Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka: Tradisi Keluarga Pasek Gelgel di Angantaka
Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka di Desa Adat Angantaka, Bali, merupakan pura kawitan untuk menghormati leluhur Pasek Gelgel dan melestarikan tradisi keluarga. Odalan dilaksanakan setiap enam bulan dengan kegiatan ngayah yang mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan antar pengempon pura. Pelestarian tradisi ini menjadi warisan budaya yang diwariskan kepada generasi muda, menjaga kesakralan dan identitas keluarga Pasek Gelgel.
Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka adalah pura kawitan yang memiliki makna mendalam bagi keluarga Pasek Gelgel di Desa Adat Angantaka, Bali. Candi ini didirikan sebagai penghormatan kepada nenek moyang Pasek Gelgel yang pertama kali menetap di daerah Angantaka. Keberadaannya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kekuatan komunitas Pasek Gelgel. Di Candi Dadia, masyarakat setempat berkumpul untuk meminta doa untuk diberikan keberkahan dan perlindungan dari leluhur. Selain itu, pura ini juga berperan dalam pelestarian tradisi Bali, terutama yang berkaitan dengan adat istiadat dan budaya Pasek Gelgel. Peninggalan leluhur yang dijaga di candi ini merupakan bagian penting dalam menjaga identitas dan kebersamaan masyarakat setempat.
Candi Dadia Pasek Gelgel Angantaka (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Seperti pura-pura lain di Bali, Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka memiliki tradisi odalan yang rutin diadakan setiap enam bulan sekali. Odalan ini jatuh pada hari Anggara Kasih Parangbakat menurut kalender Bali. Upacara odalan diadakan selama satu hari penuh dengan serangkaian acara yang melibatkan semua pemilik candi.
Pura empon yaitu anggota keluarga Pasek Gelgel yang tinggal di Desa Adat Angantaka memiliki tanggung jawab besar dalam pelaksanaan odalan. Mereka bersatu untuk melaksanakan kewajiban ngayah dalam menyiapkan sarana dan prasarana upacara. Kegiatan ngayah ini meliputi membuat banten (sesaji), membersihkan area candi, dan membantu pelaksanaan upacara. Selain sebagai tanggung jawab, kegiatan ngayah juga menjadi momen untuk mempererat hubungan keluarga antar anggota masyarakat.
Rangkaian acara odalan di Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka mengikuti tata cara upacara adat di Bali. Salah satu cara dimulai dengan ngayah untuk menyiapkan banten dan peralatan upacara lainnya. Semua pemilik candi bekerja sama untuk menghias candi dengan penjor dan dekorasi lain yang melambangkan keindahan dan kemurnian.
Setelah persiapan selesai, upacara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh gendongan. Umat Hindu yang tangkil memanjatkan doa untuk meminta keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Setelah shalat, prosesi dilanjutkan dengan persembahan banten kepada leluhur dan dewa yang ditempatkan di kuil. Kegiatan ini ditutup dengan makan bersama sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan. Dalam acara ini, seluruh anggota keluarga Pasek Gelgel berkesempatan untuk berbagi cerita dan pengalaman, memperkuat rasa persaudaraan.
Jeroan Candi Dadia Pasek Gelgel Angantaka (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Selain tradisi odalan di Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka, para pelayat juga memiliki tradisi untuk pergi ke Candi Punduk Dawa setiap enam bulan sekali. Tradisi ini dilakukan bertepatan dengan odalan di Pura Punduk Dawa. Kegiatan ini menunjukkan hubungan spiritual yang erat antara Candi Dadia Pasek Gelgel Angantaka dan Candi Punduk Dawa sebagai bagian dari jaringan candi Kawitan Pasek Gelgel.
Candi Punduk Dawa memiliki makna khusus dalam kehidupan spiritual keluarga Pasek Gelgel. Tempat ini diyakini sebagai pusat spiritual yang memperkuat hubungan dengan leluhur dan dewa-dewa yang dihormati. Oleh karena itu, pergi ke Candi Punduk Dawa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan religius pemilik candi. Melalui tradisi ini, umat beriman merasa lebih terhubung dengan nilai-nilai leluhur mereka dan ajaran agama yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Candi Dadia Pasek Gelgel Angantaka (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Tradisi dan kegiatan di Pura Dadia Pasek Gelgel Angantaka tidak hanya sekedar upacara keagamaan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian warisan budaya dan nilai-nilai luhur nenek moyang Pasek Gelgel. Melalui kegiatan ngayah dan odalan, generasi muda diajarkan untuk menghormati leluhur, menjaga tradisi, dan mempererat ikatan kekeluargaan di komunitas Pasek Gelgel.
Upaya untuk melestarikan tradisi ini juga mencakup pendidikan informal tentang makna simbolis dari setiap bagian upacara. Misalnya, generasi muda diajarkan tentang filosofi Banten, pentingnya penjor, dan makna doa. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan mereka memiliki rasa bangga dan tanggung jawab untuk melanjutkan tradisi leluhurnya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi media untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan, seperti kerjasama, keikhlasan, dan penghormatan terhadap budaya. Dengan melestarikan tradisi ini, Candi Dadia Pasek Gelgel Angantaka akan terus menjadi pusat spiritual dan simbol identitas bagi keluarga Pasek Gelgel di Angantaka. Upaya bersama seluruh pemilik candi diharapkan mampu menjaga kesakralan dan kelestarian tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun.