Harihara Awatara: Perjalanan Mengambalikan Keseimbangan Dunia
Harihara Awatara adalah perpaduan dewa Vishnu dan Shiva yang muncul antara abad ke-4 hingga ke-6 Masehi. Mereka bersatu untuk mengalahkan tirani Guhasura, mengajarkan kesatuan dalam dualitas dan pentingnya saling melengkapi antara pemeliharaan dan penghancuran.
Dahulu pernah ada awatara yang menggabungkan dewa wisnu dan dewa siwa, tepatnya diyakini pertama kali muncul selama periode Puranik, sekitar abad ke-4 hingga ke-6 Masehi.Harihara Awatara adalah awatara yang dalam tradisi Hindu menggabungkan dua dewa utama, Vishnu (Hari) dan Shiva (Hara), Harihara atau yang dikenal dengan Shankaranarayana mewakili perpaduan kekuatan pemelihara dari dewa wisnu dan kekuatan penghancur dari dewa siwa. Kisah ini muncul dalam teks-teks purana dan tradisi – tradisi lokal.
Pada masa awal-awal penciptaan Vishnu dan Shiva dikenal debagai dua kekuatan terbesar dalam alam semesta. Vishnu adalah pemelihara dunia, menjaga keseimbangan dan melindungi umat manusia dari kehancuran.Shiva di sisi lain adalah penguasa penghancuran, yang bertanggung jawab menghancurkan dunia ketika waktunya tiba agar bisa diciptakan kembali. Keduanya saling melengkapi sebagai dua aspek dari kekuatan Ilahi yang sama.
Ilustrasi Harihara Awatara dalam gulungan Puranic (Sumber : Koleksi Pribadi)
Dalam bebrapa legend dikisahkan bahwa pengikut Vishnu dan shiva sering terlibat dalam pertentangan tentang siapa yang lebih kuat antara kedua dewa, ini menyebabkan ketegangan antara kedua pengikut. Karena itulah Vishnu dan Shiva Bersatu menjadi Harihara avatara yang melambangkan bahwa keduannya adalah bagian dari satu kebenaran Ilahi yang lebih besar.
Harihara digambarkan dengan dua sisi yang berbeda. Sisi kiri tubuhnya adalah Vishnu, lengkap dengan mahkota bunga Teratai,dan warna kulit biru. Sisi kanannya adalah Shiva dengan bulan sabit di rambutnya dan trisula di tangannya. Makna dari Harihara adalah bahwa pemeliharaan dan kehancuran adalah suatu siklus kosmis yang sama. Tanpa penghancuran penciptaan baru tak dapat terjadi, dan tanpa pemeliharaan, ciptaan tidak akan bertahan.
Ilustrasi manusia berdoa kepada Dewa Siwa dan Wisnu (Sumber : Koleksi Pribadi)
Didorong oleh penderitaan di bawah tirani Guhasura, manusia dan para Dewa bersatu dan meminta bantuan Dewa Vishnu dan Dewa Shiva. Mereka memohon kepada dewadewa perkasa ini untuk menemukan cara mengalahkan raksasa yang tak terkalahkan tersebut dan mengembalikan kedamaian ke tanah mereka. Tergerak oleh penderitaan yang dialami para makhluk, Vishnu dan Shiva setuju untuk bergabung dan menghadapi Guhasura. Mereka menyadari bahwa untuk mengatasi kekuatan luar biasa dari anugerah tersebut, mereka harus menggabungkan energi ilahi mereka. Dengan tekad yang kuat, mereka menyatukan bentuk mereka, menyatu menjadi entitas yang mengagumkan yang dikenal sebagai Harihara.
Diberdayakan oleh penyatuan ini, bentuk gabungan Shiva dan Vishnu turun ke Guharanya. Dalam pertempuran yang sengit, Harihara melepaskan kekuatan yang tak terbayangkan, memanfaatkan kekuatan kedua dewa tersebut. Dengan setiap serangan, pertahanan Guhasura mulai runtuh, tidak mampu menahan kekuatan ilahi yang melawannya.Akhirnya, dalam bentrokan yang dahsyat, Harihara muncul sebagai pemenang, menghancurkan Guhasura dan membebaskan tanah dari kekuasaan tiraninya. Penduduk yang dulu tersiksa bersorak gembira, berterima kasih atas bantuan Vishnu dan Shiva di saat tergelap mereka.
Ilustrasi manusia di masa Puranic (Sumber : Koleksi Pribadi)
Kisah Harihara mengajarkan kita tentang kesatuan dalam dualitas. Dunia ini terdiri dari banyak aspek yang tampaknya bertentangan, tetapi pada Tingkat yang lebih dalam, semua itu dalah bagian dari satu kesatuan. Kisah ini mengajarkan toleransi, penerimaan terhadap perbedaan, dan pemahaman bahwa kekuatan kekuaatan berbeda di alam semesta sebenarnya bekerja sama dalam harmoni. Menegaskan bahwa pemeliharaan dan penghancuran adalah dua hal yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan , sebuah pelajaran yang sangat relevan dalam aspek hidup manusia.