Pura Tamba Waras: Tempat Suci Penyembuhan di Bali
Bali, sebuah pulau yang dikenal dengan keindahan alam dan warisan budayanya yang kaya, adalah rumah bagi sejumlah pura yang mengagumkan. Salah satu dari mereka adalah Pura Tamba waras, sebuah pura yang terletak di kabupaten Tabanan. Pura ini menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam, sekaligus memikat pengunjung dengan kecantikan alam sekitarnya.
Pura Luhur Tamba Waras merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat yang berlokasi di Tabanan. Pura yang secara geografis berada pada lereng Gunung Batukaru, tepatnya berada di sebelah selatan Gunung Batukaru, yaitu di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Pura ini terletak satu garis dengan Pura Batukaru dan berdekatan pula dengan Pura Muncak Sari. Untuk sampai ke Pura ini memerlukan waktu kurang lebih 35 menit dari pusat kota Tabanan dengan jarak tempuh sekitar 21Km. Pura yang berada di tengah hutan ini memberikan suasana yang tenang dan harmonis sehingga lebih konsentrasi untuk melakukan persembahyangan dan cocok untuk tempat meditasi.
Adapun sejarah berdirinya pura ini yakni pada zaman kerajaan terdahulu salah seorang Raja Tabanan, yakni Cokorda Tabanan mengalami sakit keras dan lama tidak mendapat obat. Suatu ketika, di perintahkan lah utusan patih untuk mencarikan obat sesuai dengan petunjuk gaib yang diterima. Dimana petunjuk tersebut yakni berupa kepulan asap yang berasal dari tanah hingga menembus langit. Setelah sekian lama berjalan di dalam hutan Batukaru, tiba-tiba utusan tersebut melihat asap yang mengepul dari sebuah kelapa di tanah, di dalam rumpun bambu. Setelah memohon di tempat tersebut, didapatkanlah obat, yang dimana obat tersebut kemudian dihaturkan kepada sang raja. Secara perlahan akhirnya sang raja pun sembuh kembali. Sebagai penghormatan dan pemuliaan, di tempat itu dibangunlah tempat pemujaan yang dinamakan Tamba Waras yang kini menjadi Pura Tamba Waras.
Kata Tamba Waras berasal dari kata tamba + waras, dimana tamba memiliki arti obat, sedangkan waras artinya normal kembali atau sehat. Pura ini bermakna pemujaan Tuhan(Ida Sang Hyang Widhi) dalam fungsinya sebagai penyedia obat untuk alam semesta atau dalam agama hindu sering disebut dengan Bhuwana Agung.
Adapun tempat-tempat suci yang ada pada pura Tamba Waras ini dimana pada area luar pura sebelum memasuki pura terdapat area suci yang dimana disebut dengan Sapta Gangga yang merupakan mata air suci yang digunakan untuk membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik atau yang orang bali sering menyebutnya dengan melukat. Pada tempat suci Sapta Gangga ini berupa pancoran air yang berjumlah tujuh yang memiliki fungsinya masing-masing.
Pura Tamba Waras ini terbagi menjadi tiga bagian pura, yaitu nista mandala (pura bagian luar), madya mandala (pura bagian tengah) dan utama mandala atau yang orang bali sering disebut dengan jeroan (bagian utama pura). Pada bagian nista mandala terdapat tiga sumber mata air suci atau yang disebut dengan Beji. Pada beji yang pertama yaitu Beji Kangin yang berada di sebelah timur pura, yang dimana untuk sampai ke Beji Kangin, anda harus menuruni ratusan anak tangga yang lumayan miring dan melelahkan. Selanjutnya terdapat Beji Pingit dan Beji Kauh yang berdua saling berdekatan di sisi sebelah barat dari pura. Untuk sampai ke area beji anda juga harus menuruni anak tangga yang tidak terlalu banyak karena jalannya yang datar dan tidak terlalu menurun. Pada beji ini terdapat tiga pancoran atau sumber mata air suci untuk melakukan pengikatan atau pembersihan. Selanjutnya masuk ke dalam area madya mandala atau bagian tengah pura, yang dimana pada area madya mandala terdapat bagunan suci bale gong. Pada bagian utama pura atau yang disebut utama mandala merupakan bangunan suci utama dari pura yang merupakan pusat dari Pura Luhur Tamba Waras ini. Pada utama mandala terdapat satu bangunan suci utama dari Pura Tamba Waras dan beberapa bangunan suci pelengkap lainnya.
Pelinggih Utama Pura Tamba Waras (Sumber : Koleksi Penulis)
Pujawali atau piodalan di Pura Tamba Waras berdasarkan kalender Bali yaitu jatuh pada Buda Umanis wuku Prangbakat, yang biasanya diawali dengan melakukan pembersihan sarana dan prasarana yang ada di pura (Upakara) ke sumber air suci atau ke laut. Biasanya pada pujawali di sana banyak masyarakat dari seluruh wilayah di Bali memohon tamba atau obat untuk memperoleh kesembuhan. Dimana tamba itu berupa dua minyak, yaitu minyak yang digunakan untuk oles pada tubuh dan minyak untuk di minum atau di konsumsi.
Jika anda ingin mengunjungi Pura Tamba Waras untuk bersembahyang ataupun pembersihan (Melukat) bisa dilakukan pada hari hari suci seperti Purnama atau Tilem, akan tetapi bisa juga pada hari hari bisa karena setiap hari tetap ada jero mangku yang melakukan piket dan berada di pura. Untuk sarana yang dipersiapkan jika ingin melukat atau sembahyang ke Pura Tamba Waras, yaitu berupa pejati dan canang untuk di haturkan.