Pura Sumur Kembar : Penglukatan di Tengah Hutan Cekik

Melukat merupakan sarana pembersihan diri yang dilakukan dengan menggunakan media air dan dipercaya dapat membersihkan diri dari segala mala atau keburukan. Banyak tempat melukat yang ada di Bali. Namun, tidak semua tempat penglukatan diketahui banyak orang yang mana salah satunya ini berada di ujung barat pulau Bali.

Jun 16, 2024 - 00:51
Dec 26, 2023 - 23:33
Pura Sumur Kembar : Penglukatan di Tengah Hutan Cekik
Pura Sumur Kembar (Sumber Photo : Koleksi Penulis)

Terletak di tengah hutan cekik, tepatnya di Desa Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Pura Sumur Kembar ini jarang terdengar dan dikunjungi oleh masyarakat luas, karena jaraknya yang cukup jauh dari pusat kota. Meskipun terletak di tengah hutan, akses jalan menuju Pura ini masih cukup mudah dilewati. Dari jalan raya, perjalanan ke Pura hanya memerlukan waktu sekitar 2 menit dengan kendaraan bermotor. Dengan lebar jalan sekitar 3 meter, pemedek yang akan nangkil ke Pura ini masih dapat masuk menggunakan mobil.

Pura Sumur Kembar (Sumber Photo : Koleksi Penulis)

Pada Pura ini, terdapat dua sumur yang berdampingan, yang mana menjadi dasar penamaan Pura Sumur Kembar. Hingga saat ini tidak ada yang tahu sejak kapan dua sumur ini dibangun, namun diperkirakan sumur ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Pura Sumur Kembar masih sangat terjaga keasrian dan keindahannya. Udara yang sejuk, dipadu dengan keberadaannya yang dekat dengan pantai, memberikan pengalaman nyaman dan penuh ketenangan bagi para pengunjung. Meskipun demikian, bagi mereka yang baru pertama kali datang, mungkin merasa terkesan oleh aura mistisnya karena lokasinya yang terpencil di tengah hutan dan jauh dari keramaian

Pada awalnya, sebelum diubah menjadi Pura yang disakralkan, lokasi ini hanya terdapat dua sumur saja. Di sekitar area sumur kembar ini, awalnya terdapat pemukiman penduduk. Kesulitan penduduk dalam mendapatkan air pada masa tersebut mendorong pembangunan dua sumur sebagai sumber air utama. Warga setempat mengandalkan air dari sumur ini untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, mandi, dan juga untuk keperluan ternak mereka. Selain itu, adanya dua sumur ini juga dirancang untuk memisahkan tempat permandian antara pria dan wanita, dengan satu sumur ditujukan bagi pria dan satunya lagi bagi wanita.

Pura Sumur Kembar (Sumber Photo : Koleksi Penulis)

Di kawasan Pura ini, terdapat makam dengan dua jenis, yaitu untuk umat Muslim dan umat Hindu. Makam ini berasal dari penduduk setempat yang dahulu pernah menetap di sekitar wilayah ini. Namun saat ini, makam tersebut sudah tertutup oleh semak belukar karena sudah sejak lama tidak dipergunakan lagi oleh masyarakat.

Saat ini, Pura Sumur Kembar sudah sangat terjaga bangunan dan kebersihannya. Seperti Pura pada umumnya, di Pura Sumur Kembar ini juga terdapat banyak pelinggih yang mana setiap pelinggih memiliki tujuan pemujaannya masing-masing. Pada tempat penglukatannya terdapat pelinggih yang mana pemujaannya ditujukan kepada Kakung Putri. Tidak hanya itu, terdapat juga Pelinggih Ratu Dalem Gede Sabda Palon, Ibu Ratu Sapu Jagat, Bunda Ratu, Ratu Ayu Roro Wilis, Ki Sentanu, dan Pelinggih Prajapati.

Pura Sumur Kembar (Sumber Photo : Koleksi Penulis)

Penglukatan di Pura Sumur Kembar ini menggunakan media air yang mana sumbernya langsung dari sumur kembar tersebut. Adapun yang perlu dipersiapkan jika ingin melakukan penglukatan di Pura ini yakni dengan menyiapkan Kembang Telon yang mana terdiri dari bunga cempaka putih, kenanga, mawar merah, teratai putih dan biru, serta bungkak gadang atau kelapa hijau. Untuk bungkak gadang diperuntukkan untuk satu orang dari tiap pemedek.

Melukat di Pura Sumur Kembar ini juga terbilang cukup unik. Awalnya kita melakukan matur piuning atau memohon ijin akan melakukan penglukatan terlebih dahulu di pantai. Selanjutnya melakukan penaburan bunga di pantai dan membersihkan diri dengan air pantai. Setelah seluruh badan bersih, maka selanjutnya akan melakukan pembersihan diri dengan air pancoran yang bersumber dari sumur kembar ini. Untuk pemedek wanita dapat menggunakan sumur di sebelah selatan dan pemedek pria menggunakan sumur di sebelah utara.

Apabila semua tahap tersebut telah dilakukan maka pembersihan diri akan dilanjutkan dengan menyiramkan air sumur yang telah dicampur dengan kembang telon. Siraman air ini diusapkan ke kepala, wajah, dikumur, lalu terakhir diminum.

Setelah melakukan penglukatan, maka dapat melanjutkan sembahyang ke pelinggih yang ada di Pura Sumur Kembar ini. Pengunjung yang melakukan penglukatan disini dapat memohon pembersihan diri, pikiran, hati, keselamatan, serta hal-hal baik yang diinginkan selama menjalani kehidupan. Beberapa pengunjung yang melukat ke Pura Sumur Kembar ini juga memohon jodoh, kelancaran rejeki, hingga kemakmuran dalam hidup.

Bagi pemedek yang ingin melukat ke pura Sumur Kembar ini tidak perlu ragu dan bingung karena pengempon dari Pura Sumur Kembar ini selalu ada disana. Beliau selalu siap mendampingi pemedek yang nangkil kesana. Bagi pemedek yang ingin melukat juga harus meminta ijin terlebih dahulu ke beliau maksud dan tujuan kita datang ke Pura ini. Apabila kita memiliki tujuan yang baik maka akan diijinkan namun apabila memilki niat buruk seperti ingin mencari pesugihan dan lainnya maka beliau tidak akan mengijinkan untuk memasuki area Sumur Kembar ini.

Menurut pengempon Pura Sumur Kembar, beberapa pemedek yang pernah nangkil kesini mengatakan jika mereka mendapatkan ketenangan selama berada di Pura ini. Beliau juga membenarkan hal tersebut. Semakin lama kita berdiam di Pura ini maka akan semakin banyak aura positif yang akan kita dapatkan.

Pura Sumur Kembar memiliki keterikatan dengan Petilesan Embah Temon, atau sering disebut sebagai Penembahan Senopati Sunan Kanjeng Mataram. Bagi pemedek yang berkeinginan mengunjungi Petilesan Embah Temon, diwajibkan untuk membersihkan diri di Pura Sumur Kembar terlebih dahulu.

Embah Temon merupakan seorang sesepuh di Melaya yang pernah melakukan semedi di Hutan Cekik sekitar tahun 1954. Ketika melakukan semedi, Embah Temon menemukan Sumur Kembar yang kemudian dijadikan sebagai sumber mata air bagi masyarakat setempat pada masa itu.

Sumur Kembar, yang kini telah dirawat dan dibangun menjadi Pura dengan nama Pura Sumur Kembar, berfungsi sebagai tempat penglukatan atau pembersihan jasmani dan rohani bagi umat Hindu. Pura Sumur Kembar menjadi tempat suci di mana setiap pengunjung diharapkan mengikuti peraturan yang berlaku dan tidak boleh berlaku sembarangan.

Dalam ajaran agama Hindu, melukat tidak hanya berarti membersihkan diri secara fisik, melainkan juga membersihkan diri secara lahir dan batin. Tujuannya adalah untuk membersihkan hal-hal negatif yang ada dalam diri dan membuka aura diri. Bukan hanya umat Hindu saja yang diperbolehkan berkunjung dan melukad di Pura Sumur Kembar ini, melainkan juga banyak umat dari berbagai agama yang datang untuk memohon berkat.