Goa Gajah, Pura Kuno Bali

Bali, salah satu pulau di Indonesia dengan pesonanya yang tak tertandingi. Tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang menakjubkan namun juga dikenal karena kekayaan budayanya yang luar biasa. Bali juga merupakan rumah bagi banyak pura suci yang kaya sejarah. Goa Gajah merupakan salah satunya, sebuah situs sejarah dan religius yang mengagumkan.

Sep 22, 2023 - 14:00
Sep 21, 2023 - 03:27
Goa Gajah, Pura Kuno Bali

Goa Gajah (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)

Goa Gajah terletak di Desa Bedulu, Gianyar. Sekitar 6 kilometer dari Ubud, salah satu destinasi wisata terkenal di Bali. Goa Gajah berada di jalur utama Denpasar-Tampaksiring, tepatnya di aliran Sungai Petanu yang merupakan pertemuan dari sungai kecil di kawasan tersebut. Lokasinya yang strategis membuat wisatawan mudah untuk mengakses dan mengeksplorasi keindahan budaya serta sejarah Bali.  Pura Goa Gajah ini dibuka untuk umum, dengan harga tiket masuk yang dikenakan harga sebesar Rp. 30.000 per orang. Meskipun pura ini terbuka untuk umum, terdapat pengecualian di mana wanita yang sedang mengalami menstruasi tidak diizinkan masuk, demi menjaga kesucian di tempat suci ini.

Goa Gajah, yang juga dikenal dengan sebutan “Gua Gajah” asal usulnya diyakini berasal dari istilah "Lwa Gajah" yang merujuk pada sebuah tempat pertapaan atau pura Buddha yang digunakan oleh biksu-biksu Buddha. Nama Goa Gajah ini tercatat pada kitab Negarakertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1935 Masehi. Arti “Lwa” atau “Lwah” sendiri memiliki arti Sungai yang berarti mencerminkan arti bahwa tempat pertapaan tersebut terletak di Sungai Gajah. “Ser Ring Air Gajah” merupakan sebutan yang terdapat pada prasasti tahun 944 Saka yang artinya adalah Pemimpin Subak Air Gajah.

Goa ini diperkirakan dibangun pada abad ke-11 pada masa pemerintahan Raja Sri Bedahulu. Pada tahun 1923, L.C Heyting yang merupakan seorang pegawai muda dari Singaraja menemukan Patung Trilingga, Archa Ganesha dan juga Patung Hariti atau Men Brayut. Kemudian, pada tahun 1925 dilakukan penelitian lanjutan oleh Dr. W.F Stutterheim. Lalu, dilakukan kembali penelitian lanjutan pada tahun 1950, kali ini penelitian tersebut dilakukan oleh situs arkeologi Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1954 sampai dengan tahun 1979 ditemukan sebuah kolam kecil yang saat ini berada di depan mulut goa dengan pancuran dan juga enam patung wanitanya.

Enam Patung Wanita (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)

Ketika mengunjungi Goa Gajah, keajaiban arsitektur yang terkandung di dalamnya dapat menjadikan siapapun yang memandangnya terpesona. Hal itu dikarenakan pintu masuk gua yang dihiasi dengan mulut gajah besar menambahkan elemen mistis ke tempat ini. Selain itu, arsitektur pura yang mencampurkan unsur-unsur Hindu dan Buddha, menciptakan harmoni budaya yang unik serta mencerminkan toleransi agama yang tinggi di Bali. Ketika memasuki bagian dalam gua, akan terlihat ukiran kata-kata "kumon" dan "sahy(w)angsa."  Lalu, semakin menjelajah lebih dalam ruangannya akan semakin luas dan terdapat beberapa ceruk besar dan ceruk - ceruk kecil. Pada ceruk besar tersebut salah satunya terdapat Archa Ganesha.

Relief-relief kuno yang ada menggambarkan adegan-adegan dari epic Hindu-Mahabharata. Setiap detail ukirannya pun menunjukkan keterampilan seni dan kekayaan budaya masyarakat Bali pada masa lampau. Hal yang memukau tidak hanya terpancar dari Gua Gajah itu sendiri, melainkan juga berasal dari kompleks yang ada di sekitarnya. Pura Goa Gajah merupakan salah satu tempat yang bersejarah di Pulau Bali. Karena dapat dikatakan bahwa pura ini telah menjadi saksi bisu terhadap perkembangan Sejarah dan perubahan budaya yang terdapat di pulau Bali. Dengan usia yang mengagumkan tersebut, menjadikan Pura Goa Gajah sebagai salah satu pura tertua yang ada di Bali.

Kompleks Pura Goa Gajah memiliki dua kawasan unik, di utara dan juga selatan yang dibatasi oleh parit. Berdasarkan peninjauan pada arsitekturnya, kompleks sebelah utara menunjukan tanda-tanda Siwaistis dan pada bagian selatan bercorak Buddhis. Hal ini menyebabkan, Goa Gajah memiliki beragam arca dan juga artefak yang menjadi symbol dari kedua agama tersebut. Selain itu, pada masa lampau juga dipercaya bahwa , kedua kompleks ini digunakan oleh Pendeta Siwa dan Buddha dalam satu periode. Hal ini menunjukkan bahwa kedua agama dapat hidup berdampingan.

Pada bagian utara, terdapat beberapa arca yang merupakan warisan dari Hindu-Shivaism, yaitu Arca Ganesha, Patung Tri Lingga, Patung Air Mancur Widyadara-Widyadari, Arca Buddha dan juga Arca Men Brayut. Sedangkan pada Kawasan Selatan yang merupakan warisan dari Buddhism, memiliki tiga belas stupa berjenjang serta kuil Pertapaan Ratu Buddha. Setiap arca dihiasi dengan pancuran air yang berasal dari pertemuan dua mata air yang dianggap sangat suci oleh masyarakat Hindu Bali.

Arca Ganesha (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)

Ketika memasuki area pura, terlihat beberapa bangunan yang biasanya digunakan untuk menunjang upacara keagamaan, yaitu Pharyangan, Limas Sari, Gunung Agung, Gunung Lebah, Persimpang Ratu Ngurah, Panglurah Agung, Pura Taman, dan Ratu Brayut. Pura tersebut dibangun dengan menggunakan batu padas dan memiliki lorong sepanjang Sembilan meter.

Ketika memasuki area pura, terlihat beberapa bangunan yang biasanya digunkan untuk menunjang upacara keagamaan, yaitu Pharyangan, Limas Sari, Gunung Agung, Gunung Lebah, Persimpang Ratu Ngurah, Panglurah Agung, Pura Taman, dan Ratu Brayut. Pura tersebut dibangun dengan menggunakan batu padas dan memiliki lorong sepanjang Sembilan meter.

Selain itu, Komplek Lembah Tukad Pakung juga dapat ditemukan di daerah sekitar pura. Pada Kawasan ini terdapat peninggalan purbakala yang berupa fragmen bangunan, ceruk pertapaan, relief paying susun tiga belas, fragmen Arca Buddha, relief stupa bercabang tiga dan juga relief hias yang dipahat pada sejumlah bongkahan batu.

Pura Goa Gajah mencerminkan konsep dasar percampuran budaya antara Hindu dan Buddha. Temuan arkeologis yang terdapat di situs Goa Gajah menjadi bukti nyata tentang toleransi beragama yang berkembang di masa lalu dan masih berlangsung serta terjaga  hingga saat ini di Bali. Keselarasan yang tercipta di lokasi ini menjadikannya sebagai tujuan yang sangat menarik untuk dikunjungi.