Tirta Siwa Pasupati di Pura Beji Kundi sebagai Sumber Berkah dan Kesembuhan
Pura Beji Kundi di Desa Adat Kapal, Banjar Ganggasari, Bali, terkenal sebagai tempat suci dengan Tirta Siwa Pasupati, air suci yang digunakan dalam ritual penglukatan. Pura ini menjadi tujuan bagi umat Hindu Bali yang memohon berkah untuk kesembuhan, kelancaran usaha, dan keturunan. Pada hari-hari suci seperti Purnama dan Kajeng Kliwon, banyak umat berdoa di sana, menjadikan Pura Beji Kundi bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat.
Pura Beji Kundi terletak di Desa Adat Kapal, tepatnya di lingkungan Banjar Ganggasari. Pura ini termasuk dalam jenis Pura Beji, tempat suci yang berfungsi sebagai sumber mata air (tirta) untuk keperluan spiritual dan ritual pembersihan. Di Beji Kundi, piodalan atau perayaan hari suci jatuh pada hari Buda Cemeng Melangkir. Selama upacara ini, para umat Hindu di Bali sering berkunjung untuk berdoa, memohon berkah, dan melaksanakan ritual penglukatan untuk penyucian diri.
Pura Beji Kundi memiliki daya tarik khusus karena dipenuhi oleh patung-patung kuno, yang masing-masing menyimpan simbolisme dan makna tersendiri bagi masyarakat setempat. Patung-patung ini mewakili elemen-elemen sakral yang dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat. Salah satu keistimewaan utama Pura ini adalah Tirta Siwa Pasupati, air suci yang diyakini mengandung berkah dan memiliki daya penyembuhan. Menurut Jero Mangku Putu Gede Putrawan, seorang pemangku (pendeta) di Pura Beji Kundi, fenomena luar biasa sering terjadi pada tirta ini. Meskipun air surut di musim kemarau, ketika ada yang datang untuk melukat, air secara ajaib meluap, seolah memberi cukup bagi siapa saja yang datang untuk penyucian.
Relief Kuno di Pura Beji Kundi (sumber foto: Koleksi Pribadi)
Beji Kundi memiliki peran yang luas dalam kehidupan masyarakat. Selain sebagai tempat penglukatan (penyucian diri) dan pengobatan spiritual, Pura ini menjadi tempat di mana umat dapat memohon rezeki dan kelancaran dalam usaha atau pekerjaan. Pengunjung seringkali datang untuk meminta berkah kelancaran dalam berdagang atau berbisnis, dengan harapan mendapatkan kemakmuran. Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat bagi pasangan yang memohon keturunan. Berdasarkan kisah-kisah masyarakat, banyak orang yang telah mendapatkan berkah berupa kesembuhan dari penyakit serius atau bahkan memperoleh keturunan setelah berdoa dengan tulus di Beji Kundi.
Ritual melukat atau penyucian di Beji Kundi dilakukan dengan membawa sarana upakara sederhana, seperti Pejati dan lekesan, tanpa perlu membawa bungkak karena tirta dari Pura ini sudah tersedia sebagai sarana utama. Beji Kundi terbuka untuk umum pada hari-hari tertentu yang dianggap baik, seperti Purnama dan Kajeng Kliwon. Pada hari-hari ini, banyak umat yang datang untuk menjalani ritual melukat dengan harapan menghilangkan energi negatif dan mendapatkan berkah perlindungan dari Sang Hyang Widhi.
Sumber Mata Air di Pura Beji Kundi (sumber foto: Koleksi Pribadi)
Pura Beji Kundi tidak hanya tempat ritual, tetapi juga menjadi saksi hidup kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan alam dan leluhur yang dipercaya masih menjaga dan memberi berkah di tempat ini. Pengalaman spiritual di Beji Kundi bukan hanya soal penyucian fisik, melainkan juga proses penyembuhan dan pemurnian jiwa bagi mereka yang datang dengan hati tulus dan keyakinan yang dalam.
Dengan segala keistimewaan yang dimilikinya, Pura Beji Kundi menjadi bagian penting dari budaya dan spiritualitas masyarakat Bali, khususnya di Desa Kapal. Tempat ini menunjukkan bagaimana warisan budaya dan kepercayaan tetap hidup, bahkan di tengah modernisasi, memberikan dampak yang kuat dalam kehidupan spiritual masyarakat.