Nunas Tirta Pemuput: Simbol Niyasa Ida Bhatara-Bhatari ring Pura-Pura yang Dituju
Air suci (Trita Pemuput) yang diambil dari pura-pura kahyangan jagat bukan hanya simbol niyasa, tetapi juga representasi dari restu ilahi yang diharapkan dapat memurnikan dan memberkati upacara tersebut. Dengan memperoleh berkah ini, sebuah karya dapat dilaksanakan dengan lebih lancar dan penuh makna, menjadikannya lebih berarti dalam konteks spiritual dan ritual.
Salah satu bagian penting dari susunan acara Karya Agung Ngenteg Linggih, Ngusabha Desa lan Mapahayu Nini di Pura Desa Puseh Mengwitani adalah Nunas Tirta Pemuput. Acara yang berlangsung pada Selasa Pahing Wuku Sungsang, tanggal 17 September 2024. Lokasi pelaksanaan nunas tirta ini mencakup pura-pura kahyangan Jagat di Bali serta sebagian besar pura di wewidangan Desa Adat Mengwitani.
Pura-pura kahyangan Jagat baik Sad Kahyangan maupun Dang Kahyangan yang dituju antara lain: Pura Besakih, Pura Batur, Pura Andakasa, Pura Pasar Agung, Pura Lempuyang, Pura Pucak Mangu, Pura Samuan Tiga, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, Pura Pulaki, Pura Melanting, Pura Pucak Padang Dawa, Pura Luhur Pucak Kembar, Pura Natar Sari Apuan, dan Pura Dalem Ped Nusa Penida.
Apa sebenarnya makna nunas tirta pemuput ini? Menurut penjelasan Ida Rsi Agung Yoga Sidhi Bang Pinatih, berdasarkan Taittiriya Upanishad (atau Trayta Upanishad), 5 (lima) penyebab suatu karya disebut puput, yang sering disebut Panca Sidhakarya, antara lain: Yantra, Tantra, Mantra, Mudra, dan Tirta. Dalam konteks ini Prosesi Nunas Tirta Pemuput ke pura-pura Kahyangan Jagat tersebut merupakan bagian dari Panca Sidhakarya yang ke-5, yaitu Tirta, yang berarti "air suci" atau "air yang diberkati”, yang sering digunakan dalam konteks ritual penyucian dalam suatu upacara.
Ida Rsi Agung Yoga Sidhi Bang Pinatih
Br. Panca Dharma Mendak Tirta Ke Pura Uluwatu
Br. Siladharma Nunas Tirta Ke Pura Luhur Batukaru
Br. Panca Warga Nunas Tirta Pemuput di Pura Natarsari Apuan
Lebih lanjut Beliau menjelaskan, tirta pemuput itu adalah simbol niyasa-niyasa dari pura-pura yang dituju, dengan kata lain merupakan simbol restu dan berkat dari Ida Bhatara-Bhatari sami yang berstana di pura-pura tempat nunas tirta terhadap karya yang sedang diselenggarakan. Ini juga berhubungan nanti dengan uparengga Dangsil, yaitu sarana upacara berupa meru yang diletakan di halaman pura tempat berlangsungnya suatu Karya Agung, sebagai stana dari Ida bhatara-bhatari tersebut saat prosesi karya berlangsung.