Tradisi Ngusaba Ida Bhatara Turun Kabeh dan Ngusaba Nini Desa Adat Tohjiwa
Desa Adat Tohjiwa merupakan sebuah desa adat yang terletak di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Desa Tohjiwa memiliki beberapa tradisi khas yang dilaksanakan rutin di desa ini, yaitu Upacara Ngusaba Ida Bhatara Turun Kabeh yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali dan Upacara Ngusaba Nini. Kedua upacara ini dilaksanankan di lokasi yang sama di Pura Puseh Desa Adat Tohjiwa.

Desa Adat Tohjiwa memiliki hubungan erat dengan Pura Besakih yang ada Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Hubungan antara Pura Puseh Tohjiwa dengan Pura besakih adalah dalam Pelaksanaan Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Hubungan Pura Puseh Tohjiwa dengan Pura Besakih dalam Melasti Ida Bhatara Turun Kabeh simpang ke Pura Puseh Tohjiwa karena adanya hubungan keturunan Mpu Sidhimantra yaitu Putra Beliau Ida Bang Manik Angkeran yang menurunkan Ida Tulus Dewa dan berputra Ida Tohjiwa dan Ida Penataran. Ida Tohjiwa diberikan kekuasan tinggal di Tohjiwa.
Kegiatan Melasti Ngusaba Ida Bhatara Turun Kabeh (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Pelaksanaan rangakaian upacara melasti Ida Bhatara Turun Kabeh dalam Tawur Agung Panca Wali Krama yang diselenggarakan setiap 10 Tahun Sekali di Pura Besakih diawali dengan perjalanan suci ke Pura Pantai Watu Klotok di Kabupaten Klungkung, iring-iringan mulai perjalanan dari Pura Besakih menuju Pura Pantai Watu Klotok, usai semua rangakaian upacara melasti di Pura Pantai Watu Klotok, iring-iringan Ida Bhatara Turun Kabeh menuju Pura Penataran Agung Klungkung katuran Bakti dan Mesandekan. Lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju Pura Puseh Tohjiwa (katuran Bakti dan Mesandekan) dan terakhir perjalanan iring-iringan dilanjutkan menuju Pura Puseh Tabola Katuran Bakti dan Mesandekan, besok paginya kembali melanjutkan perjalanan menuju Pura Besakih. Dalam pelaksanaan Upacara di Pura Puseh Tohjiwa dilakukan sekaligus antara Ida Bhatara Turun Kabeh dengan Ngusaba Nini.
Pura Puseh Desa Adat Tohjiwa (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh di Desa adat Tohjiwa adalah upacara yang melukiskan semua Dewata manifestasi Tuhan berkumpul di Pura Puseh Tohjiwa dan Pura Bale Agung untuk bersatu memberikan anugerah beliau kepada umatnya yang menghaturkan bakti kepada Ida Sanghyang Widi Wasa.
Pada saat pelaksanaan upacara Ida Bhatara Turun Kabeh, semua simbol sakral yang ada di Pura Kahyangan Desa di Wilayah Desa Adat Tohjiwa itu diusung secara ritual dan telah disiapkan pada tempat masing masing di Pura Puseh dan Bale Agung. Pura dan simbol sakral di Pura Kahyangan desa tersebut adalah Pura Pura Puseh, Pura Bale Agung, Pura Dalem Gede Daton, Pura Catur Lawa (Pura Ratu Laga Kangin, Pura Ratu Laga Kauh, Pura Dalem Lingsir dan Pura Penataran Temaga), Pura Tanggun Desa, Pura Dalem Pendem, Pura Dalem Pinaruh dan Pura Ulun Suwi. Hal ini menggambarkan bahwa para Dewata bersatu untuk memberikan karunia kepada umat-Nya sesuai dengan kadar karma dan bakti mereka masing-masing. Secara umum pelaksanaan upacara Ida Bhatara Turun Kabeh bertujuan untuk memohon kerahayuan dan keselamatan jagat alam semesta (Bhuana Agung/makrokosmos) beserta penghuninya (Bhuana Alit/mikrokosmos).
Ngusaba Nini juga merupakan tradisi yang dilakukan di Desa Adat Tohjiwa. Upacara Ngusaba Nini ini diadakan tujuan memohon berkah dan menjaga keseimbangan alam serta wujud rasa syukur terhadap hasil panen Desa Adat Tohjiwa. Prosesi keagamaan ini melibatkan pemangku adat pemuka agama dan masyarakat setempat. simbolisme banten atau sesajen menjadi persembahan kepada roh leluhur sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang terdapat di desa tohjiwa. masyarakat aktif dalam persiapan pelaksanaan dan pembersihan menciptakan ikatan sosial. ngusaba nini mencerminkan kepercayaan menjaga keseimbangan alam serta menghormati alam dan ekosistem. upacara ini menjadi wujud penghargaan terhadap lingkungan dan identitas budaya masyarakat bali.
Sarana Upacara Ngusaba Nini (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)
Menurut Lontar Widhi Sastra, juga disebutkan upacara yadnya ngusaba nini ini bertujuan untuk negtegang toya/tirtha. Sedangkan Ngusaba Desa yang dilaksanakan oleh desa adat ini bertujuan untuk negtegang bhumi.
Dalam Lontar Usana Dewa disebutkan bahwa, upacara Ngusaba Desa dan Ngusaba Nini seyogianya dilakukan bersamaan untuk ketentraman dan kesejahteraan masyarakat.
Upacara Ngusaba Ida Bhatara Turun Kabeh Desa Adat Tohjiwa dan Ngusabha Nini juga tidak bisa dilepaskan dari keberadaan sejarah Desa Adat Tohjiwa. Yadnya ini juga sebagaimana yang dijelaskan dalam kutipan Ngusaba Bersinergi Membangun Hidup Sejahtera dapat memberikan kita kekuatan spiritual untuk melakukan nilai-nilai filosofis, untuk memelihara kelestarian dan fungsi unsur-unsur dari Panca Maha Bhuta.