Kisah Dewi Durga: Sang Dewi Perang Harapan Terakhir Alam Semesta
Mengisahkan awal mula perwujudan Dewi Durga sebagai bentuk senjata terakhir di kala para dewa dewa tidak dapat mengalahkan sesosok Raksasa yang hanya dapat dikalahkan oleh seorang wanita. Dewi Durga memiliki paras cantik dan menawan namun dibalik semua itu Dewi Durga memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Dahulu kala, keadaan alam semesta begitu damai dan dipenuhi keindahan. Namun, selalu muncul sosok sosok yang ingin menghancurkan kedamaian itu. Mereka semua memiliki berbagai tujuan yang berbeda beda seperti mencari kekuasaan, ketenaran, kekayaan, dan ketamakan lainnya. Pada zaman itu adalah zamannya para dewa, dimana dewa dewa sangat maha kuasa dan memberikan banyak berkah kepada umat umatnya. Tetapi selalu ada celah dan kesempatan yang diambil oleh mereka yang gila kuasa dan berniat buruk. Mahishasura adalah anak dari raja para asura dan seekor kerbau betina. Ia terlahir sangat kuat karena ia adalah setengah kerbau dan setengah asura. Saat ia tumbuh dewasa, harga diri dan egonya pun ikut tumbuh bersamanya. Ia ingin tumbuh menjadi makhluk terkuat yang pernah ada. Abadi, seperti para dewa.
Ilustrasi tapa Mahishasura direspon Dewa Brahma (sumber: koleksi pribadi)
Demi mendapat kekuatan itu ia bertapa dengan satu kaki kepada Dewa Brahma, tanpa makanan atau air, selama bertahun-tahun. Ia berdoa begitu keras, begitu lama, sehingga kabar tentang penebusan dosanya menyebar jauh dan luas. Bahkan Dewa Brahma merasakan doa-doa itu, karena doa-doa itu semakin kuat seiring berjalannya waktu. Suatu hari, Brahma muncul di hadapan Mahishasura. Ia pun menanyakan berkat apa yang diinginkan oleh mahishasura. Mahishasura pun menjawab ia menginginkan keabadian. Brahma menolak permintaan itu dengan menjelaskan bahwa itu tidak mungkin. Setiap makhluk hidup dilahirkan untuk mati, lalu terlahir kembali. Itulah hukum alam.
Mahishasura mengubah permohonannya, ia ingin menjadi tak terkalahkan. Tak ada dewa, iblis, atau makhluk ajaib yang bisa membunuhku. Jika aku harus mati, aku akan mati di tangan seorang wanita. Mahishasura sangat yakin dia tidak akan pernah dikalahkan oleh seorang wanita. Permohonan mahishasura dikabulkan oleh Brahma, dengan memancarkan cahaya berkat yang bersinar terang kini mahishasura mendapatkan berkat yang ia inginkan. Pada kesempatan pertama yang didapatnya, mahishasura segera mengumpulkan pasukan asura dan mulai menyiksa orang-orang di bumi dan surga. Mahishasura menjadi sangat sombong dan berniat menguasai 3 dunia dengan melakukan invasi bersama pasukannya.
Ilustrasi para dewa turun untuk menghentikan Mahishasura (sumber: koleksi pribadi)
Para dewa semakin cemas karena tak sanggup mengalahkan mahishasura. kemudian dewa dewa meninggalkan kerajaannya. Namun, Dewa Wisnu, Siwa, Indra, dan Brahma berperang melawan Mahishasura dalam waktu yang lama. Tetapi kekuatan Mahishasura ditambah anugerah dari Dewa Brahma, membuatnya mustahil dikalahkan. Satu-satunya harapan mereka adalah seorang wanita yang cukup kuat untuk mengalahkan Mahishasura. Tidak ada seorang pun yang sekuat dia, di seluruh dunia. Maka para dewa memutuskan untuk menyatukan semua kekuatan mereka dan menghidupkan seorang wanita, seorang dewi yang memiliki kekuatan semua dewa secara bersamaan.
Begitu wujudnya hampir siap, Dewa Wisnu memberinya cakra yang mirip dengan miliknya, Dewa Siwa dengan trisula, Dewa Agni dengan sadagni, dan Dewa Brahma dengan kamandal yang diisi dengan air suci. Mereka menamainya Durga atau Mahadevi. Ia tak terkalahkan. Satu-satunya yang dapat mengalahkan Mahishasura. Dewi Durga berangkat dengan harimaunya ke Amravati, untuk melawan kejahatan Mahishasura.
Ketika Mahishasura mendengar tentang wanita di atas harimau itu, dia hampir tidak terintimidasi. Pasukannya cukup untuk mengalahkan wanita itu, pikirnya. Ia mengirim pasukan dan antek-antek terbaiknya untuk melawan wanita itu. Dewi Durga berhasil mengalahkan semua pasukan yang dikirimkan oleh mahishasura. Kemudian Dewi Durga terus bergerak mendekati Mahishasura. Mahishasura tidak berdiam diri, ia terus mengirimkan pasukan untuk menghentikan wanita itu. Namun, Dewi Durga selalu berhasil mengalahkan mereka.
Pertempuran antara Dewi Durga dan Mahishasura bukanlah pertarungan biasa. Ini adalah pertempuran yang berlangsung selama sembilan hari sembilan malam. Setiap harinya, Mahishasura menjelma menjadi makhluk yang berbeda-beda untuk mengelabui Durga. Namun, dengan kesaktiannya, Durga selalu berhasil menghadapinya. Hari pertama, Mahishasura menjelma menjadi singa yang ganas. Hari kedua, Mahishasura berubah menjadi gajah raksasa. Hari ketiga, Mahishasura menjelma menjadi banteng yang kuat. Namun, Durga tetap teguh dan berhasil mengalahkan segala bentuk mahishasura. Hari-hari Selanjutnya, Mahishasura terus bertransformasi menjadi berbagai makhluk mengerikan, seperti raksasa berkepala banyak, naga, dan bahkan manusia yang sangat tampan untuk merayu Durga. Namun, Durga tetap teguh pada pendiriannya dan tidak terpengaruh oleh segala tipu daya Mahishasura.
Ilustrasi dewi Durga mengalahkan Mahishasura (sumber: koleksi pribadi)
Pada hari kesepuluh, setelah pertempuran yang panjang, Dewi Durga akhirnya berhasil menemukan titik lemah Mahishasura. Mahishasura kembali ke wujud aslinya. Dengan trisulanya yang menyala, Durga menusuk tepat ke dada Mahishasura. Mahishasura pun tewas seketika. Kemenangan Dewi Durga atas Mahishasura sudah dapat dipastikan. Dengan kematian Mahishasura, keseimbangan alam semesta kembali tercipta dan terbebas dari teror Mahishasura. Para dewa dan makhluk surgawi mengadakan perayaan besar-besaran untuk merayakan kemenangan Dewi Durga atas Mahishasura. Perayaan ini kemudian berkembang menjadi perayaan Durga Puja yang masih dirayakan hingga saat ini.