Kisah Nandi: Rekan Abadi Dewa Siwa

Di India Kuno, Rsi Shilada memohon kepada para Dewa untuk diberkati seorang putra. Setelah melakukan pertapaan yang dahsyat, Dewa Siwa mengabulkan permintaan itu dan lahirlah Nandi. Nandi tumbuh menjadi anak pintar dan berhati mulia. Namun, hidup Nandi diramal akan berlangsung pendek, bagaimana kisah Nandi selanjutnya?

Oct 18, 2025 - 14:12
Nov 20, 2024 - 18:13
Kisah Nandi: Rekan Abadi Dewa Siwa
Nandi dan Dewa Siwa (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pada zaman dahulu, di era India kuno, hiduplah seorang Rsi bernama Shilada. Meski telah lanjut usia, Shilada masih belum memiliki keturunan, yang membuatnya sangat khawatir. Ia merasa takut bahwa hingga akhir hayatnya, ia tidak akan mendapatkan seorang anak yang dapat melanjutkan garis keturunannya. Berdasarkan saran dari para leluhurnya, Shilada memutuskan untuk melakukan pertapaan, doa, dan penebusan dosa yang keras demi memohon anugerah dari para Dewa untuk diberikan seorang putra.

Rsi Shilada sedang Melakukan Pertapaan (Sumber: Koleksi Pribadi)

Dewa Indra, Raja para Dewa, mendengar doa-doa penuh harapan dari Rsi Shilada. Merasa tergugah, Dewa Indra memutuskan untuk turun ke bumi dan menemui Brahmana yang gigih tersebut. Saat bertemu, Rsi Shilada menyampaikan keinginannya yang mendalam untuk memiliki seorang anak. Anak yang ia dambakan adalah anak yang kuat, bijaksana, dan diberkahi dengan umur panjang. Dewa Indra mendengarkan dengan seksama permintaan Rsi Shilada yang mendambakan seorang anak yang perkasa dan berumur panjang. Rsi Shilada berharap bahwa anaknya dapat menjadi penerus yang akan menjaga nama keluarganya dan berbakti kepada para Dewa. Dewa Indra terdiam sejenak, Ia merasakan ketulusan yang mendalam dari permohonan Brahmana tersebut. Sayangnya, Dewa Indra tidak memiliki kuasa untuk mengabulkan permintaan Rsi Shilada.

Dengan penuh hormat, Dewa Indra menyarankan agar Shilada memohon kepada Dewa Siwa, yang memiliki kekuatan lebih besar dalam hal kehidupan dan kekuatan. Dewa Indra kemudian menghilang dari pandangan, meninggalkan Rsi Shilada dengan harapan baru. Meski kecewa, Rsi Shilada merasa mendapat petunjuk yang jelas dan mulai bersiap untuk melakukan pertapaan kepada Dewa Siwa. Rsi Shilada memulai pertapaannya yang mendalam kepada Dewa Siwa, memusatkan seluruh energinya dalam doa dan pengabdian.

Melihat dedikasi dan ketulusan Shilada, Dewa Siwa merasa senang dan memutuskan untuk menampakkan diri di hadapan Rsi tersebut. Dengan penuh kasih, Dewa Siwa menanyakan kepada Shilada apa yang diinginkannya sebagai anugerah. Rsi Shilada, dengan penuh hormat, memohon agar Dewa Siwa memberikan seorang putra yang kuat seperti Dewa Siwa dan diberkahi umur panjang. Dewa Siwa tersenyum mendengar permintaan tulus dari Rsi Shilada dan mengatakan bahwa keinginan itu akan segera terwujud. Dewa Siwa meyakinkan Shilada bahwa putra yang ia impikan akan segera hadir dalam hidupnya. Setelah memberikan janji tersebut, Dewa Siwa menghilang dari hadapan Rsi Shilada, meninggalkan rasa kedamaian dalam hati Rsi Shilada.

 Dewa Siwa muncul di Hadapan Rsi Shilada (Sumber: Koleksi Pribadi)

Setelah bertemu dengan Dewa Siwa, Rsi Shilada kembali ke rumahnya dengan hati yang penuh kebahagiaan. Ia merasa sangat bersyukur dan yakin bahwa seorang anak yang kuat akan segera hadir dalam kehidupannya. Setiap hari ia membayangkan saat-saat ketika ia dapat merawat dan mengajarkan anak itu tentang kehidupan dan kebijaksanaan. Rsi Shilada menjalani hariharinya dengan penuh harapan, menantikan anugerah yang dijanjikan oleh Dewa Siwa.

Beberapa waktu berlalu, saat Rsi Shilada sedang melakukan Yajna untuk Dewa Siwa, sebuah kejadian ajaib terjadi. Dari api Yajna yang suci, muncul seorang anak laki-laki yang bersinar terang, secerah matahari. Cahaya anak itu memancarkan aura yang berbeda daripada anak pada umumnya, seperti yang dijanjikan oleh Dewa Siwa. Rsi Shilada sangat bahagia melihat anak tersebut dan langsung memuji kebesaran Dewa Siwa atas anugerah yang telah diberikan.

  Lahirnya Nandi dari Api Yajna (Sumber: Koleksi Pribadi)

Dengan penuh kebahagiaan, Rsi Shilada membawa anak yang lahir dari api Yajna tersebut ke rumahnya. Anak itu diberinya nama Nandi. Shilada yakin bahwa Nandi akan menjadi anak yang istimewa, sesuai dengan harapannya selama ini. Ia merasakan kebahagiaan yang mendalam dan bersyukur atas keajaiban yang telah terjadi.

Seiring berjalannya waktu, Nandi tumbuh menjadi anak yang sangat cemerlang dan bijaksana. Rsi Shilada mengajarkan Nandi seluruh Weda dan kitab suci lainnya, berharap anaknya memahami ilmu pengetahuan yang mendalam. Nandi mempelajari semua ajaran tersebut dengan sangat cepat, menunjukkan kemampuan luar biasa yang ia miliki. Setiap hari, Shilada merasa semakin bangga dengan putranya yang telah tumbuh menjadi seorang anak yang hebat.

Tujuh tahun setelah kelahiran Nandi, dua Brahmana bernama Mitra dan Varuna datang ke gubuk sederhana tempat tinggal Rsi Shilada. Shilada menyambut kedua tamu tersebut dengan penuh hormat. Ia segera menyediakan makanan dan minuman untuk kedua Brahmana, memastikan mereka merasa nyaman selama di rumahnya. Mitra dan Varuna merasa dihormati dan berterima kasih atas sambutan hangat dari Shilada .Setelah kedua Brahmana itu masuk ke dalam, Shilada memanggil putranya, Nandi, untuk melayani tamu-tamu tersebut. Nandi dengan senang hati mengikuti perintah ayahnya, menyambut kedua Brahmana dengan penuh rasa hormat. Ia melayani mereka dengan sopan, memastikan bahwa mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan selama tinggal di rumahnya. Kedua Brahmana itu terkesan dengan sikap Nandi, yang meskipun masih muda, sudah memiliki kedewasaan dan kebaikan hati yang luar biasa.

 Rsi Shilada menyambut kedatangan Mitra dan Varuna (Sumber: Koleksi Pribadi)

Setelah beberapa hari tinggal di rumah Shilada, Mitra dan Varuna merasa sudah waktunya untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sebelum pergi, Shilada dan Nandi berlutut dengan penuh hormat, memohon agar Mitra dan Varuna berkenan memberkahi mereka. Shilada dan Nandi dengan penuh hormat bersujud di hadapan kedua Brahmana tersebut, meminta agar mereka diberkati dengan kebaikan dan umur panjang. Kedua Brahmana itu tersenyum dan dengan senang hati memberkahi mereka.

  Rsi Shilada dan Nandi Meminta Berkat kepada Mitra dan Varuna (Sumber: Koleksi Pribadi)

Mitra dan Varuna pertama-tama memberikan berkat kepada Shilada. Mereka memberinya doa panjang umur dan kebahagiaan, sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan dan pelayanan yang telah diberikan kepada mereka. “Semoga hidupmu penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan, Shilada,” kata mereka, memberinya semangat dan doa.

Ketika tiba saatnya untuk memberkati Nandi, Mitra dan Varuna tampak diliputi kesedihan yang mendalam. Meskipun mereka mencoba menyembunyikan perasaan mereka, Shilada bisa merasakan sesuatu yang tidak beres. Dengan suara pelan, mereka hanya berkata, “Sehatlah nak, bersikap baiklah kepada orang tua dan gurumu.” Tanpa penjelasan lebih lanjut, kedua Brahmana itu meninggalkan rumah Shilada, meninggalkan perasaan cemas di hati sang Rsi.

Setelah kepergian Mitra dan Varuna, Shilada merasakan ada sesuatu yang sangat aneh. Ekspresi kesedihan yang ditunjukkan oleh kedua Brahmana itu membekas dalam pikirannya. Merasa tidak tenang, ia segera berlari keluar rumah, mengejar Mitra dan Varuna untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan suara gemetar, Shilada memohon agar mereka memberitahukan kebenaran tentang putranya, Nandi. Dengan berat hati, Mitra dan Varuna akhirnya mengungkapkan kebenaran yang menyakitkan. Mereka memberitahu Shilada bahwa Nandi tidak akan memiliki umur yang panjang, bahkan akan berakhir dalam waktu kurang dari setahun. Mendengar kabar tersebut, Shilada merasa dunia seakan runtuh di hadapannya. Hatinya hancur mendengar putranya, yang ia cintai dan banggakan, akan meninggal di usia yang masih sangat muda.

Rsi Shilada berbicara dengan Mitra dan Varuna (Sumber: Koleksi Pribadi)

Dengan hati yang berat, Shilada kembali ke rumah, tak sanggup menahan kesedihannya. Setibanya di rumah, ia terjatuh di tanah, tak mampu berdiri karena beban emosional yang terlalu besar. Nandi, yang melihat ayahnya dalam kondisi tersebut, segera mendekat dan bertanya apa yang telah terjadi. Dengan suara bergetar, Shilada mengungkapkan kabar buruk yang disampaikan oleh Mitra dan Varuna, bahwa Nandi akan segera tiada di usia yang sangat muda.

Nandi  Menghampiri Ayahnya yang Terjatuh (Sumber: Koleksi Pribadi)

Mendengar kabar tersebut, Nandi malah tertawa dan menenangkan ayahnya. Dengan penuh keyakinan, ia berkata kepada Shilada, “Ayah, jangan khawatir. Aku adalah anugerah dari Dewa Siwa, dan aku percaya bahwa Dewa Siwa tidak akan meninggalkanku.” Kepercayaan Nandi kepada Dewa Siwa begitu besar sehingga ia tidak merasa takut akan kematian. Kata-kata Nandi memberikan sedikit ketenangan kepada Shilada, meskipun hati Shilada masih penuh kecemasan.

Atas izin dari ayahnya, Nandi memutuskan untuk pergi ke tepi sungai Bhuvan untuk melakukan pertapaan. Ia bertekad untuk bertapa dan melakukan penebusan dosa kepada Dewa Siwa, dengan harapan agar ia diberikan umur yang panjang. Meskipun masih muda, Nandi menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa, dengan keyakinan bahwa Dewa Siwa akan mendengar doanya. Pertapaan ini menjadi langkah awalnya dalam mencari keselamatan dari nasib yang telah diramalkan.

Nandi sedang melakukan pertapaan (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pertapaan yang dilakukan Nandi begitu teguh dan penuh kesungguhan sehingga menarik perhatian Dewa Siwa. Melihat kegigihan dan ketulusan Nandi, Dewa Siwa merasa tergerak dan memutuskan untuk menampakkan diri di hadapannya. Nandi terkejut melihat Dewa Siwa muncul, tetapi hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan dan rasa syukur. Dewa Siwa dengan lembut menyuruh Nandi untuk mengutarakan permintaannya sebagai anugerah atas keteguhan pertapaannya.

Nandi Bertemu dengan Dewa Siwa (Sumber: Koleksi Pribadi)

Ketika melihat Dewa Siwa di hadapannya, Nandi seketika melupakan bahwa ia bertapa untuk meminta umur yang panjang. Nandi justru meminta agar ia bisa selalu berada di sisi Dewa Siwa, menjadi pelayan-Nya sepanjang waktu. Dewa Siwa terharu oleh kesetiaan dan ketulusan Nandi, dan berkata, “Kau bertapa untuk meminta umur panjang, tetapi setelah melihatku, kau melupakan keinginanmu itu. Karena itu, kau akan selalu setia di sisiku. Kelahiran dan kematian tidak akan lagi mempengaruhimu, dan kau akan menjadi tungganganku selamanya.”

Setelah memberikan anugerah kepada Nandi, Dewa Siwa dan Nandi pergi ke kediaman Dewa Siwa di Gunung Kailash. Sesampainya di sana, Ia memberitahu Dewi Parwati tentang pengabdian luar biasa yang ditunjukkan oleh Nandi. Dewa Siwa menyatakan bahwa ia akan menjadikan Nandi sebagai ketua Ganapaksa, yaitu pemimpin pasukan dewa Siwa. Mendengar hal itu, Dewi Parwati tersenyum dengan penuh kasih dan menganggap Nandi sebagai putranya sendiri.

 Dewa Siwa dan Nandi dalam wujud barunya (Sumber: Koleksi Pribadi)

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan kesetiaan Nandi, Dewa Siwa pertama-tama memeluk Nandi dengan penuh kasih sayang. Kemudian, Dewa Siwa memberikan Nandi wujud banteng yang kuat, simbol kekuatan dan keteguhan. Dengan wujud tersebut, Nandi diterima sebagai kendaraan utama Dewa Siwa, yang akan selalu berada di sisi-Nya dalam segala perjalanan. Hubungan mereka kini menjadi abadi, dengan Nandi yang setia melayani Dewa Siwa sepanjang masa. Apapun yang Nandi dengar dan rasakan, Dewa Siwa juga akan mendengar dan merasakannya.

Files