Melacak Jejak Sejarah Pura Goa Gong di Bali
Pura Goa Gong yang terletak di Bali dan merupakan Pura yang memiliki sejarah yang menarik serta sejarahnya terkait dengan perjalanan Maha Rsi Dang Hyang Nirartha. Pura ini juga menjadi destinasi spiritual bagi umat Hindu di Bali
Pulau Bali dikenal sebagai pulau seribu pura, dengan arsitektur pura yang memukau, bangunan yang unik, dan makna filosofis yang dalam. Salah satu pura yang memadukan semua elemen ini dengan indahnya adalah Pura Goa Gong, yang memiliki sejarah yang kaya dan keindahan alam yang menawan.
Sejarah Pura Goa Gong dikaitkan dengan perjalanan seorang yang disebut Maha Rsi Dang Hyang Nirartha. Beliau adalah seorang yang dihormati, dikenal dengan gelar Pedanda Sakti Wau Rawuh. Cerita dimulai dari perjalanan suci Dang Hyang Nirartha Setelah meninggalkan Desa Kerobokan menuju ke bukit selatan dengan jalan menyusuri pantai. Dari jauh tampak oleh beliau suatu tanjung yang menonjol ke laut bagian wilayah bukit Badung, maka tanjung itulah yang beliau tuju. Perjalanan agak dipercepat di pantai, air laut sedang surut. Setibanya di sana maka diperhatikan oleh beliau bahwa tanjung itu terjadi dari batu karang seluruhnya dan sangat besar.
Ketika beliau sedang melakukan yoga semadi di Uluwatu, Beliau tiba-tiba mendengar suara Gong yang mengalun alun dari kejauhan, beliau pun mencari tahu sumber suara Gong tersebut. Di tengah perjalanan, ia bertemu dua ekor naga berwarna kuning dan merah yang menghalangi jalannya. Naga-naga ini ternyata adalah entitas spiritual yang dahulu menghuni wilayah tersebut sebagai ular gaib. Setelah berabad-abad bersemedi, mereka akhirnya mendapatkan bentuk naga.
Dang Hyang Nirartha memutuskan untuk menyucikan naga-naga ini dan membantu mereka mencapai Sunia Loka (pembebasan spiritual). Setelah beliau pun setuju, akhirnya beliau menyucikan kedua naga tersebut, dan di tempat itu sebuah taman didirikan yang dikenal sebagai Goa Peteng. Setelah menyelesaikan tugasnya, Dang Hyang Nirartha melanjutkan perjalanan spiritualnya.
Dalam perjalanannya, Dang Hyang Nirartha menemukan sebuah goa. Di gua tersebut, ia mendengar suara Gong yang menggoda saat mendekat. Namun, suara tersebut tiba-tiba menghilang saat ia memasuki gua tersebut. Dang Hyang Nirartha memutuskan untuk duduk di atas batu di gua itu untuk melakukan yoga semadi. Selama meditasinya, air berwarna-warni tiba-tiba muncul dari dalam goa.
Selama meditasi, ribuan wong samar (roh) datang untuk mencari penyucian dari Dang Hyang Nirartha. Beliau dengan rendah hati menjalankan tugas suci ini, membantu wong samar mencapai pencerahan sesuai dengan karma mereka masing-masing. Selain itu, Dang Hyang Nirartha memohon kepada wong samar ini untuk membantu dalam membangun Pura Parahyangan di Uluwatu yang dikenal sekarang dengan Pura Uluwatu.
Pura Goa Gong (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)
Pura Goa Gong memiliki hubungan yang kuat dengan Kerajaan Mengwi. Legenda berkata bahwa Ida Gusti Agung Maruti, dalam pelariannya dari Gelgel, bersembunyi di sini. Selama masa bersembunyi, ia menerima hadiah berupa keris bintang kukus yang sekarang dihormati di Puri Keramas, Gianyar.
Karena hubungan ini, awalnya Pura Goa Gong dikelola oleh raja Mengwi, akan tetapi kemudian diserahkan kepada raja Badung. Pura ini dengan latar belakang sejarah yang kaya, dihormati sebagai tempat suci untuk memuja Dang Hyang Nirartha, dan juga memiliki beberapa pelinggih lainnya, termasuk pelinggih untuk memuja Ida Betara di Goa Gong.
Uniknya lagi, di kawasan Pura terdapat pelinggih untuk Ratu Mas Manik Subandar dan Dewi Kwan Inn, sehingga Pura Goa Gong juga dikunjungi oleh umat Buddha selama hari-hari besar agama Buddha.
Pura Goa Gong terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan. Nama "Goa Gong" mengacu pada gua yang menjadi bagian integral dari pura ini. Gong yang dimaksudkan di sini bukanlah alat musik, melainkan batu stalaktit yang menggantung di dinding gua dan menghasilkan suara seperti Gong ketika air menetes di atasnya.
Gua ini adalah peninggalan zaman prasejarah, berasal dari masa Mesolitikum, kira-kira 2500 tahun sebelum Masehi. Pada dinding gua, terdapat stalaktit yang meneteskan air, menciptakan fenomena air suci atau Tirta yang sangat dihormati. Warga meyakini bahwa air ini memiliki khasiat penyembuhan, dan banyak yang datang ke gua ini untuk memohon kesembuhan.
Piodalan atau upacara keagamaan di Pura Goa Gong diadakan setiap 6 bulan sekali, bertepatan dengan hari Soma Ribek atau Soma Pon dalam kalender Bali. Selama piodalan, sering kali suara Gong terdengar secara gaib di pura ini, menambah aura magis tempat suci ini.
Pura Goa Gong memiliki aturan yang harus diikuti oleh para pengunjung. Sebagai contoh, pura ini tutup setiap hari Rabu, dan pada hari tersebut, dilarang memasuki area gua. Selain itu, pengunjung tidak diizinkan memakai alas kaki, dan wanita hamil atau menyusui dilarang memasuki gua. Semua aturan ini dimaksudkan kesucian Pura Goa Gong.
Pura Goa Gong adalah salah satu contoh indah dari kekayaan sejarah, keindahan alam, dan spiritualitas yang mendalam yang dapat Anda temui di Pulau Bali. Sebuah tempat yang patut dikunjungi untuk merasakan pesona budaya dan keagamaan Bali yang kaya.