masyarakat memanfaatkan pancuran air di tempat ini untuk penglukatan, sebuah ritual pembersihan diri dari unsur Dasa Mala. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi dan hingga kini tetap dijalankan dengan penuh keyakinan.

Penglukatan Pancoran Lima (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pada awalnya, di Taman Beji Paluh terdapat Pancoran Lima, yang terdiri dari Pancoran Brahma, Wisnu, Siwa, Rudra, dan Sambu. Pancuran ini digunakan untuk pengelukatan serta memohon kesucian lahir dan batin. Seiring perkembangan, dibangun pula Pancoran Solas dari sumber air yang sama, agar masyarakat lebih luas bisa melakukan ritual.

Penglukatan Pancoran Solas (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pancoran Solas memiliki sebelas pancuran, di antaranya Toya Ning, Tirta Gangga, Toya Panglukatan, Toya Pembersihan, Toya Pamrastita, Toya Pangleburan, Toya Pangening-ening, Toya Panyejer, Toya Sudamala, dan Toya Pangentas. Masing-masing memiliki fungsi simbolis untuk penyucian, pembersihan diri, memohon kesehatan, hingga pelepasan halangan dalam kehidupan.

Ritual biasanya dilakukan dengan keyakinan penuh, dimulai dengan sembahyang, kemudian membasuh diri di bawah pancuran sesuai urutannya. Prosesi ini dipercaya membawa ketenangan serta energi baru untuk melanjutkan kehidupan.

Kolam Ikan di Area Taman Beji Paluh (Sumber: Koleksi Pribadi)

Taman Beji Paluh bukan hanya sekadar tempat suci, tetapi juga cerminan kearifan lokal Bali dalam menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Di tengah perkembangan zaman, keberadaannya tetap menjadi oase budaya dan spiritual yang tidak ternilai. Bagi masyarakat lokal maupun pengunjung, Taman Beji Paluh menghadirkan pengalaman menyeluruh antara kesejukan alam, khasiat mata air, serta nilai budaya yang hidup dan terus lestari.