Mengenal Seni Bali Lewat Museum Puri Lukisan
Mengenal objek pariwisata di kota Ubud yang menyuguhkan hasil karya dari seniman-seniman bali maupun luar bali, Museum Puri Lukisan ini memiliki beberapa bangunan yang digunakan untuk memamerkan seni tersebut. Museum ini juga menjadi museum tertua yang ada di Bali, Maka dari itu mari simak pembahasan dibawah!!
Mengenal Seni Bali Melalui Museum Puri Lukisan
Menyusun jadwal perjalanan atau wisata di Pulau Dewata Bali, maka Ubud menjadi salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi. Destinasi wisata Ubud memberikan banyak pilihan wisata selain pantai di Bali. Kawasan wisata Ubud memiliki keindahan alam yang patut untuk ditonjolkan, selain itu hasil karya para seniman yang ditampung dalam sebuah museum dan berbagai galeri seni. Museum Puri Lukisan merupakan salah satu contoh museum yang menampung hasil karya seniman Bali dan mancanegara. Museum Puri Lukisan terletak di Jalan Raya Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar Bali. Museum ini juga dekat dengan sejumlah tempat rekreasi dan tempat wisata lainnya, sehingga memudahkan Anda untuk menjelajahi kota ini selama seharian penuh.
Selain Puri Lukisan, wisata Ubud menawarkan berbagai hal seperti pertunjukan tari tradisional termasuk tari kecak, sawah bertingkat, rekreasi arung jeram, monkey forest dan pasar seni yang bisa menjadi destinasi belanja oleh-oleh yang cocok. Selain Puri Lukisan sejumlah museum seni lainnya juga berada di sekitar kawasan ini seperti museum Neka, Arma dan Antonio Blanco yang dapat dengan mudah mengisi kegiatan liburan Anda. Museum Puri Lukisan terletak di dekat hutan monyet, bukit Campuhan, pura Saraswati, pasar dan pura Saren Agung Ubud. Sehingga dapat memberikan pilihan tempat berwisata yang mudah dijangkau antara satu tempat rekreasi dengan tempat rekreasi lainnya. Jarak tempuh menuju kawasan wisata ini dari pusat kota Denpasar sekitar 50 menit berkendara, dan Museum Puri Lukisan merupakan museum tertua di Bali.
Potret Ruangan Museum (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)
Sejarah Museum Puri Lukisan
Museum Puri Lukisan merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi seni, baik lukisan maupun ukiran kayu yang dibuat secara tradisional maupun modern, museum ini telah menyimpan koleksi seni sejak tahun 1930 hingga sekarang. Berawal dari kegelisahan akan hilangnya budaya lokal, beberapa tokoh berinisiatif membuat perkumpulan seniman yang diberi nama "Pitamaha" dan tokoh-tokoh tersebut antara lain Tjokorda Gde Agung Sukawati (Raja Ubud), Walter Spesies (pelukis Jerman, 1895-1942), dan Rudolf Bonnet (pelukis Belanda, 1895-1978).
Misi yayasan ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan seni Bali, baik tradisional maupun modern. Yayasan ini terdiri dari 125 seniman yang bertemu setiap minggu untuk mendiskusikan lukisan dan ukiran kayu mereka. Namun, jalannya organisasi ini terganggu setelah Perang Dunia Kedua, dengan dibentuknya organisasi baru yang disebut "Ubud Painters Groups" oleh seniman I Gusti Nyoman Lempad di bawah bimbingan Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Rudolf Bonnet. Organisasi ini tidak bertahan lama, yang pada akhirnya memunculkan kesadaran akan perlunya mendirikan sebuah museum.
Pada tahun 1953, sebuah organisasi baru dibentuk dengan nama "Yayasan Ratna Wartha". Yayasan ini dibentuk untuk mengimplementasikan ide pendirian museum, pada tahun yang sama juga dilakukan perancangan Museum Puri Lukisan. Desain museum ini dirancang oleh Rudolf Bonnet dengan pendanaan dari berbagai sumber. Peletakan batu pertama yang menandai pembangunan dilakukan oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo pada tanggal 31 Januari 1954. Museum ini kemudian diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Yamin, pada tanggal 31 Januari 1956. Pada saat itu, Tjokorda Gde Agung Sukawati menjabat sebagai direktur dan Rudolf Bonnet sebagai kurator. Koleksi museum ini merupakan hasil sumbangan dari beberapa seniman, namun ada juga koleksi yang dibeli dengan dana dari donasi.
Museum Puri Lukisan juga memiliki bangunan yang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Gedung I (Gedung Timur), gedung pertama saat masuk, berisi koleksi karya-karya awal dari Ubud dan desa-desa di sekitarnya. Gedung ini berisi koleksi lukisan wayang dari abad ke-10 hingga abad ke-15 dan karya abad ke-20 karya I Wayan Tutur yang berjudul "The Death Of Karna" (1935).
- Gedung II, yang terletak di sisi kiri berisi karya-karya penuh warna dari gaya lukisan "Young Artist" dan beberapa karya bergaya modern. Salah satu karya yang terdapat di Gedung II adalah "Tari Barong" (1970) karya I Gusti Made Kwandji.
- Gedung III (Gedung Utara), yang terletak di sisi kanan berisi karya-karya klasik dan tradisional. Salah satu karya yang ada di gedung ini adalah "Festival Pura" (1938) karya I Gusti Ketut Kobot.
- Gedung IV (Gedung Selatan), digunakan untuk pameran khusus.
Koleksi museum ini terdiri dari beberapa kategori, yaitu lukisan Wayang Kamasan, ukiran kayu, lukisan karya anggota Pitamaha, lukisan karya I Gusti Nyoman Lempad, dan lukisan Bali Modern. Koleksi-koleksi tersebut dipamerkan di empat galeri, yang pertama adalah Galeri Pitamaha (lukisan Bali 1930-1945) dan I Gusti Nyoman Lempad, yang kedua adalah Galeri Ida Bagus Made (lukisan Bali 1945-sekarang dan koleksi lukisan Ida Bagus Made), yang ketiga adalah Galeri Wayang (lukisan Bali 1945-sekarang dan lukisan Wayang Kamasan), dan yang keempat adalah galeri yang menampilkan informasi sejarah tentang para pendiri Museum Puri Lukisan.
Koleksi Museum (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)