Pura Beji Pancoran Dedari Ubud: Mata Air Tersembunyi di Desa Ubud
Dalam kehidupan masyarakat bali mata air merupakan salah satu sumber kehidupan, khususnya mata air yang disucikan. Upacara agama yang dilaksanakan oleh masyarakat bali tidak lepas kaitannya dengan air. Air yang digunakan sebagai sarana upacara keagamaan pastinya berasal dari mata air yang disucikan. Setiap desa yang ada di Bali tentunya memiliki sumber mata air yang disucikan tak terkecuali di Desa Ubud. Salah satu mata air yang disucikan di Desa Ubud adalah mata air yang berada di Pura Beji Pancoran Dedari Ubud.
Air merupakan sarana yang sangat penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan bagi masyarakat bali. Bagi masyarakat Bali, air memiliki makna sebagai kesuburan, penyucian, penyembuhan, siklus, keabadian, dan kesejahteraan. Air yang digunakan sebagai sarana upacara merupakan air suci yang diambil dari sumber mata air yang disucikan atau air yang didapatkan dengan prosesi tertentu. Penggunaan air suci tersebut juga tidak sembarangan, air yang digunakan sebagai sarana Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya memiliki tempat pengambilan air yang berbeda dan prosesi yang berbeda pula, begitu juga dengan air yang digunakan untuk sarana Yadnya lainnya.
Mata air suci memiliki makna spiritual yang mendalam sebagai sumber air yang digunakan sebagai sarana Yadnya. Terdapat banyak mata air suci yang ada di Bali dengan peruntukan yang berbeda-beda. Setiap desa di seluruh penjuru pulau Bali tentunya memiliki mata air yang disucikan untuk penggunaan upacara agama, tak terkecuali di Desa Ubud. Salah satu mata air yang disucikan di Desa Ubud adalah pancoran yang berada di areal Pura Beji Pancoran Dedari.
Pancoran Dedari, Area dengan Tiga Pancoran (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Beji Pancoran Dedari merupakan salah satu Pura Beji yang berada di Desa Ubud. Keberadaan Pura Beji ini awalnya karena terdapat pancoran yang digunakan sebagai tempat pesiraman atau yang dalam bahasa indonesia sebagai tempat pemandian oleh Raja Ubud terdahulu. Selain itu tempat ini konon katanya juga sebagai tempat pesiraman Ida Pendanda Bunutan. Nama Dedari yang dalam bahasa Indonesia berarti bidadari merepresentasikan keindahan dan kecantikan yang dipancarkan dari areal suci di Pura ini. Karena keberadaan pancoran yang dijadikan tempat pesiraman oleh orang suci dan bangsawan maka berkembanglah tempat ini menjadi Pura Beji Pancoran Dedari dan disucikan oleh masyarakat setempat.
Pura Beji identik dengan keberadaan sumber mata air atau kolam yang disucikan oleh masyarakat setempat. Umumnya letak Pura Beji dekat dengan mata air ataupun sungai sehingga terkadang, tempatnya cukup tersembunyi dari jangkauan masyarakat umum. Sama halnya dengan Pura Beji Pancoran Dedari Ubud.
Area dengan Dua Pancoran (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Letak Pura Beji Pancoran Dedari Ubud terletak di pinggir sungai Campuhan. Untuk menuju ke Pura Beji ini, kita perlu melewati jalan setapak kira-kira sejauh 300 meter menyusuri pinggir sungai. Pengalaman dalam menyusuri pinggir sungai tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Pepohonan yang masih rindang dan lebat membuat suasana menjadi sejuk dan asri. Suara serangga yang saling bersahutan menambah suasana segar dalam perjalanan menuju Pura Pancoran Dedari. Suara riak arus dari sungai Campuhan juga ikut memeriahkan suasana saat kita melakukan perjalanan ke Pura Pancoran Dedari Ubud.
Ketika telah sampai di areal Pura Pancoran Dedari, suasana terasa begitu menenangkan dan juga sejuk. Karena tempatnya yang cukup tersembunyi tumbuhan dan pepohonan tumbuh secara alami. Terdapat sekitar tiga areal pancoran yang terpisah satu sama lain, dengan total pancoran sebanyak enam pancoran.
Area dengan Satu Pancoran (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Terdapat juga areal Utama Mandala atau Jeroan dari Pura Beji Pancoran Dedari Ubud yang memiliki beberapa pelinggih. Utama Mandala atau Jeroan merupakan bagian paling suci dari suatu Pura. Di area ini, masyarakat melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan. Pada bagian Utama Mandala banyak terdapat patung yang menambah estetika dan keindahan areal pura. Arsitektur di dalam Utama Mandala juga masih terlihat kuno, sehingga menambah kesan magis dari Pura Beji Pancoran Dedari. Karena berada cukup jauh dari keramaian, suasana yang hening pastinya akan membantu kita untuk khusyuk dalam melakukan persembahyangan. Suara dari sungai dan hewan-hewan di sekitar areal pura serta rimbunnya pepohonan menciptakan pengalaman spiritual yang langka, karena pada masa modern saat ini sudah banyak pura-pura yang dekat dengan keramaian.
Utama Mandala Pura Beji Pancoran Dedari Ubud (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Keberadaan mata air suci di Bali patut dilestarikan dan dirawat. Sebagai masyarakat Bali yang menjalankan Yadnya dan upacara keagaamaan, kita harus senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan mata air yang menjadi sumber sarana upacara. Sumber mata air merupakan sumber kehidupan dan bermakna simbolis sebagai tempat penyucian dan membersihkan diri. Pada masa kini, Pancoran Dedari masih kerap digunakan oleh masyarakat ketika membutuhkan air suci. Biasanya air suci yang diambil di Pura Beji Pancoran Dedari digunakan untuk Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya.