Pura Goa Giri Putri: Pengalaman Spiritual di Dalam Gua yang Mengagumkan
Pura Goa Giri Putri adalah tempat suci dalam gua di Pulau Nusa Penida, Bali, yang menggabungkan keindahan alam, sejarah mitologis, dan harmoni antara Hindu dan Buddha. Terletak di dalam gua dengan pintu masuk yang unik, gua ini menawarkan pengalaman spiritual dan eksplorasi yang menarik. Pura Goa Giri Putri adalah tempat yang indah dan penuh makna, dengan fitur alam yang memukau, termasuk stalagmit dan stalagtit, serta menjadi rumah bagi populasi kelelawar. Selain itu, gua ini memiliki fasilitas meditasi yang tenang, menciptakan pengalaman spiritual yang mendalam bagi pengunjung yang mencarinya. Goa Giri Putri adalah tempat yang unik di Bali yang memadukan keindahan alam, sejarah, dan kepercayaan dengan harmoni yang indah.
Bali, pulau surgawi di Indonesia, mempesona dengan pesona alamnya yang indah, budaya yang kaya, dan tempat-tempat spiritual yang menakjubkan. Salah satu tempat spiritual paling menonjol di Bali adalah Pura Goa Giri Putri, sebuah tempat ibadah yang terletak di dalam gua alami. Pura ini tidak hanya merupakan destinasi spiritual yang penting, tetapi juga menawarkan pengalaman eksplorasi yang unik di tengah alam Bali yang memukau.
Nama "Goa Giri Putri" memiliki makna yang dalam pada bahasa Bali, yang mencerminkan dengan sempurna lokasi dan arti spiritual tempat suci ini. Kata "Goa" bermakna gua, sementara "Giri" mengacu pada gunung atau perbukitan. Dalam konteks ajaran Hindu, kata "putri" mengandung simbolisme sebagai perwujudan kekuatan dan kesaktian Tuhan yang memancarkan sifat keibuan atau kewanitaan. Dengan kata lain, "Goa Giri Putri" adalah istilah yang merujuk pada sebuah gua yang menjadi rongga atau ruang suci, di mana kekuatan dan kesaktian Tuhan hadir dalam manifestasinya sebagai seorang perempuan yang cantik dan disebut "Hyang Giri Putri." Ini adalah salah satu aspek dari kekuatan Tuhan yang melambangkan kefemininan dan kekuatan spiritual dalam wujud Siwa.
Dan dalam Babad Nusa Penida, dijelaskan bahwa Goa Giri Putri ini berasal dari nama saktinya Dewa Siwa. Tercatat, pada tahun Saka 50, Dewa Siwa turun ke bumi bersama Dewi Uma, beserta pengikutnya di sebuah gunung yang bernama Gunung Puncak Mundhi. Di gunung tesrsebut Dewa Siwa dan saktinya Ida Dewi Uma menjelma dari meraga Dewata menjadi manusia. Dewa Siwa menjelma menjadi seorang laki-laki, meraga seorang Pandita yang bergelah Dukuh Jumpungan. Dukuh Jumpungan berarti Manusa Pandita. Dari kalimat tesrsebut berubah menjadi Nusa Penida. Selain di Gunung Puncak Mundhi, Dewa Siwa juga turun di sebuah tempat pada tahun Saka 55, yang sekarang bernama Tunjuk Pusuh. Tetapi pada tahun Saka 45, Dewi Kwam In lebih dahulu turun dan berstana di sebuah goa. Kemudian Dewi Parwati menyusul turun ke bumi pada tahun Saka 60, selanjutnya disusul oleh berbagai dewa dan dewi lainnya seperti turun seperti Dewa Brahma, Mahadewa, Ganapati, Gangga, Tri Purusha, dan Basukih. Sekarang goa tersebut bernama Goa Giri Putri yang menjadi pusering jagat sedangkan Dewi Parwati yang bergelar Hyang Giri Putri sebagai penjaga tirta (air suci) yang ada di Pura Goa Giri Putri.
Pura Goa Giri Putri (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)
Bedasarkan data geografis yang diberikan oleh Universitas Warmadewa pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa Goa Giri Putri memiliki panjang sekitar 262 meter dan terletak sekitar 150 meter di atas permukaan laut. Saat memasuki gua ini, pengunjung akan dibawa dalam perjalanan luar biasa ke dalam dunia bawah tanah yang ajaib. Di dalam gua ini, mata akan dimanjakan dengan keindahan fitur-fitur alam yang menakjubkan. Terdapat saluran air yang mengalir dengan gemerlapnya, menciptakan nuansa yang begitu damai dan menenangkan. Stalagmit dan stalagtit yang menakjubkan, membentuk formasi batu-batu yang aneh dan indah sepanjang jalan. Tidak hanya itu, pura ini juga menjadi rumah bagi populasi kelelawar yang menambah kesan misterius tempat ini. Namun, tidak hanya keindahan alam yang memukau, tetapi juga nuansa mistis yang terasa begitu kuat. Suasana gua ini memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi pengunjung, membuatnya merasa terhubung dengan alam dan alam bawah tanah yang luar biasa ini.
Pintu Masuk Pura Goa Giri Putri (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)
Keunikan dari Pura Goa Giri Putri tidak hanya terletak pada keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga pada pintu masuknya yang unik dan ajaib. Jalur masuk gua ini sebesar ember, sehingga pada pandangan pertama, mungkin terlihat mustahil bagi orang dewasa untuk melewati jalur ini. Namun, dalam kenyataannya, pengunjung dapat melewati jalur masuk ini dengan sangat lancar. Ketika berhasil masuk, pengunjung akan dihadapkan pada ruang yang luas dan besar di dalam gua ini, yang memiliki kapasitas menampung sekitar 5000 orang. Sensasi ini begitu memukau dan mengejutkan. Pintu keluar gua memiliki ukuran yang lebih besar dan dilengkapi dengan pintu, berbeda dengan pintu masuknya. Awalnya, pengunjung juga dapat masuk melalui pintu belakang gua ini, namun, sekarang pengunjung, baik wisatawan maupun warga yang datang untuk bersembahyang, diarahkan untuk masuk melalui pintu masuk utama (lubang) dari pelataran pura.
Konsep pintu masuk dan jalan di dalam gua ini dipercayai mencerminkan mitologi kehidupan manusia, yang dimulai dari keluar dari rahim, melalui perjalanan merangkak, hingga akhirnya mencapai fase kedewasaan yang memungkinkan berdiri tegap. Selain itu, Pura Goa Giri Putri memiliki keterkaitan yang erat dengan dua pura lain yang juga merupakan pura terbesar di Pulau Nusa Penida, yaitu Pura Puncak Mundi dan Pura Dalem Ped. Ketika upacara besar dilaksanakan pada bulan ke sepuluh dalam Kalender Bali (sasih kadasa) setiap tahunnya, Upacara Besar juga dirayakan di Pura Puncak Mundi dan Pura Dalem Ped. Sehingga, saat orang-orang berkunjung ke Nusa Penida untuk tujuan bersembahyang, ketiga pura ini menjadi tujuan utama mereka. Hal ini menciptakan pengalaman spiritual yang mendalam bagi para pengunjung, yang merasa terhubung dengan warisan spiritual dan budaya Bali yang kaya.
Patung Dewi Kwan Im (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)
Keunikan lainnya di dalam Pura Goa Giri Putri adalah kehadiran Patung Dewi Kwan Im yang mewakili akulturasi kepercayaan antara Hindu dan Buddha. Dewi Kwan Im, dalam tradisi Buddha, dipandang sebagai dewi yang memberkati, memberikan rejeki, dan menjadi simbol rasa syukur atas hasil panen, khususnya hasil panen dari laut dan ladang di Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Kehadiran patung Dewi Kwan Im di Pura Goa Giri Putri adalah cerminan luar biasa dari harmoni yang ada antara keyakinan Hindu dan Buddha di Bali. Dalam proses persembahyangan di Pura Goa Giri Putri, area di sekitar patung Dewi Kwan Im menjadi bagian yang sangat penting dalam ritual keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu. Ini adalah contoh yang nyata tentang bagaimana berbagai kepercayaan dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati di dalam lingkungan yang indah ini. Meskipun tidak ada penjelasan pasti mengenai bagaimana proses akulturasi kepercayaan Hindu-Buddha ini terbentuk, keberadaan patung Dewi Kwan Im yang asli di belakang gua dan patung baru yang lebih besar yang terlihat dari depan, menunjukkan nilai sejarah yang sangat berharga.
Menurut penjelasan dari salah satu pemangku (pendeta dalam agama Hindu) di pura Goa Giri Putri, patung Dewi Kwan Im asli berada di bagian belakang gua, sementara patung yang lebih besar yang sekarang terlihat dari depan adalah patung baru. Namun, dari sisi gua, patung asli tersebut masih tetap dapat terlihat dengan jelas. Dahulu kala, ada usaha untuk memindahkan patung dewi Kwan Im tersebut, tetapi upaya tersebut dikatakan membawa dampak yang tidak baik bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, patung Dewi Kwan Im tersebut akhirnya dibiarkan tetap berada di tempat asalnya. Hal ini menambah kedalaman makna dan keunikan Pura Goa Giri Putri sebagai tempat suci yang memadukan berbagai aspek kehidupan dan kepercayaan.
Selain menjadi tempat ibadah dan destinasi wisata, Pura Goa Giri Putri di Nusa Penida juga menawarkan fasilitas untuk meditasi yang khusus. Di bagian tengah gua, tepat di depan pura utama, terdapat sebuah tangga yang mengarah ke atas gua. Di sana, pengunjung akan menemukan sebuah ruangan yang terbentuk secara alami. Ruangan ini menjadi tempat yang disediakan khusus untuk meditasi. Namun, yang perlu diperhatikan adalah hanya yang ingin melakukan meditasi yang diperbolehkan untuk naik ke tempat ini. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin melaksanakan meditasi harus melepaskan semua alas kaki sebelum memasuki ruangan meditasi ini. Hal ini menciptakan suasana yang tenang dan penuh kontemplasi di dalam gua yang indah ini, memungkinkan para pencari spiritual untuk mencapai kedamaian dan kesejukan dalam meditasi. Praktik meditasi di tempat seperti ini bisa menjadi pengalaman spiritual yang mendalam bagi mereka yang mencarinya.