Monumen Banjra Sadhi: Lambang Perjuangan Masyarakat Bali

Monument Banjra Sadhi adalah monumen yang tidak setenar monumen lainnya di Bali, namun monumen ini adalah lambang atau simbol perjuangan masyarakat Bali melawan penjajah. Tidak hanya itu monumen ini juga memiliki view yang tak kalah menarik, maka dari itu simak artikel dibawah !!!

Nov 30, 2023 - 06:13
Oct 8, 2023 - 21:56
Monumen Banjra Sadhi: Lambang Perjuangan Masyarakat Bali
Monument Banjra Sadhi

Monumen Bajra Sandhi : Lambang Perjuangan Masyarakat Bali

Monumen Bajra Sandhi mungkin tidak setenar monumen lainnya di Bali, namun monumen ini merupakan  simbol perjuangan masyarakat Bali melawan penjajah. Bali  terkenal dengan wisata alam dan pantainya yang indah. Namun selain wisata alam, Bali juga mempunyai banyak tempat wisata sejarah seperti Museum Bali,  Soekarno Center, Museum Yadnya, Kertha Gosa - Klungkung, Bali Bomb Memorial, Tugu Bhuana Kerta - Buleleng dan masih banyak lagi lokasi lainnya. Selain itu, ada juga simbol wisata sejarah di Bali yang juga memiliki nilai sejarah yang besar, yaitu Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau yang dikenal dengan nama Bajra Sandhi. Monumen ini berada tepat di tengah kota Denpasar. 

 

Monumen Banjra Sadhi (Sumber: Koleksi Penulis)

 

Awal Mula Terbentuknya Monumen

Museum Bajra Sandhi atau  dikenal juga dengan Monumen Bajra Sandhi merupakan sebuah monumen yang melambangkan perjuangan masyarakat Bali yang terletak di Renon, Denpasar, Bali. Monumen ini menempati lahan seluas 13,8 hektar dengan luas bangunan 4.900 meter yang dirancang oleh Ir. Ida Gede pada tahun 1981. Pembangunan monumen dimulai pada tahun 1987 atas prakarsa mantan Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra. Pada tanggal 14 Juni 2003, monumen baru diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri. Di sekitar tugu juga terdapat jam peninggalan Belanda, tugu Kilometer Nol dan hotel tertua Inna Veteran Renon. Sejarah Tugu Bajra Sandhi mempunyai arsitektur tradisional khas  Bali. Karya tersebut sarat dengan filosofi agama Hindu. Kata Bajra sendiri artinya lonceng. Ya, dinamakan Tugu Bajra Sandhi karena bentuk tugu ini menyerupai lonceng  pendeta Hindu. Para pendeta Hindu sering menggunakan lonceng untuk melantunkan mantra pada upacara keagamaan. Selain itu, unsur Hindu pada monumen tersebut adalah:Vas Amertha yang dilambangkan dengan kumbha (sejenis vas) yang terlihat di  atas tugu Ekor Naga Basuki, dibentuk di dekat Swamba dan kepalanya terletak di Kori Agung Badan Bedawang Akupa, dibentuk di dasar tugu, kepala terletak di Gunung Kori Agung  Mendara Giri, dibentuk oleh sebuah monumen megah. Ketinggian kolam yang mengelilingi monumen dianggap Ksirarnawa (lautan susu).

Tak hanya mengusung nilai filosofi Hindu, monumen Bajra Sandhi juga sarat dengan simbolisme kemerdekaan. Terdapat 17 anak tangga pada gerbang utama tugu dan 8 buah tiang tinggi di  dalam tugu dengan tinggi 45 meter. Angka tersebut sesuai dengan tanggal kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Para pencipta monumen Bajra Shandi berpesan kepada generasi muda bahwa kesuksesan hanya dapat dicapai melalui kerja keras, ketekunan, ketekunan dan gotong royong. Begitu pula bangunan  segi delapan melambangkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Gambar tersebut merujuk pada perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajahan untuk meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Secara horizontal, tugu berbentuk persegi yang melambangkan konsep Tri Mandala. Pertama, Nista Mandala (sisi jaba) dibuat berupa halaman luar yang mengelilingi monumen, dilengkapi  jalan setapak, taman, tempat duduk, dan  lapangan olah raga untuk kegiatan olah raga. Kedua, Madia Mandala (Jawa Tengah) pada tingkat kedua dibuat berbentuk pelataran yang dikelilingi  pagar bangunan yang dilengkapi dengan pintu gerbang (Candi Bentar) pada keempat sisinya. Ketiga, Utama Mandala (usus) merupakan bagian tengah bangunan yang dikelilingi danau, jalan setapak, dan bal bengong di setiap sudutnya.

 

Desain Bangungan Pada Monumen

Saat itu Ir Ida Gede masih menjadi mahasiswa arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Denpasar. Ia mengalahkan  arsitek seniornya dalam kompetisi yang diadakan pada tahun 1981. Setelah mengikuti kompetisi desain dan gambar, pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat Bali dimulai pada bulan Agustus  1988 dengan menggunakan anggaran Pemerintah Provinsi Bali. Pembangunan monumen ini sempat terhambat akibat devaluasi rupee pada tahun 1997. Pada tahun 2001, gedung ini selesai dibangun. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tidak salah dalam mempromosikan sejarah Bali melalui paket  wisata Monumen Bajra Sandhi untuk delegasi Global Platform for Harm Reduction (GPDRR) pada Mei 2022, karena Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau Bajra Sandhi merupakan pilihan  tepat bagi kita yang ingin mempelajari sejarah Bali dan keindahan arsitektur tradisional.

Pemandangan Luar Monumen (Sumber: Koleksi Penulis)

 

Benefit Yang Didapatkan Dalam Monumen

Selain museum, fasilitas yang ada di monumen Bajra Sandhi antara lain adalah perpustakaan, kolam ikan, kerajinan tangan dan tentunya toilet untuk pengunjung. Kemudian pada bagian tengah bangunan ke arah dalam terdapat 4 buah anak tangga. Kita bisa menggunakan tangga apa saja  untuk sampai ke lantai dua. Selain itu, di lantai dua monumen terdapat museum yang menceritakan tentang perjuangan masyarakat Bali. Perjuangan dari zaman prasejarah, perkembangan peradaban  Bali, sejarah perkembangan kerajaan Bali, hingga era perjuangan kemerdekaan masyarakat Bali. Sejarah perjuangan masyarakat Bali ditampilkan melalui 33 diorama. Oleh karena itu, monumen ini juga sering disebut Museum Bajra Sandhi. Selain itu, pada bangunan lantai dua  terdapat tangga melingkar  menuju lantai tiga dan kita akan merasa sedikit pusing saat naik ke sana. Di lantai tiga bangunan monumental ini terdapat ruangan agak luas yang dikelilingi jendela kaca. Kemudian, dari gedung di lantai 3, pengunjung bisa menikmati pemandangan 360 derajat  kota Denpasar dan sekitarnya.