Mengungkap Jejak Sejarah Kuno: Pura Luhur Srijong

Pura Luhur Srijong terletak di Banjar Payan, Desa Pakraman Batu Lumbang, Antap Selemadeg. Pura ini terletak sekitar 15 km dari Tabanan ke arah barat dan 45 km dari Denpasar. Aura religi sangat terasa ketika memasuki kawasan pura yang terletak di tepi pantai. Pura Luhur Srijong merupakan salah satu pura di Bali yang terletak di tepi pantai. Pada artikel kali ini kita akan membahas lebih mendalam tentang sejarah Pura Luhur Srijong.

Dec 8, 2023 - 06:52
Sep 27, 2023 - 17:14
Mengungkap Jejak Sejarah Kuno: Pura Luhur Srijong
Pura Luhur Srijong (Sumber: Koleksi Pribadi)

Kata Srijong, berasal dari bahasa Jawa Kuno yang dibagi menjadi dua suku kata yaitu “Sri” yang berarti Raja atau yang mulia sedangkan Jong yang mempunyai arti Perahu “Jukung”, jadi bisa disimpulkan Srijong berarti Perahu Raja. Menurut beberapa catatan, Pura Luhur Srijong dibangun hampir bersamaan dengan Pura Rambut Siwi di Jembrana dan Pura Tanah Lot yakni pada Abad ke-16 Masehi yang masih berkaitan dengan perjalanan Dang Hyang Dwijendra yang bergelar Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh.

 

Pendirian Pura Luhur Srijong ini memiliki sejarah yang unik. Di mana pada zaman lampau masyarakat sekitar yang kala itu sebagian besar tinggal di tepi pantai dengan profesi nelayan dan petani melihat sebuah cahaya yang posisinya terletak di tepian pantai yang berbatu karang. Dan di sekitar cahaya tersebut, dikelilingi pohon kelapa dan juga semak-semak. Di tempat itu yang merupakan batu karang dibangunlah sebuah pura oleh masyarakat sekitar dan diberi nama Pura Luhur Srijong. Pura Luhur Srijong ini punya kaitan erat dengan perjalanan spiritual Dang Hyang Dwijendra yang bergelar Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh dan juga tokoh legenda dari Pulau Dewata sebagai penerang, serta pemberi pengetahuan bagi umat manusia.

 

Selain itu dalam perjalanannya, Dang Hyang Dwijendra ketika berkeliling Bali menyebarkan ajaran dharma untuk menata umat beragama di Bali, sempat singgah dan melakukan pemujaan di tempat ini. Masyarakat sekitar sangat terkesan dengan aura kepanditaan beliau, sehingga diputuskan untuk membangun pelinggih sebagai sarana memuja beliau sebagai guru bagi umat manusia.

 

Pura Luhur Srijong (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pura Luhur Srijong merupakan pura Dang Kahyangan, yang mana di tempat ini digunakan untuk memuja Dewa Wisnu yang dipercaya sebagai manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa sebagai bentuk penguasa lautan. Pura ini memiliki konsep Tri Mandala, pada bagian pura paling luar “Nista Mandala” terdapat beberapa bangunan seperti Bale Gong, Bali Pogo, Bale Pegat dan Pwargan. Pada bagian tengah (Madya Mandala) terdapat banguan suci pelinggih Ratu Nyoman, Piasan Ratu Nyoman, Bale Panjang serta Lumbung.

 

Sedangkan pada halaman utama (Utama Mandala) terdapat bangunan Padmasana, Pelinggih Betara Segara, Bale Agung, Meru Tumpang Tiga, Pelinggih Taksu Agung, Bale Agung, Bale Penyimpenan dan juga Piasan. Piodalan di pura ini setiap 6 bulan sekali yang jatuh pada hari Rabu “Buda Umanis Parangbakat”, biasanya banyak umat yang datang untuk melakukan persembahyangan di Pura Luhur Srijong.

 

Utama Mandala Pura Luhur Srijong (Sumber: Koleksi Pribadi)

Selain Tri Madala terdapat juga Beji Pingit dengan keunikan Goa Kelelawar, serta Pura Ratu Gede Kebo Iwa, dan Pura Melanting. Hal menarik yang bisa kita saksikan di Pura Luhur Srijong, saat kita turun ke area Beji Pingit, disana terdapat sebuah batu karang dikelilingi pasir dan air laut, berukuran kurang lebih 3 meter, yang disebut “Payuk Kebo Iwa” Payuk berarti periuk yang diyakini milik Kebo Iwo. Di dalam sebuah Prasasti tertulis bahwa dikarenakan Ida Kebo Iwa tidak mempunyai tempat tinggal maka Kebo Iwa mendirikan sebuah Bale Panjang yg disebut dengan Bale Agung yang berada di Pura Puseh Beda di Desa Beda serta Kebo Iwa juga mendirikan bangunan dapur ‘pewaregan’ di Pura Luhur Srijong.

 

Di bawah pura terdapat goa yang besar dan dalam. Ujungnya tepat berada di bawah Meru Tumpang Telu. Di ujung goa, terdapat batu menyerupai Padmasana, tempat untuk sembahyang bagi umat Hindu. Dikutip dari ‘babadbali.com’ Goa ini berukuran panjang sekitar 40 meter, jauh menjorok ke dalam lebar 17 meter serta dengan ketinggian sekitar 10 meter pada bibir goa. Goa ini juga menjadi tempat tinggal bagi ribuan kelelawar yang keberadaannya tidak pernah diganggu oleh manusia. Jika kita berkunjung di hari yang tepat dan sedang beruntung, kita dapat melihat ribuan kelelawar ini keluar dari goa dan terbang membentuk barisan yang sangat panjang.

 

Kawasan Pura Luhur Srijong termasuk areal yang sangat dijaga kesucian dan kelestariannya, oleh karena itu tidak ada fasilitas pariwisata yang dibangun berdektan dengan area ini. Akses menuju ke tempat ini sangat mudah karena berada di jalan raya Denpasar – Gilimanuk, kemudian belok menuju arah pantai sekitar 170 meter, maka kita akan tiba di lokasi. Keberadaanya di atas tebing pinggir pantai, bersebelahan dengan pantai Soka. Suasana alamnya cantik dan menawan, sangat ideal sebagai tujuan wisata spiritual dan mengisi aktivitas liburan di Pulau Dewata Bali.