Pura Luhur Sri Rambut Sedhana Jatiluwih: Tempat Memohon Rezeki dan Harmoni Kehidupan

Bali sering dijuluki sebagai Pulau Seribu Pura karena memiliki banyak sekali pura. Salah satu pura yang terkenal adalah Pura Luhur Sri Rambut Sedana. Pura ini memiliki hubungan yang kuat dengan penghormatan terhadap Bhatara Rambut Sedana atau Hyang Rambut Sedana, yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.

Jan 3, 2025 - 22:00
Jan 3, 2025 - 21:58
Pura Luhur Sri Rambut Sedhana Jatiluwih: Tempat Memohon Rezeki dan Harmoni Kehidupan
Pura Luhur Sri Rambut Sedhana (Sumber : Koleksi Pribadi)
Pura Luhur Sri Rambut Sedhana Jatiluwih: Tempat Memohon Rezeki dan Harmoni Kehidupan
Pura Luhur Sri Rambut Sedhana Jatiluwih: Tempat Memohon Rezeki dan Harmoni Kehidupan

Pura ini terletak di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Letaknya berada di lereng Gunung Batukaru sehingga memiliki hawa yang sejuk dan dingin. Pura Kahyangan Jagat ini berawal dari kisah kekalahan warga Buduk, Badung, ketika melawan Raja Mengwi. Warga Buduk yang kalah kemudian lari ke kawasan Desa Jatiluwih. Warga kemudian hidup di daerah tersebut dengan mengembangkan perkebunan.

Tanpa disengaja, warga menemukan tumpukan-tumpukan batu yang kemudian mereka yakini sebagai tempat untuk memohon keselamatan dan kemakmuran. Ketika warga menyembah tumpukan-tumpukan batu itu, secara ajaib warga mendapatkan rezeki. Kejadian tersebut kemudian membuat banyak warga yang datang untuk memohon rezeki, sehingga tempat itu kemudian disucikan oleh warga. Tempat suci itulah yang kemudian dibangun menjadi sebuah pura yang bernama Pura Luhur Sri Rambut Sedhana. Adapun yang dipuja di pura ini adalah Bhatara Rambut Sedhana.

Pelinggih Ida Bhatara Batu Ngaus (Sumber : Koleksi Pribadi)

Meskipun berlokasi di kaki gunung, Pura Luhur Sri Rambut Sedhana di Jatiluwih mengusung filosofi Nyegara Gunung, yang memaknai laut (segara) dan gunung sebagai entitas yang saling melengkapi. Konsep ini diwujudkan dengan keberadaan struktur suci (pelinggih) yang didedikasikan untuk Ida Bhatara Segara, sang penguasa samudra.

Pelinggih tersebut juga dikenal sebagai tempat pemujaan Ida Bhatara Batu Ngaus. Tempat suci yang ditujukan bagi penguasa lautan ini berfungsi untuk memuliakan laut dan sumber daya perikanan yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Di samping penghormatan terhadap laut, terdapat pula pelinggih bernama Gerombong Nakaloka yang merupakan wujud penghormatan terhadap alam pegunungan dan hutan.

Pelinggih Utama Mandala (Sumber : Koleksi Pribadi)

Pura ini menggunakan konsep Tri Mandala (tiga konsep ruang atau tiga ranah bagian di suatu pura). Tri Mandala ini terdiri dari Utama Mandala (Jeroan), Madia Mandala (Jaba Tengah), dan Nista Mandala (Jaba Sisi)

Di Pura Luhur Sri Rambut Sedhana yang berlokasi di Jatiluwih, pada area Utama Mandala terdapat pelinggih sentral yang didedikasikan untuk Bhatara Rambut Sedana. Tepat di belakang pelinggih utama ini terletak Jemeng Linggih bagi Ida Bhatara Sri. Di samping itu, terdapat pula beberapa pelinggih dan bangunan suci lainnya, antara lain pasimpangan untuk Ida Bhatara Batu Ngaus, Pelinggih Gerombong Naga Loka, Perimpangan Ida Bhatara Suranadi, Gedong Simpen, Gedong Jemeng, Gedong Suranadi, Pungsing Penyimpangan, Bale Piasan Ageng, dan Bale Pemelaspas.

Pada bagian Madia Mandala, terdapat pelinggih yang diperuntukkan bagi Ratu Nyoman dan Ratu Wayan. Selain pelinggih tersebut, terdapat pula bangunan suci seperti Bale Pasayuban Pemebek dan Apit Lawang. Sementara di bagian Nista Mandala, dapat ditemukan beberapa bangunan seperti Bale Pesamuhan, Bale Kulkul, Bale Gong, Lumbung Agung, Dapur Suci, Bale Penegtegan, serta pelinggih bagi Ida Bhatara Surya dan Ida Bhatara Candra.

Pemedek Yang Bersembahyang Di Pura Luhur Sri Rambut Sedhana (Sumber : Koleksi Pribadi)

Dalam tradisi keagamaan Hindu, terutama di Bali, Bhatara Rambut Sedhana dipandang sebagai representasi kemakmuran dan keberuntungan. Atas dasar keyakinan ini, Pura Luhur Sri Rambut Sedhana dipercaya sebagai tempat untuk meminta limpahan rezeki dan kesejahteraan hidup, di samping memohon perlindungan.

Akibatnya, sejumlah besar pelaku bisnis dan wirausahawan kerap datang untuk bersembahyang di pura ini. Tujuan utama mereka adalah memohon kelancaran usaha dan peningkatan ekonomi dalam bidang yang mereka tekuni.