Pura Barong-barong: Tempat Memohon Taksu di Bali

Bali yang merupakan destinasi wisata yang sangat indah yang kental akan budaya dan tradisi yang sudah ada turun temurun, selain kental akan tradisi dan budaya, pulau bali juga dijuluki sebagai pulau seribu pura, yang dimana pulau bali dikelilingi oleh pura-pura di setiap penjuru arahnya. Pura Barong-Barong yang merupakan salah satu pura yang terdapat di ujung selatan Pulau Bali, tepatnya di Desa Sawangan, kecamatan Kuta Selatan, Badung. Untuk sampai ke Pura ini memerlukan waktu 45 menit dari kota denpasar dengan jarak tempuh kurang lebih 25 km. Lokasi pura yang beda di satu arah dengan jalan menuju Samabe Bali Suites & Villa. Meskipun berdekatan dengan hotel tidak mengurangi kesakralan dan kesucian dari pura ini.

Aug 27, 2025 - 06:08
Aug 27, 2025 - 09:36
Pura Barong-barong: Tempat Memohon Taksu di Bali
Pura Dalem Karang Boma (Sumber : Koleksi Penulis)

Pura yang terletak di Selatan Bali ini secara administratif dikenal sebagai Pura Dalem Karang Boma, lebih dikenal dengan sebutan "Pura Barong-barong" di kalangan masyarakat setempat. Nama tersebut berasal dari cerita yang melibatkan para nelayan yang sering melintasi perairan di depan Pura ini. Para nelayan ini sering kali tersesat dan bingung, sehingga mereka berdoa di atas perahu mereka. Namun, sesaat setelah berdoa, mereka melihat bukit di mana Pura Karang Boma berdiri, yang mereka gambarkan mirip dengan sosok Barong yang sedang menari.

Namun, lebih dari cerita nelayan ini, Pura Karang Boma memiliki sejarah yang kuat. Dimana dulunya, daerah yang sekarang dikenal sebagai Sawangan, pernah disebut sebagai Kedok Lang Dukuh. Pada waktu itu, terdapat dua tokoh penting yaitu, Ida Ratu Manik Maketel dari Dalem Ped Nusa Penida dan Ida Ratu Ayu Manik Mataum dari Pasar Agung, Besakih, datang ke daerah ini dan membangun tempat suci.

Kemudian, seorang rsi suci yaitu, Danghyang Nirartha, yang sedang melakukan perjalanan dari Tanjung Benoa dan Geger. Selama perjalanannya, ia melihat sebuah batu yang bersinar seperti api, yang dimana batu itu kemudian dikenal sebagai Karang Geni. Batu ini kemudian diberi nama Karang Boma, yang mengandung makna kekuatan dari Boma. Di tempat ini juga, pendeta Kerajaan Gelgel berlatih yoga hingga akhirnya mendapatkan anugerah pasupati dari Batara Siwa. Anugerah ini kemudian diteruskan kepada Ida Ratu Manik Maketel dan Ida Ratu Manik Mataum, yang kemudian membangun Pura Karang Boma.

Pelinggih Utama Pura Dalem Karang Boma (Sumber : Koleksi Penulis)

Pura Karang Boma memiliki arsitektur yang memikat dan struktur yang unik. Struktur Pura ini terdiri dari tiga bagian pura yaitu mandala utama, jaba tengah, dan jaba sisi. Berbeda dengan Pura pada umumnya yang dimana Utama Mandala atau jeroan yang berada lebih tinggi dari Nista dan Madya Mandala. Sedangkan pada Pura ini Utama Mandala berada pada posisi paling rendah, sementara jaba tengah (Madya Mandala) terletak lebih tinggi, dan jaba sisi (Nista Mandala) berada di posisi tertinggi. Struktur ini sejalan dengan kondisi lahan yang berbentuk tebing curam.

Di dalam mandala utama Pura terdapat sedikitnya tujuh pelinggih atau bangunan suci yang mengesankan. Pelinggih utama adalah gedong pajenengan Ida Ratu Manik Mataum, yang digambarkan sebagai stana Hyang Pasupati. Gedong saka anda berfungsi sebagai linggih Ida Ratu Ayu Manik Maketel. Selain itu, terdapat juga gedong pengasti Taman Sari, taksu agung, pelinggih Ratu Ayu Sri Suka Sedana, meru tumpang satu linggih Sedahan Lamak, dan tugu apit lawang linggih Ida Gede Ngurah Pangenter.

Pura Karang Boma merupakan tempat yang penting untuk pelaksanaan upacara sakral dan pertunjukan tarian barong. Tujuh kelompok barong dari Denpasar dan Badung mengunjungi Pura ini saat piodalan Tumpek Landep. Ini termasuk pelawatan barong Banjar Lantang Bejuh, Sesetan, pelawatan barong dari Desa Sidakarya, Pedungan, Bualu, Pagan, Kelandis, Suci, dan Sawangan sendiri. Pelawatan-pelawatan ini memiliki makna spiritual yang dalam dan berkontribusi pada ritual keagamaan di Pura Karang Boma.