Dibalik Keindahan Lantunan Gamelan Suci Selonding

Apa makna dibalik Lantunan Gamelan Selonding? selain digunakan untuk mengiringi upacara keagaman ataupun ditampilkan dalam sebuah pentas seni, keindahan Lantunan Gamelan Selonding tentunya sangat menarik banyak perhatian, tetapi dibalik keindahan tersebut ada hal yang tidak kalah menarik untuk diketahui yaitu sejarah dan filosofi Gamelan Selonding yang sarat akan budaya, adat dan istiadat daerah Bali. Alat musik ini tentunya menjadi salah satu warisan Pulau Dewata yang masih sangat dijaga kesakralan dan kesuciannya. Gamelan Selonding memiliki harmonisasi yang erat dengan kehidupan masyarakat Bali.

Sep 20, 2023 - 14:00
Sep 20, 2023 - 23:14
Dibalik Keindahan Lantunan Gamelan Suci Selonding
Gamelan Selonding (Sumber Photo: Koleksi Redaksi Prapen Balung Wesi)

Pulau Dewata merupakan pulau yang begitu banyak memiliki ragam budaya dan kearifan lokal, tentunya hal ini tidak terlepas dari jenis alat musiknya yang beragam.  Salah satu alat musik tradisional khas Bali yang jarang orang ketahui dan masih sangat dijaga kesakralannya adalah Gamelan Selonding. Kesakralan dari alat musik ini menjadikan Gamelan Selonding jarang ditemui atau dipentaskan, oleh karena itu banyak orang awam jarang mendengarkan alat musik tradisional Bali yang satu ini

 

Dibalik kesakralan dan kesucian Gamelan Selonding ini terdapat keindahan lantunannya, inilah yang menjadikan Gamelan Selonding mulai banyak dicari dan diminati oleh masyarakat. Jika dilihat dalam sejarahnya, Gamelan Selonding ini merupakan alat musik tradisional yang memiliki tingkatan sakral tertinggi dalam mengiringi upacara keagamaan (Hindu) di Bali yang memakai laras pelog Sapta Nada.

 

Gamelan Selonding (Sumber Photo: Koleksi Redaksi Prapen Balung Wesi)

Pada Gamelan Selonding laras yang digunakan meliputi laras pelog tujuh (sapta) nada , yaitu terdiri dari lima nada pokok serta dua nada pemero . Namun demikian tiap-tiap nada juga bisa berfungsi  sebagai nada pokok, tergantung dari patet yang dipergunakan. Dalam Gamelan Selonding terdapat enam patet yaitu, Patet Panji Marga, Patet Sondong, Patet Sadi, Patet Salah, Patet Kesumba, Patet Puja Semara.

 

Perlu diketahui pada alat musik tradisional Bali biasanya hanya menggunakan Panca Nada atau Lima Nada sedangkan pada Gamelan Selonding menggunakan Sapta Nada atau Tujuh Nada. Apakah ada makna dari Sapta Nada tersebut?

 

Dalam sejarah yang tercatat pada Lontar Prekempa dikatakan setiap tabuh ataupun gamelan bersumber dari Suaraning Genta Pinara Pitu. Suara Murni yang bersumber dari alam semesta itulah yang disebut Suaraning Genta Pinara Pitu, suara ini memiliki tujuh macam suara yang dikenal dengan Sapta Suara. Suara ini bersumber dari Akasa yang bernama Byomantara Gosa. Salah satu suara lainnya bernama Arnawa Srutti merupakan suara sejati yang lahir dari Apah. Suara lainnya bernama Agosa, Anugosa, Anumasika dan Bhuh Loko Srutti. Suara terakhir merupakan suara yang lahir dari unsur Pertiwi. Berkat Bhagawan Wismakarma Sapta Suara yang merupakan Suara Sejati dirangkai Kembali menjadi Dasa Suara, menghasilkan lima suara Patut Pelog lambang Sangyang Panca Tirta, kemudian lima Suara sisanya Patut Selendro lambang Pralingga yaitu Sangyang Hyang Panca Geni.

 

Gamelan Selonding (Sumber Photo: Koleksi Redaksi Prapen Balung Wesi)

Gamelan Selonding selain memiliki sejarah yang tercatat dalam lontar, terdapat pula mitologi yang menjelaskan asal mula Gambelan Selonding ini. Mitologi tersebut mengatakan saat zaman dahulu Masyarakat di Desa Tenganan mendengar suara dentuman dari angkasa dan suara tersebut terdengar bergelombang. Gelombang pertama berasal pada daerah Bongaya (berletak di sebelah timur lut Desa Tenganan) dan Gelombang ketiga berasal pada daerah Desa Tenganan Pegringsingan. Setelah gelombang itu lahir ke dunia ini, ternyata ditemukan Gamelan Selonding yang memiliki jumlah 3 (tiga) bilah . Bilah – bilah dilahirkan kemudian diadaptasi dan kini Gamelan Selonding Tenganan memiliki jumlah 8 tungguh yang berisi 40 bilah , 6 tungguh masing–masing  berisikan 4 bilah , dan yang 2 tungguh  berisikan 8 bilah.  

 

Gamelan Selonding ini tersebar di beberapa daerah di Bali, tentunya masing-masing daerah memiliki ciri khasnya tersendiri, dimulai dari kegunaan gamelan tersebut maupun pakem yang dibawakan.  Contohnya yaitu Gamelan Selonding di Tenganan, Bungaya, Besakih, Bugbug, Timbrah, Asak, dan masih banyak daerah lainnya.

 

Jika dilihat asal muasal kosa kata Selonding itu bersumber dari kata Salunding. H.N. der Tuuk dalam bukunya Kawi Balineesch-Nederlandsch-1984, disampaikan bahwa Salunding itu identik dengan gamelan gender.C.F. Winter SR dikatakan Salunding merupakan gamelan Saron. Wayang Warna menyebutkan kosa kata Salunding merupakan sebutan gamelan yang suci yang ditabuh ketika upacara agama tertentu.

 

Pada bahasa bali Selonding diambil dari kata "salon" dan "ning" yang memiliki arti tempat suci, karena dilihat dari fungsinya adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan. Salah satu daerah di Bali yang menggunakan Gamelan Selonding ini Desa Adat Bugbug, Selonding (yang disimpan di dekat Pura Piit Bugbug) ini selalu mengiringi prosesi upacara besar di Pura-pura di Bugbug, seperti Usaba Sumbu dan rangkaian Usaba Gumang di Bukit Juru. Pemain dari Gamelan Selonding ini tentunya orang-orang yang terpilih dan telah melalui penyucian diri.

 

Gamelan Selonding (Sumber Photo: Koleksi Redaksi Prapen Balung Wesi)

Seiring berjalannya waktu berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan Gamelan Selonding ini, selain dipergunakan rutin untuk mengiringi upacara keagamaan Selonding juga diadaptasi untuk ditampilkan pada acara pentas seni sebagai wujud pelestarian Gamelan Selonding ini. Pengenalan Gamelan Selonding kepada masyarakat tentunya tidak mengurangi kesakralan dan kesucian dari Gamelan tersebut karena penampilan Selonding untuk Upacara Agama hanya bisa ditampilkan di tempat dan waktu tertentu yaitu Acara Keagamaan serta membutuhkan sarana seperti banten (sarana Agama Hindu) untuk menampilkannya.

 

Gamelan Selonding tentunya menjadi warisan budaya Bali yang sarat akan budaya dan memiliki aspek lengkap dari kesakralan, keindahan, maupun kesucian. Tidak heran Gamelan Selonding ini telah menjadi warisan turun temurun yang tidak akan hilang oleh perubahan zaman. Tercatat Gamelan Selonding ini sendiri telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Benda oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali.